Juni 2021

Rabu, 09 Juni 2021

MENDAUR ULANG MASA LALU


Halo!

Kembali lagi ngeblog setelah setahun tidak menulis. Ada banyak yang pengen saya sharing ke kalian semua yang akan baca. 

Kini saya mau sharing tentang “MENDAUR ULANG MASA LALU” dari khotbah yang didapat di salah satu channel Youtube. Ada beberapa yang sudah saya nonton dari Youtube, pengen saya sharing tulisan tapi belum ada waktu. Suatu saat saya akan sharing di blog ini sebagai kenangan.

Sahabat pasti sudah tahu, kan..? Walaupun pandemi di Indonesia masih belum berakhir, banyak orang di sini sudah lama beribadah online dan ada pula beberapa gereja yang sudah mengadakan ibadah onsite. Hidup adalah perjuangan…yang harus kita lalui di tengah pandemi.

Nah, saya mau membahas sharing tentang Mendaur Ulang Masa Lalu berdasarkan dari kisah tokoh Alkitab Yakub dan anaknya, Yusuf, yang di mana kisah Yusuf ini dijual sebagai budak dan dibeli oleh seorang pegawai Istana Firaun, Potifar, hingga akhirnya dia diangkat sebagai Perdana Menteri. (Kejadian 39 - 45)

Kejadian 39 : 2 berbunyi:

Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.” 

-------

Genesis 39 : 2 (MSG) :

As it turned out, GOD was with Joseph and things went very well with him. He ended up living in the home of his Egyptian master.

Dari ayat di atas ada satu hal yang kita pelajari adalah tentang PENYERTAAN TUHAN dalam kehidupan Yusuf walaupun kondisi yang dihadapinya tidak mudah dan tidak menyenangkan.

“Jangan samakan penyertaan Tuhan dengan suasana hati yang baik atau kondisi hidup yang menyenangkan.”

Kita sebagai anak Tuhan, percaya kondisi hati Yusuf pada waktu itu tidak dalam kondisi yang baik. Dia mengalami terluka secara emosional setelah mendapat perlakuan yang tidak baik oleh saudara- saudaranya, dijual sebagai budak, kemudian merasa sendiri karena terpisah dari orangtuanya.

Namun apa?

Yap, TUHAN tetap menyertai Yusuf. Sama halnya kita juga. Mungkin kalian Sahabat pernah mendapat perlakuan buruk oleh keluarga atau saudara atau teman, bahkan sama senior atau mungkin sama leader atau siapa, tidak ada seorang pun yang membela atau menghibur kecuali hanya TUHAN yang bisa menolong Sahabat.

------------

Saya sendiri pernah seperti dialami di dalam kisah Yusuf oleh saudara- saudaranya. Saya cerita singkat saja di sini. Dulu sewaktu saya dipindahkan ke sekolah umum dari sekolah khusus. Pernah mendapat perlakuan buruk oleh beberapa teman Dengar tapi tidak sampai sering karena saya percaya mereka hanya iseng. Tapi, makin lama makin buruk cara mereka memperlakukannya terhadapku. Bullying secara fisik karena keterbatasanku. Padahal saya tidak punya salah apa- apa sama mereka. Akhirnya saya memilih untuk diam, meneruskan belajar sampai lulus. Dan waktu itu saya pernah merasa trauma beberapa kali, bahkan waktu di SMA. Saya tetap berbuat kebaikan ke mereka.

Bersyukur karena Tuhan masih menyertai saya lewat bimbingan belajar dan juga sedikit bantuan dari beberapa teman baik, sehingga saya langsung lupa sama rasa trauma karena kejadian tersebut. Meskipun mereka tetap memperlakukannya sama kepada saya, bagian saya tetap memaafkan mereka.

------------

Bukan cuma saya, teman- teman Tuli dan teman Disabilitas juga pernah mendapat perlakuan buruk dari orang- orang sekitarnya. Seperti pernah Sahabat lihat atau baca di media sosial atau pada berita di Televisi. Cara yang sudah mereka lakukan dan perjuangkan lewat kisah kebaikan Yusuf. Tuhan terus menyertainya.

Terus ada beberapa poin yang didapat dari belajar dari kehidupan Yusuf:

1.        Jangan melakukan kebodohan untuk berbuat dosa

è  Lebih baik kehilangan segalanya, tetapi Anda TIDAK KEHILANGAN Tuhan

2.        Belas Kasihan lebih penting di hadapan Tuhan

è  Jadilah pribadi yang LEBIH PEDULI dan MENGASIHI orang lain.

3.        Pemulihan adalah hal yang penting bagi Tuhan.

è  Tuhan tidak menikmati penderitaan kita, tetapi Tuhan SENANG dengan perkembangan kita.

4.        Pemulihan hati melibatkan pemulihan masa lalu

è  PERCAYAKAN apa yang Anda alami ke dalam tangan Tuhan. IZINKAN Tuhan mendaur ulang kejadian masa lalu Anda dan memulihkan Anda.

5.        Pengampunan tidak mengurangi keadilan.

è  Ketika Anda memilih untuk MENGAMPUNI, Anda sedang MENYERAHKAN keadilan itu kepada Tuhan.

 

Poin – poin di atas, poin yang mana yang menjadi pergumulan Sahabat?

Kalau Sahabat memilih semuanya, semoga Sahabat bisa merenungkan dan bagaimana mendaur ulang masa lalu lewat kisah Yusuf di Kejadian 39 – 45. Kalau saya sendiri hanya memilih beberapa poin, saya tetep renungkan dan perbaiki. Kalau Sahabat hanya pilih satu – dua poin saja, mungkin bisa masuk ke masa memperbaiki atau introspeksi diri.

See, setiap manusia terlahir di dunia ini tidak ada yang sempurna. Tidak ada manusia yang hidupnya benar. Bahkan hidup mulus bangeeett… Pasti ada masalah yang harus dihadapi di kehidupan ini.

Seperti pada kisah tokoh Alkitab Yusuf atau siapa lagi yang mungkin Sahabat kenal. Kisah yang penuh lika- liku dialami oleh Yusuf oleh saudara- saudaranya, sebelum dia mulai menunjukkan kebaikannya dan mau mengampuni perbuatan saudara- saudaranya yang membencinya. Dia memilih tetap kehilangan segalanya tapi tidak meninggalkan Tuhan, menunjukkan rasa peduli dan belas kashan dengan menolong walaupun dirinya dilupakan. Cara yang telah dilakukan Yusuf di masa - masa seperti ini, Tuhan menyertainya sampai akhirnya dia diangkat menjadi Perdana Menteri di Istana Firaun.

Nah..

Mungkin Sahabat punya pergumulan tentang masa lalu yang sulit dilupakan.

Mungkin Sahabat pernah menyinggung perasaan atau menyakiti teman entah keluarga entah sama pasangan.

Mungkin Sahabat pernah membenci mereka karena satu hal.

Mungkinkah … ?

Namun balik lagi, apakah Sahabat ada yang memilih tetap mengingatnya atau melupakannya. Ini keputusan di tangan Sahabat. Kalau Sahabat masih terjebak di masa lalu, memilih untuk menghindari orang lain atau membencinya, mungkin bisa jadi pertanda sahabat belum dewasa untuk menerima kenyataan atas kesalahan yang dibuat orang lain terhadap Sahabat. Saya tidak mau menyebut siapa, saya hanya mengingat atau memberi saran atau masukan bagi yang membaca agar memahami apa yang sudah Sahabat alami selama ini.

Saya juga pernah melakukan kesalahan kepada seorang teman atau bahkan pernah ke beberapa teman sampai dibuat benci atau tidak nyaman. Saya memilih untuk tidak meninggalkan Tuhan, tetap peduli dan tulus, melakukan pemulihan dan melakukan pertobatan kepada Tuhan. Tuhan tetap menyertai saya, Tuhan tahu apa yang menjadi pergumulan saya. Sesuai poin- poin di atas, saya terus mengingatnya. Jangankan saya, kita semua juga harus mengingatnya agar tidak menyesal di kemudian hari karena kesalahan- kesalahan yang terjadi.

Bahkan juga saya pernah mendapat perlakuan tidak baik oleh orang- orang di sekitar bahkan teman- teman sekolah atau kuliah. Saya berusaha untuk tidak membalas perlakuan mereka, tetap menunjukkan kebaikan kepada mereka. Everything needs process for them buat bisa berbaikan kembali lewat pemulihan dan pengampunan. Meski ini satu- satunya bagian tersulit, Sahabat pasti bisa melakukannya juga kepada orang lain.

Dan, kita juga mengingat salah satu kata- kata bijak yang pernah kita baca di postingan Ps. Philip Mantofa :

“Lebih baik belajar dari kesalahan orang lain daripada belajar dengan cara yang keras dari kesalahan sendiri. Perhatikanlah apa yang terjadi di sekelilingmu dan terimalah nasihat, jangan tunggu sakit baru sadar."

Sebuah kalimat pengingat untuk kita semua. Terutama Sahabat yang punya masalah dalam hubungan pertemanan (misalnya menghadapi teman yang toxic atau posesif, atau sikap apalah), hubungan sama pasangan, keluarga, bahkan sama teman kantor Sahabat. Kita bisa belajar bagaimana cara menghadapi, memperbaiki (introspeksi diri) dan melupakan masa lalu (move on) sebelum akhirnya kita bisa berdamai dengan teman, keluarga, atau sama pasangan (mungkin iya atau tidak) bahkan sama orang- orang di lingkungan sekitar kita lewat kisah dari kebaikan Yusuf.

Balik lagi ke tentang belajar dari kisah Yusuf yah, mungkin poin – poin tersebut tidak mudah dilakukan. Kita pasti bisa melakukannya dimulai dari sekarang. Jangan tunggu kapan….

Berhenti berbuat dosa -> tunjukkan rasa peduli -> pemulihan di dalam Tuhan -> mendaur ulang masa lalu -> melakukan pengampunan

Kolose 3 ayat 13

“Tabahlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila seseorang melalui terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu kamu juga perbuatlah demikian.”

Yap! Bagian tersulit adalah mengampuni kesalahan orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain. Walau misalkan A sudah minta maaf sama orang lain, tetapi reaksi orang lain tetap gimana ya, masih marah atau harus pikir- pikir. Hanya kita yang bisa menyerahkan semua kesalahan kepada Tuhan, maka Tuhan yang mengerjakan semua untuk Sahabat. Bagian kita tetap memperbaikinya dan melupakan kesalahan yang terjadi. Karena memperbaiki kesalahan adalah sebuah kasih karunia yang Tuhan beri kepada kita sehingga kita bisa melupakan masa lalu.

Jangan sampai kita terjebak dalam kesalahan atau rasa bersalah terus – menerus hingga kita tidak ada di dalam kehidupan ini, terus minta pemulihan dan pengampunan kepada Tuhan. Tuhan yang memulihkan kita. Tentunya memulihkan Sahabat. Seperti Yusuf memaafkan saudara- saudaranya.

---- End of my Stories ----

Terima kasih sudah membaca sharing dari saya. Semoga apa yang saya bagikan bermanfaat untuk kalian semua. Tuhan Yesus memberkati.