Artikelku untuk WarungSaTeKamu : SEKALIPUN AKU TULI, TETAPI TUHAN TIDAKLAH TULI
Hai Readers,
I am back after 2 months no writing..
Inilah artikel yang kutulis untuk WarungSaTeKamu yang pertama pada tanggal 10 Juli 2017 (3 bulan yang lalu), saya mengambil tulisan tersebut untuk dipost ke blog pribadiku sebagai kenangan buat diri sendiri dan juga buat pembaca. :)
Dan inilah tulisanku, silakan dibaca. :D
=============================================================
Pernahkah kalian bergumul karena kekurangan fisik
yang kalian alami? Aku pernah mendapatkan perlakuan tidak baik, merasa
dikucilkan, bahkan juga mengalami diskriminasi karena sebuah cacat fisik yang
kualami sejak lahir. Hidup dengan keadaan disabilitas sejatinya tidaklah mudah
buatku, namun karena penyertaan Tuhan sajalah aku bisa melewati hari-hariku.
Ketika aku masih berada dalam kandungan, virus
menginfeksi janin dalam rahim ibuku. Virus itu kemudian menyerang indra
pendengaran dan penglihatanku. Ketika janin itu genap berusia sembilan bulan,
maka terlahirlah aku ke dunia dalam keadaan tuli dan mata yang juling. Ketika
aku beranjak dewasa aku sempat bertanya-tanya mengapa Tuhan mengizinkan aku
mengalami cacat fisik seperti ini? Bahkan, aku pernah menyalahkan Tuhan karena
aku terlahir dalam keadaan cacat.
Di kala aku bertanya-tanya tentang apa maksud
Tuhan dari cacat ini, aku menemukan sebuah video kesaksian yang diunggah di
YouTube. Video itu diberi judul “Tuhan tidak tuli” dan bercerita tentang
kesaksian dari Yahya Tioso, seorang penyandang tunarungu sejak lahir yang kini
telah bekerja sebagai desainer. Yahya tidak menyerah sekalipun karena cacat
fisiknya dia sempat tidak memiliki teman dan merasa dikucilkan. Di video itu,
dia juga menyebutkan sebuah ayat yang diambil dari Yohanes 9:3, ketika
murid-murid bertanya kepada Yesus mengapa ada seorang yang dilahirkan buta.
Yesus menjawabnya demikian, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi
karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Apa yang baru
saja kusaksikan itu menyadarkanku bahwa aku tidak sendiri. Ada orang-orang lain
di luar sana yang juga memiliki disabilitas tetapi bisa memuliakan Tuhan lewat
kehidupan mereka.
Sejak masih kanak-kanak di sekolah Minggu dahulu,
aku bercita-cita ingin menjadi saluran berkat buat orang lain lewat pelayanan.
Aku melihat teman-teman di kelasku bisa menyanyi, menari, dan tampil di
panggung di hadapan banyak orang. Aku ingin bisa seperti mereka, tetapi karena
disabilitasku, aku tidak bisa melakukan seperti yang mereka lakukan. Ketika
teman-temanku yang lain bernyanyi riang bersama-sama, aku hanya sekadar
mengikuti irama mereka menyanyi. Kadang juga aku terdiam sambil menghayati
lagu, atau bertepuk tangan.
Kerinduanku untuk melayani itu dijawab Tuhan. Dia
memberiku sebuah kesempatan untuk mulai melayani-Nya. Karena aku tidak bisa
bernyanyi, aku diberi kesempatan untuk menjadi seorang pembawa kantong
persembahan. Aku bersukacita atas pelayanan sederhana yang bisa kulakukan saat
itu. Seiring waktu beranjak, harapan dan semangatku untuk melayani tidak pudar
hingga aku masuk ke komisi remaja.
Di masa remaja ini aku berharap bisa berbaur
dengan teman-teman baru. Akan tetapi, harapanku untuk bisa berbaur dengan
teman-teman itu tidak mudah. Banyak dari mereka tidak memahamiku sehingga aku
merasa dikucilkan. Lama-kelamaan aku mulai undur diri dan jarang hadir dalam
pelayanan di komisi remaja gerejaku.
Aku berdoa kepada Tuhan dan menceritakan segala
keluh kesahku kepada-Nya. Tuhan tidak tertidur, Dia mendengar isi doaku. Tak
lama kemudian, salah seorang teman senior di komisi remaja bertemu dan bertanya
mengapa aku sudah jarang terlihat hadir. Aku bingung mau menjawab apa, akhirnya
malah ibuku yang menjelaskan masalahku kepadanya. Setelah pertemuan itu, dia
mengajakku untuk kembali bergabung dan melayani Tuhan bersama-sama di komisi
remaja.
Kadang-kadang, setiap minggunya, aku diberi tugas
pelayanan sebagai penerima tamu dan pembawa kantong persembahan. Aku tidak
pernah menolak saat selalu diberi tugas yang sama. Tugas pelayanan inilah yang
selalu aku lakukan dari sejak kanak-kanak di sekolah Minggu, remaja, hingga
sekarang di komisi pemuda. Lalu, aku juga amat bersyukur karena Tuhan boleh
mempercayakan tugas pelayanan lainnya kepadaku. Setelah beberapa kali diberi
kesempatan menjadi panitia untuk suatu acara, aku pernah masuk kepengurusan
komisi pemuda dan melayani di divisi marketing and communication selama dua
tahun.
Akan tetapi, perjalanan pelayananku tidak
sepenuhnya mulus. Tidak semua teman-temanku menerimaku apa adanya. Kadang, ada
pula yang memandangku sebelah mata karena disabilitasku. Ada yang memandangku
penuh keraguan, menganggapku tidak bisa melakukan apa-apa karena aku tuli.
Di tahun ini aku tidak diberikan lagi kesempatan
untuk melayani sebagai pengurus di komisi pemuda setelah masa kepengurusan dua
tahun selesai. Sejujurnya aku merasa sedih dan merasa Tuhan seolah tidak adil
karena aku adalah seorang penyandang tunarungu, sedangkan orang lain bisa
melayani-Nya dengan mudah sesuai dengan talenta masing-masing. Tapi, kemudian
aku ingat sebuah ayat yang mengatakan bahwa rencana Tuhan tidak pernah salah,
seperti tertulis demikian, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala
sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal” (Ayub 42:2).
Alih-alih menjadi kecewa dan terpuruk, aku
mencoba untuk menggali potensi diriku dan menggunakannya untuk melayani Tuhan.
Pahit manis kehidupan pelayananku, kehidupan sekolah hingga kuliahku, semuanya
aku coba tuangkan dalam untaian kata. Aku menulis cerita-cerita dari pengalaman
hidupku, mempublikasikannya di blog pribadiku, juga mengirimkannya ke beberapa
situs rohani Kristen. Aku berharap bahwa kisah hidupku bisa menjadi kekuatan
untuk orang lain yang membacanya.
Aku tahu, bukan aku saja yang memiliki pergumulan
hidup. Tapi, hendaknya semangat kita tidak padam. Tuhan tidak tuli atapun juga
tertidur. Dia selalu mendengar setiap doaku, entah itu yang kubisikkan ataupun
hanya terlintas di hati. Dia memelukku setiap kali aku merasa lemah dan tak
berdaya. Dia memberiku kekuatan untuk melewati setiap hari.
Untuk menutup kesaksian ini, aku berharap apabila
kamu memiliki teman-teman penyandang disabilitas yang punya kerinduan untuk
melayani dan berkarya, berilah kesempatan kepada mereka untuk melakukannya.
Lalu, untuk teman-teman penyandang disabilitas, jangan pernah putus asa, tetap
semangat melayani Tuhan dalam keadaan apapun. Tuhan memiliki rencana yang baik
atas hidup setiap kita. Soli Deo Gloria.
=============================================================
So, This is my first article for WarungSaTeKamu web. Just wait for next article from me ya.
Thank you and God Bless you :)
0 comments :
Posting Komentar