PELAYANANKU : INILAH SAATNYA...PETUALANGAN PELAYANAN KITA DIMULAI - Part 2

Minggu, 05 Februari 2017

PELAYANANKU : INILAH SAATNYA...PETUALANGAN PELAYANAN KITA DIMULAI - Part 2



[Continued from Part 1]

SAAT MENDAPAT PANGGILAN UNTUK MASUK KEPENGURUSAN PERIODE 2015 - 2017 


Memasuki tahun 2015…

Semua kegiatan di Pemuda tetap berjalan seperti biasa setelah kebaktian Natal Pemuda. Tiba- tiba saya jadi semakin semangat dalam melayani untuk awal tahun 2015, termasuk tugas membuat Semut salah satunya. Walaupun saya tahu bahwa suasana di Pemuda menjadi berbeda dibanding tahun sebelumnya, tetapi semua tetap berjalan seperti biasanya.

Pada minggu kedua di bulan Januari 2015, saat kebaktian Pemuda selesai dilanjutkan dengan bersalaman ‘Happy Sunday’ atau ‘Selamat Hari Minggu’ yang tidak boleh dilupakan, lalu saya mengobrol dengan beberapa teman, salah satunya
kak Dyah, membahas tentang masalah Semut. Saya tidak menyadari tiba- tiba saya mendapat sebuah undangan yang dibagikan oleh salah satu Pengurus Pemuda 2013 (cewek, yang tidak mau disebut namanya). Bagaikan mendapat durian runtuh yang saya dapatkan dari dia. Saya mengira ini undangan pernikahan, ternyata undangan pra-raker pembinaan calon kepengurusan Pemuda. ‘Ty, ini buat kamu ya. Jangan lupa datang ya.’ Dengan terburu- burunya dia membagikan undangan ke teman- teman yang lain setelah saya. ‘Okay, terima kasih ya kak.’ Saya jadi semakin tertegun saat membaca undangan tersebut di depan Kak Dyah yang lagi sibuk bersalaman dengan teman lainnya. Saya merasa diriku sedang mimpi tetapi kenyataannya tidak. Saya langsung bersalaman dengan Kak Dyah setelah habis ngobrol dan berpelukan sebentar. ‘Happy Sunday ya. Terima kasih ya kak... Bla…bla…bla…’ Saya dalam hati merasa bersyukur sekali karena Tuhan ternyata mendengar percakapan saya dan beberapa teman Pemuda mengenai itu bahkan saya tidak menyangka jika saya mendapatkannya. Setelah berpamitan dengan dia, saya mencari gerangan beberapa teman Pemuda yang mendapat undangan yang sama seperti saya, salah satunya Pengurus Pemuda 2013 – 2015 yang lainnya (cowok, yang tidak mau disebut namanya), yang kebetulan mau bersalaman dengan saya dan saya ngobrol sebentar dengan dia sebelum pulang.

* * * * *

Dua minggu kemudian sebelum hari H berdasarkan undangan pra-raker yang telah dibagikan pada waktu itu, saya berpikir dan membuat keputusan bisa ikut atau tidak karena saya baru ingat bahwa hari itu, saya ada kuis salah satu matakuliah yang tidak bisa ditinggalkan. Sebelum tidur saat selesai pada aktivitasnya saya berdoa dan meminta keputusan tentang itu, dalam hati saya berpikir, ‘Gimana jika saya tidak ikut kuis karena ikut pra-raker itu, apakah ada kemungkinan saya bisa ikut kuis susulan atau tidak, atau saya tidak akan dapat nilai jika tidak ikut kuis. itu...? Terus…. Gimana jika saya ikut kuis itu dan tidak ikut pra-raker, saya tidak akan dapat info apa- apa dari pra-raker di sana…?’ Perasaan dilema pun muncul karena mengingat masalah itu, saya juga berharap kuisnya dibatalkan di hari itu sehingga saya bisa ikut retret itu, tetapi apalah dayaku dan saya memilih tidak ikut retret pada hari itu. Tidak lama kemudian saya langsung meminta izin ke salah satu calon pengurus yang ikut pra-raker itu lewat chat.

Beberapa hari kemudian dan pada malam harinya, saya berdoa setelah selesai saat teduh dan istirahat sejenak dari aktivitasnya. Tiba- tiba saya merasa suara Tuhan memanggil saya, hal itu membuat saya jadi takut gara- gara keinget saya tidak ikut pra-raker waktu itu. ‘Sayang.. Tuhan mengerti kamu tidak bisa ikut karena itu, Tuhan mau bertanya apakah kamu sudah mendapat informasi tentang itu. Tuhan ingin kamu ambil bagian dalam jabatan sebagai W****….. Tetapi, karena kamu tidak datang waktu itu, Ty. Dan semoga sukses ya untuk pelayanan dua tahun ke depannya ya. Tuhan yakin kamu pasti bisa melaluinya.’ Mendengar Tuhan berbisik di telinga saya saat saya berdoa, saya tetap menyimak-Nya meskipun bingung harus menjawab apa karena saya lupa bertanya ke salah satu teman mengenai itu. ‘Iya, Tuhan. Maafin saya. Saya tidak bisa datang padahal saya sudah izin kok sama calan pengurus Pemuda, saya benar- benar bisa ikut kemungkinan saya bisa dipilih untuk itu. Iya, terima kasih ya Tuhan, saya akan melakukan apa yang terbaik.’ Setelah doa saya yang lumayan lama itu akhirnya selesai dan ditutup dengan ‘Amen’, saya membuka mata kembali dan saya langsung lemas. Saya jadi heran dan sedikit bingung, ‘Kenapa Tuhan baru memberitahu sekarang saat acaranya sudah lewat?’  Tetapi, saya masih tidak tahu hasil pra-rakernya bagaimana dan sudah final atau belum karena saya belum bertanya ke teman saya yang ikut pra-raker kemarin. Tidak lama kemudian, saya langsung tidur tanpa memikirkan apapun.

Pada esok harinya…

Saya sengaja nge-chat ke salah satu teman calon Pengurus (yang tidak mau disebut namanya) yang ikut pra-raker kemarin dan menanyakan kabarnya kemarin bagaimana. Obrolan yang cukup lama dan panjang sambil menyimak apa yang dia jelaskan tentang pra-raker kemarin, katanya saya masuk tim Marcom, lalu yang dipilih sebagai calon pengurus Pemuda banyak dibanding tahun sebelumnya dan bla…bla... Saya nyimak dan nyimak apa yang dia telah jelaskan di chatnya. Saya bertanya tentang susunan organisasinya, katanya dia sendiri jadi ketua lalu susunannya masih belum final karena wakil saja belum ada, bla…bla…bla... Saya jadi tertegun saat dia menjawab satu kata yaitu ‘wakil’, saya keingat pernah mendapat bisikan dari Tuhan dalam doa beberapa hari yang lalu. Saya kepikiran ingin bertanya dengan menawarkan diri, tetapi saya tidak berani memberitahukan hal itu termasuk tentang bisikan tersebut. Saya langsung terdiam dan tidak tahu mau nge-chat apa lagi setelah membalasnya, ‘Wah bagus dong kalau yang ikut kepengurusan banyak. Semoga makin kompak ya untuk dua tahun ke depannya ya. Amen.’ Saya langsung senang mendengar kabarnya dan berdoa supaya perjalanan kepengurusan Pemuda 2015 selama dua tahun ke depan lancar jaya dan sukses.

Sebulan kemudian, belum ada kabar apa- apa tentang calon kepengurusan tersebut sejak pra-raker selesai bulan kemarin, bahkan belum ada kabar panggilan dari teman- teman Pemuda untuk datang rapat atau gimana, hanya saja ada ajakan untuk datang ke acara YF spesial Valentine dan kebaktian Pemuda biasa. Sambil merenung, saya berpikir dan sedikit menyesal karena tidak ikut pra-raker itu tetapi bingung mau bagaimana lagi dan sudah tidak bisa diulang lagi. Saya masih belum tahu kelanjutannya bagaimana bahkan belum ada kabar tentang rapat lagi, kabar baru di buku warta jemaat mingguan, kecuali hanya pengumuman tentang kebaktian Rabu Abu, kebaktian umum lainnya, termasuk kebaktian mingguan paskah terus pengumuman apalagi. Saya selalu mantengin buku warta jemaat yang biasa dibawakan oleh papaku setelah dia pulang dari latihan nyanyi. Tidak lama kemudian, saya bertanya lagi ke temannya yang sama seperti kemarin di chat mengenai masalah tersebut. Saya bertanya lagi tentang susunan organisasi kepengurusannya sudah final atau belum karena masih penasaran, meskipun saya masih bisa diajak bercanda oleh dia padahal bukan waktunya (hahaha). Katanya, sudah ada wakilnya, aktivis cewek (yang tidak mau disebut namanya) terus untuk divisi Marcom-nya saya sama There, Kak Aryani, tetapi belum ada koordinatornya, masih sedang didiskusi dulu. Kadang telat untuk memberi informasi ini dan itu karena sudah kebanyakan yang ikut jadi calon pengurus dan sudah dibagi ke divisi yang berbeda, bla..bla..bla hingga obrolan saya dan dia selesai.

Waktu yang terus berjalan sambil menunggu pengumuman tentang pelantikan kepengurusan Pemuda 2015- 2017 sudah ada di warta jemaat, seolah- olah saya sudah tidak sabaran mau memulai tugas baru yang dinanti- nantikan jika semuanya sangat ready.

Pada pertengahan bulan Maret, tepatnya saat masih dalam masa pra-paskah saya sudah mendapat kabar baik melalui warta jemaat yang dibawakan oleh papaku yang baru pulang dari latihan nyanyi. Saya membolak- balik lembar demi lembar karena masih penasaran. Meskipun isinya lumayan banyak di dalam warta jemaat karena ada banyak sekali pengumuman di sepanjang pra-paskah sehingga bukunya jadi terasa sedikit tebal. Setelah menemukan halaman yang berisikan susunan organisasi kepengurusan Pemuda dan Remaja, saya membaca isiannya hingga ke bagian divisi saya, Marcom, yang sudah ada nama- namanya tetapi belum lengkap karena kurang koordinatornya. Bahkan ada juga kesalahan dengan penulisan nama saya di warta tersebut. Meskipun saya tahu bahwa pengumumannya masih belum final dan bisa diubah sewaktu- waktunya sebelum hari H.

Seminggu kemudian….

Pengumuman tentang pelantikan kepengurusan Pemuda sudah ada di warta jemaat dengan ada perubahan beberapa nama dan divisi, walaupun masih ada kesalahan dengan penulisan nama dan belum direvisi. Begitu saat saya membaca bagian divisi Marcom yang di mana nama Aryani sebelumnya ada yang sekarang ini sudah tidak ada, hanya tinggal saya dan There. Karena complain, saya bertanya ke calon ketuanya mengenai masalah tersebut. Padahal sebelumnya saya sudah memberitahu tentang kabarnya ke kak Aryani yang sudah lama saya kenal sejak beberapa tahun yang lalu, dan katanya dia tidak mau jadi pengurus karena banyak kerjaan dan tetap membantu di bagian Semut saja. Saya memaklumi keadaannya yang sibuk. Karena masih complain, saya memilih menyerahkan semuanya termasuk divisi saya yang hanya dua orang dan belum ada koordinatornya, berharap supaya cukup untuk dua orang saja.

Seminggu kemudian lagi sebelum hari H pelantikan kepengurusannya….

Pengumuman tentang pelantikannya sudah keluar di warta jemaat setelah revisi terakhir penulisan nama, yang akhirnya membuat saya menjadi lega saat membaca isiannya sudah lengkap semua terutama pada divisi Marcom yang di mana ada tambahan satu orang yaitu Marlene. Membaca nama- namanya yang tertera pada halaman pelantikan tersebut sudah kayak membaca daftar pernikahan saja. (hehehe) Mau siap atau tidaknya semua memang harus sudah siap. Sebelum hari H, dimulai dari latihan sebentar untuk persiapan pelantikan. Awalnya saya belum terbiasa bertemu dengan teman- teman Pemuda yang jadi calon Pengurus karena baru pertama kali, padahal saya sudah kenal dengan beberapa teman Pemuda dan sisanya belum. Untungnya ada sesi perkenalan satu- persatu dengan calon pengurus supaya saling kenal dan tidak lupa. Setelah gladi resik selesai ditutup dengan doa, kami ngobrol sebentar terus pulang.

Sehari sebelum hari H tepatnya pada malam harinya, sebelum pergi tidur saya berdoa dan meminta bimbingan serta tuntunan Tuhan agar persiapan saya dan teman- teman calon pengurus semakin siap sebelum hari esok. Pada esok harinya, saya tetap tugas pagi seperti biasa sebelum pelantikan sore nanti. Meskipun saya salah membuat jadwal untuk hari minggu yang di mana Maarten dan Vicky juga ikut pelantikan pada hari itu seperti saya, tetapi saya tetap mengalah atas jadwal tersebut. Beberapa jam sebelum pelantikan telah tiba, karena tidak punya kemeja bagus jadi saya sengaja ke Mall sebentar ditemani oleh mamaku hanya membeli kemeja baru yang mau dipakai nanti sore.

Dan akhirnya....

Inilah saatnya yang ditunggu- tunggu telah tiba, setelah sudah ada kabar dari beberapa teman calon pengurus yang bergabung di grup chat saling bertanya dan saling memberi kabar kalau ada yang sudah di gereja, sedangkan saya masih dalam persiapan dari rumah. Padahal harus sudah di gereja jam 4 sore. Dengan perasaan yang lumayan capek setelah hampir seharian pulang dari Mall, saya memilih untuk pelan- pelan dalam persiapan sebelum berangkat ke gereja. Beberapa menit kemudian, persiapan saya sudah beres dan mulai berangkat. Dalam hati saya berdoa, ‘Saya harus tenang, semua akan baik- baik saja. Semoga lancar ya untuk pelantikannya.’  Saya juga berdoa supaya tidak kagok saat dipanggil namanya dan sudah diingatkan untuk meminta tolong ke salah satu teman agar bisa bantu kalau ada apa- apa.

Sepuluh menit di jalan yang lancar jaya, saya tiba di gereja besar lalu masuk ke dalam yang masih sepi karena belum mulai kebaktian jam 5 sore. Naik ke lantai dua di ruang kebaktian yang sudah mulai ramai dengan beberapa teman calon pengurus yang tiba duluan dan sibuk dengan obrolan seru. Begitu dengan herannya saya memperhatikan mereka yang cukup asik dengan obrolannya sama seperti yang telah terjadi di grup chat, padahal baru mulai. ‘Heboh bener ya..’ pikir saya dalam hati. Tidak lama kemudian, saya disamperin oleh seorang wanita Chinese, Marlene, yang sudah lama mengenal saya karena dia teman dekatnya kak Cyndi. ‘Hai. Kamu Christy dari Marcom kan?’ Saya menggangguk kepala, ‘Iya, kak.’ Dia menanyakan keberadaan satu orang yang lain dari divisi kita, There. Saya bantu mencari gerangan orangnya lalu menunjukkan keberadaannya. ‘Itu There yang lagi duduk sama Vini.’ Dia menggangguk kepalanya, ‘Ooo oke.. Yuk kita ketemu dia.’ Kami mengobrol sebentar sebagai perkenalan awal, lalu bergantian mengobrol dengan beberapa teman calon pengurus lainnya dan berfoto bersama sejam sebelum kebaktian dimulai.

5 menit…10 menit…15 menit lebih yang cukup lama saya di ruang kebaktian bersama teman- teman calon pengurus yang diawali dengan gladi resik berbaris maju di depan mimbar. Tidak lama kemudian, saya izin ke belakang sebentar supaya mondar- mandir lagi selama kebaktian berlangsung, begitu juga dengan beberapa teman calon tersebut.

Akhirnya… ‘It’s time for us.’ Bunyi lonceng gereja sebanyak tiga kali menandakan kebaktian telah dimulai. Teman- teman calon pengurus termasuk saya sudah siap pada tempat duduk masing- masing sesuai urutan yang ada di buku warta jemaat. Saya duduk di antara There dan Made Ayu.

Kebaktian dimulai dipimpin oleh seorang pendeta (lupa namanya siapa) hingga ke bagian pelantikan kepengurusan setelah saat hening. Kami pun bersiap- siap sebelum hendak dipanggil namanya satu- persatu oleh seorang pendeta. Maju satu- persatu dimulai dari Ko Ocep paling depan diikuti oleh yang lainnya kemudian dari calon pengurus Remaja sampai habis dan kemudian dilanjutkan dari calon pengurus Pemuda.

Beberapa menit kemudian yang cukup lama kami berada di atas mimbar dan diakhiri dengan nyanyian syukuran kemudian serah terima sertifikat, kami turun dari mimbar dan duduk kembali seperti semula hingga kebaktian yang tidak berlangsung lama sebentar lagi berakhir setelah pengakuan dosa, doa syafaat, persembahan dan doa penutup. Dan resmilah kami sebagai Pengurus untuk periode 2015 – 2017. Kemudian, kami berfoto bersama secara bergantian untuk kenang- kenangan dalam dua tahun ke depan.

Setelah kebaktiannya selesai dan berfoto bersama serta diakhiri dengan doa bersama, lalu bersalaman satu- persatu dengan teman- teman saya yang sudah resmi sebagai Pengurus Pemuda periode 2015 - 2017.

Foto Bersama Pengurus Pemuda 2015 - 2017. What a precious moment we had!
Bersyukur ya bersyukur karena sudah dilantik sebagai Pengurus Pemuda periode 2015 – 2017 dan siap melayani untuk dua tahun ke depan bersama mereka yang berjumlahkan sekitar 37-an orang, yang didampingi oleh dua majelis pengerja pendamping, Ko Ocep dan Pak Robby dan dua orang penatua pendamping Pemuda, Pak Adrian Utama dan Pak Juswan. Sedangkan Pak Robby dan Pak Juswan yang seharusnya hadir pada pelantikannya, tetapi sayangnya tidak ada kabarnya. Bahkan juga anggotanya belum lengkap semua karena ada tiga orang yang tidak hadir pada saat itu yaitu Agnes, Kak Tasya dan Kak Andy. Saya menganggap mereka sebagai keluarga saya sendiri dengan isinya anak- anak (hahaha). 'Inilah semua terjadi karena kasih karunia semata- mata Tuhan kami akhirnya dipilih dan dilantik menjadi anak- anak pilihan Tuhan yang siap melayani. Terima kasih Tuhan untuk kesempatan yang telah Engkau berikan kepada saya dan teman- teman selama ini.' dalam hati saya berdoa dan mengucap syukur. Selain itu, saya juga berharap agar kita semakin kompak selama dua tahun ke depan dalam bimbingan Tuhan.

 

* * * * *

SEMANGAT KEPENGURUSAN DIMULAI SAAT…..

Sebulan kemudian setelah pelantikannya karena masih awal dan belum apa- apa bahkan belum seramai dengan beberapa teman Pengurus barunya, termasuk di grup chat salah satunya. Diadakanlah rapat pleno perdana untuk membahas program kegiatan Pemuda setahun yang dimulai pada minggu ke-2 atau ke-3. Mengingat karena saya sudah dipilih masuk kepengurusan itu dan sesuai komitmen yang sudah saya lakukan sejak beberapa tahun sebelumnya melalui obrolan kedua pengurus lama, saya harus lebih serius dalam pelayanan dan pekerjaan yang diberikan terutama pada divisi yang saya ambil.

Let's do the Best as the God's servant
Semangat pelayanan kami dimulai dalam rapat pleno perdana yang membahas program kegiatan Pemuda setahun. Keributan terjadi diawali dengan canda tawa, obrolan tidak penting dan lain- lainnya yang dibuat oleh beberapa teman Pengurus yang berbeda divisi. Sedangkan saya hadir hanya mewakili divisi Marcom setelah mendapat kabar bahwa dua orang Pengurus tidak bisa hadir karena ada kerjaan, bukan cuma mereka saja ada beberapa teman Pengurus dari divisi lain juga tidak bisa hadir. Padahal masih awal saja. Selama rapat itu, saya hanya bisa menyimak atau tidak menyimak kecuali membaca ppt (power point) yang dipaparkan di LCD sambil mendengar Ko Ocep membahas ini dan itu. Walaupun teman- teman pengurus mempersulit berkomunikasi dengan saya, saya dibantu oleh kedua orang Pengurus yaitu Kak Lisa dan Ketua Pemuda, Kak Anthony. Rapatnya berlangsung dengan lancar jaya dan ditutup dengan doa lalu makan malam sebelum pulang.

Selama masa kepengurusan….

Saya menjadi semakin semangat selama diberikan tugas untuk membuat poster untuk diposting di sosial media yaitu Facebook setelah mendapat kabar bahwa sudah dibuat Facebook Page oleh tim Marcom. Bukan cuma itu saja, saya masih tetap melanjutkan pada tugas utama yaitu Semut bersama mereka dari tim Marcom dan ditambah dengan kak Abi dan kak Aryani.

Sesuai perjanjian yang telah ditetapkan sejak rapat pleno perdana beberapa waktu lalu, saya tidak lupa selalu bertanya kepada Ketua Pemuda atau tim konseptor tentang tema kebaktian mingguan, event hari Sabtu ada acara apa. Bahkan saya selalu diingatkan oleh ketua untuk bikin ini dan itu. Dari tim Marcom saya juga apalagi, terutama There diberikan tugas untuk sms blast ke semua teman Pemuda dan Pengurus.

Selain itu, diadakan juga sesi pelatihan cara melayani yang baik untuk kepengurusan Pemuda yang dipimpin oleh ci Shirley dan kak Imron. Hampir semua Pengurus termasuk saya langsung hadir dengan semangatnya. Lalu, latihan cara menjadi PJ, bantu ini dan itu. Hanya saya ada kesulitan saat lagi pengarahan, saya meminta bantuan sama Ketua Pemuda untuk membantu apa yang harus saya lakukan. Tetapi, ada satu hal yang membuat saya harus mengalah atas ketidakhadiran dua orang dari tim Marcom pada saat itu dikarenakan ada kerjaan. Saya tidak ingin menyia- nyiakan kesempatan selama masa kepengurusan jika ada masalah atau kendala yang terjadi. Dua jam yang cukup lama selama pelatihannya yang akhirnya selesai ditutup dengan doa kemudian pulang.

Satu bulan…dua bulan berlalu dalam masa kepengurusannya setelah camp campuran di gereja, ada rapat lagi berikutnya, lalu diadakan kebersamaan Pengurus di luar gereja. Tetapi sayangnya saya tidak bisa ikut karena masih magang. Awalnya, saya sudah diinfo oleh salah satu Pengurus yang dari tim Pelaksana, kak Lisa, saya sempat berpikir untuk bisa izin cabut agar ikut acara tersebut. Walaupun saya kadang telat mikir dan sedikit galau mau ikut atau tidaknya daripada menyesal jika tidak ikut nanti tidak kebagian foto bersama mereka, setelah lama diajak oleh salah satu pengurus pemuda dari tim Pelaksana karena saya belum meminta izin ke salah satu teman kantor tempat saya magang untuk cabut pada jam kerjanya. Padahal jam berangkatnya malam hari. Karena masih complain, saya bertanya ke grup tim Marcom untuk perwakilan. Tetapi, responnya lumayan lama untuk mendapat jawaban dari mereka berdua. Saya berusaha untuk berpikir positif dan tetap memaklumi akan kesibukan mereka. Akhirnya hanya satu orang, There dari tim Marcom bisa ikut di acara tersebut.

Kegiatan Pemuda terus berjalan seiring dengan waktunya, saya semakin semangat meski sibuk dengan kerjaan di luar gereja, antara membuat jadwal tugas MM (Multimedia), Semut dan membuat poster untuk kegiatan Pemuda. Meskipun saya kadang pernah merasa stress bahkan mengeluh saat mengerjakannya secara berurutan, tetapi saya merasakan Tuhan benar- benar menolong melalui Roh Kudus sehingga saya melewatkan semuanya dengan baik.

Beberapa bulan kemudian sejak pelantikan kepengurusan selesai pada bulan April, saya bersyukur karena masih bisa ikut rapat bulanan di tengah kesibukan dengan kerjaan saya, ikut YF (Youth Fellowship) terus Life Group sama seperti tahun sebelumnya di saat saya lagi tidak ada acara. Meskipun saya tidak menyadari ada perubahan yang sedikit berbeda dari sejak kepengurusan, mulai dari rapat yang awalnya yang datang banyak sampai penuh di satu meja bernuansa hijau (meja khusus untuk tenis meja) hingga harus bergeseran sana-sini, lalu duduk belakang (membelakangi orang yang duduk di depan) karena depannya sudah full dan sempit. Suasananya sudah kayak macam perayaan ulang tahun atau apalah, lalu beberapa bulan kemudian yang datang tidak sebanyak dari sebelumnya seolah- olah sudah lupa dengan tugasnya. Padahal biasanya suka heboh di grup chat palingan ada jika pengurus berulang tahun langsung diucapin rame- rame, acara apalagi hingga diajak bercandaan rame- rame dan jika ada kedukaan diucapin dengan perasaan sedih dan duka, lalu tidak lama kemudian grup chatnya menjadi sepi……

Selama berbulan- bulan dalam kepengurusannya, kondisinya masih sama terutama saat rapat pleno setiap bulanan mengikuti informasi yang sudah diberikan kadang ada yang hadir, kadang juga tidak hadir seolah- olah tidak kelihatan batang hidungnya. Proses kerja tetap jalan dengan penuh semangat dan kesabaran dalam menjalani tugas masing- masing. Bukan cuma itu, ada juga saat acara Oikmas yang diadakan oleh tim Oikmas dengan tema Gathering Anak Asuh, saya turut serta dan membantu tim Oikmas bersama beberapa Pengurus lainnya sebagai panitia. Saya membantu mereka dalam hal dokumentasi dan publikasi acara event yang sedang dijalani.

Pada bulan Januari 2016 setelah perayaan tahun baru dan kebaktian Natal Pemuda berlalu, semangat kepengurusan dimulai saat ada acara rapat awal tahun yang diadakan di luar gereja. Tetapi sayangnya saya tidak hadir untuk ketiga kalinya pada saat itu karena ada kerjaan dari kampus yang tidak dapat ditinggalkan. Saya memilih tetap mengalah atas masalah tersebut dan semangat meski tidak bisa ikut.

Bagaimana pun seiring berjalannya waktu dan masih dalam kepengurusan, saya seperti biasa melakukan jobdesk bersama tim Marcom seperti Semut, update informasi kegiatan Pemuda, dan SMS Blast meskipun kami jarang berkabar dan jarang bertemu juga. Paling hanya bisa ketemu di saat datang ke Kebaktian Pemuda saja. Saya berharap komunikasi kami tidak putus walaupun sudah memaklumi kesibukan mereka. Saya hampir saja tidak menyadari jika terjadi kejanggalan pada tim saya, saya memilih bersyukur karena sudah memiliki mereka yang dapat diandalkan. Lalu, beberapa bulan kemudian dikabarkan bahwa ada salah satu Pengurus, Agnes, yang menjabat sebagai Bendahara harus mengundurkan diri dari kepengurusannya karena sudah terlalu lama menjabat di bagian tersebut. Dan yang menggantikan posisinya adalah Artina Sanadia. Saya pun sedih mendengar kabarnya meskipun tahu bahwa dia sudah 3 periode menjadi pengurus dan menjabat sebagai Bendahara.

Setelah kabar tentang dia yang sudah turun jabatan, ada kabar baik lainnya yaitu ditambah salah satu Penatua Pendamping yang bersedia mendampingi Pemuda kami, dialah Mita, yang sebelumnya sudah lama menjabat sebagai Pengurus Pemuda dalam 3 periode.

Semangat saya dan teman- teman tetap ada dan tidak pernah padam selama kepengurusan. Saya masih bersyukur karena sudah mengenal mereka dari sejak pelantikannya hingga saat ini, saya menganggap mereka seperti keluargaku sendiri. Saya juga semangat dalam menjalani jobdesk, mulai dari Semut, Sosial Media (Facebook), dan tugas apalagi yang saya kerjakan. Meskipun saya ingin mengembangkan sesuatu untuk menambah branding di media sosial seperti Official Line dan Instagram, namun permintaan saya tidak disetujui karena harus mulai dari salah satu media sosial dulu, yaitu Facebook. Saya memaklumi atas apa yang disampaikan, memilih terus menjalaninya sambil berusaha mengembangkannya.

* * * * *

SEMANGATNYA MANA… SEMANGATNYA MANA….

Waktu terus berjalan selama masa kepengurusan, saya tidak merasakan jika waktu berputar cepat sekali dan hampir lupa jika Ketua Pemuda yang sudah memberi pesan lewat grup chat agar kita bisa memanfaatkan waktunya dengan sebaik- baiknya. Saya hanya merasakan bahwa masa waktu kepengurusan saya masih panjang sehingga saya masih bisa membagi waktunya dengan membuat poster bulanan, Semut, update kegiatan Pemuda, menulis postingan untuk teman- teman Pemuda yang berulangtahun di media sosial sampai melayani di Pemuda seperti biasa, meski selang- seling dengan tugas pagi di kebaktian umum sesuai jadwal MM yang saya buat setiap bulan.

Rapat pleno tetap berjalan seperti biasa meskipun kadang terjadi keterlambatan dalam memberi informasi sampai dadakan di saat beberapa pengurus sibuk dengan tugasnya di kantor dan kuliah, termasuk saya juga. Saya dan beberapa teman pengurus memilih tetap datang tanpa menyadari jika suasana rapatnya termasuk semangatnya menjadi berbeda dari biasanya. Saya tidak berpikir mereka kenapa- kenapa kecuali hanya berdoa supaya ada semangatnya di dalam diri mereka. Sejak itu saya mengeluh dengan tim Marcom yang sampai saat ini tidak pernah memberi kabar, bahkan jarang sekali datang rapat dari sejak beberapa bulan yang lalu setelah pelantikan kepengurusannya. Hal itu membuat saya bingung dengan keadaannya. Maka itulah, saya berdoa kepada Tuhan agar mereka tidak kenapa- kenapa meskipun sudah memberi kabar untuk datang raker lewat grup Marcom saya, tetapi sayangnya tidak ada respon sama sekali dari mereka. Dan saya juga tetap keep positive atas semua yang terjadi.

Bukan cuma itu, saya juga menceritakan sedikit keluhan tersebut kepada Ketua Pemuda dan dia ikut merasakannya yang terjadi dengan saya dan tim Marcom. Meskipun saya tahu mereka sudah membantu untuk kegiatan Pemuda seperti sms blast lalu tugas apalagi saya tidak begitu ingat, lalu berita selanjutnya saya kurang tahu. Saya memilih tetap mengalah daripada menyalahkan jika karena mereka tidak datang rapat. Dalam hati saya menjadi takut jika saya disalahkan atau nama saya tercoreng karena masalah itu, padahal saya sudah membantu banyak untuk kegiatan Pemuda di sela- sela kesibukan saya dengan kerjaan. Bahkan Ketua Pemuda sudah sedikit membantu untuk saya di media sosial saat diminta tolong oleh saya. Sebelumnya saya sudah meminta tolong sedikit kepada tim Marcom lewat grup chat untuk update kegiatan Pemuda tetapi mereka seolah- olah jarang beralasan tidak bisa membantu lalu tidak ada kabar lagi. Hal itu membuat saya tetap berpikir positif dan mengalaha. Tetapi, saya berusaha untuk tidak putus asa dalam melakukan tugasnya dan merasa diriku didorong terus oleh Tuhan.

Setelah masalah itu terjadi, tepat di akhir bulan November 2015 kakak pendamping pemuda, ko Ocep akhirnya mengadakan FGD dengan mengajak kita melakukan evaluasi bersama dengan tujuan yaitu memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Saya langsung ingat kejadian yang terjadi pada tim Marcom selama beberapa bulan kepengurusan. Dalam program FGD yang dilakukan adalah membagi kelompok yang berbeda divisi yang bertukar satu pengurus dari satu divisi, lalu melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan. Betapa bersyukurnya, saya akhirnya datang pada program tersebut setelah diingatkan oleh Koo cep dan Ketua Pemuda. Sedangkan saya ikut satu kelompok sama Ketua Pemuda (Anthony), Devy, Ko Ocep, Beben dan Mas Dody lalu diskusi hingga jam makan siang, sebelum saya cabut karena ada kelas siang di kampus.

Setelah program itu selesai dan belum ada kabar lagi selanjutnya bagaimana, setiap hari saya tidak lupa selalu berdoa dan meminta bimbingan Tuhan untuk saya dan teman- teman pengurus supaya tetap semangat dalam menjalani tugasnya masing- masing, meskipun sempat down sedikit. Termasuk saya juga karena memikirkan tentang proskrip dan skripsi. Padahal baru setengah tahun waktu kepengurusan kami berjalan.

Tahun 2015 berakhir dan berganti ke tahun 2016…

Beberapa bulan masih dalam masa kepengurusannya dan belum sampai setahun, tiba- tiba ada kabar buruk dari salah satu pengurus Pemuda, yang dari tim Oikmas tiba- tiba left grup dikarenakan ada pergumulan yang harus dihadapi. Hal itu membuat teman- teman pengurus di grup chat jadi complain, saya juga apalagi. Saat mendengar kabar tersebut, tiba– tiba saya merasa tergerak hatinya untuk menolong dan mendoakan dia yang lagi menghadapi pergumulan. Saya berdoa supaya dia baik- baik saja saat berhadapan dengan suatu pergumulan. Tidak hanya itu, saya juga sempat bertanya kepada dia yang left grup itu, menanyakan masalahnya apa setelah dia menceritakan pergumulannya sebelum hendak left grup. Saat saya sudah bertanya lewat chat untuk menghiburnya, dia hanya menjawab, ‘Iya, tidak apa- apa kok, sis.tanpa menjawab yang terjadi padanya. Saya sedih mendengarnya, saya tidak ingin salah satu pengurus lain meninggalkan tugasnya seperti dia karena masalah atau apalah yang membuat saya dan teman- teman pengurus menjadi tidak semangat. Padahal baru setengah tahun kami berjalan. ‘Okay sis. Jangan lupa banyak doa atas pergumulan yang kamu hadapi ya. Cepat membaik ya.’ Setelah selesai nge-chat dengan dia ditutup dengan kata Amen. Thanks ya, sis.’ tanpa meneruskan kata- katanya. Saya dan dia sama- sama lahir pada tanggal dan bulan yang sama, meski kami berbeda suku, kami tetap satu teman, satu pengurus. Bahkan saya menganggapnya sebagai kakaknya sendiri.

Bukan cuma dia saja saya doakan, saya juga berdoa untuk salah satu pengurus yang dari tim Oikmas sengaja left grup tanpa sepengetahuan kami. Meskipun saya tahu dia sibuk dengan pernikahannya dan calon istrinya. Padahal dia sudah berapa kali membantu sebagai panitia di bidang Oikmas bersama tim Oikmas dan beberapa teman pengurus, termasuk saya pada bulan September 2015 dan bulan berikutnya selama ada event Oikmas. Lalu mendoakan untuk teman- teman pengurus agar semangatnya tetap menyala- nyala dan tidak kendor dalam menjalani tugasnya masing- masing setelah sebulan kemudian diadakan program Disciple Group.

Pada program Disciple Group sesuai permintaan Ko Ocep setelah briefing sebentar tentang buku Rick Warren sehabis kebaktian Pemuda. Awalnya kami bingung itu apa dan untuk apa, saat diberi informasi olehnya lewat grup chat sampai saling bertanya. Bahkan sudah dibuat kelompok duluan untuk program itu, saya satu kelompok sama kak Andre, kak Nani dan kak Fera dan didampingi oleh Pak Juswan. Begitu juga dengan yang lainnya.

Dalam program tersebut, kami disuruh merenungkan dengan membaca buku Rick Warren yang berjudul: “Untuk apa aku ada di dunia ini?” 7 bab (atau bisa dikatakan baca mulai hari ke-1 hingga hari ke-7) selama seminggu sebelum akan dibahas kembali yang sudah kami baca pada pertemuan pertama dan seterusnya hingga bukunya habis dibaca. Karena beberapa teman Pengurus saya ada yang belum punya bukunya kecuali saya, langsung heboh dalam menitipkan beli buku tersebut kepada satu orang Pengurus. Bahkan juga ada yang diminta  tolong kirim foto per bab yang dilakukan secara rolling di grup chat sehingga beberapa teman Pengurus yang lain bisa membacanya langsung meskipun harus di-zoom dari HP agar kelihatan tulisannya.

Saya tidak lupa sama waktu untuk membaca buku itu dan merenungkannya meskipun sibuk dengan kerjaannya. Padahal sudah pernah membaca bukunya sejak terakhir saya dikasih bukunya oleh seorang dosen di kampus, saya tetap mengulang membacanya dari awal.

Selama program Disciple Group ini sesuai perjanjian yang telah disepakati oleh kelompok saya mau ketemuan di mana untuk diskusi bersama tentang buku yang sudah dibaca, saya merasa kesulitan dalam menyimak apa yang disampaikan oleh teman Disciple Group. Maka, saya tetap menyimak atau tidaknya tanpa bertanya agar tidak membuat mereka menunggu hingga waktunya habis. Secara bergantian mereka bercerita, termasuk saya. Semua ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam yang dimulai dengan makan malam, lalu diskusi bersama dan ditutup dengan doa sebelum pulang.

Saya sudah mengikuti program Disciple Group bersama kelompok 9 kalau tidak salah sebanyak 2-3 kali pertemuan di tempat yang berbeda sesuai rencana kelompok saya masing- masing, walaupun saya harus berhadapan dengan mereka berempat dalam hal komunikasi. Meskipun tidak semangat, saya berusaha untuk berpikir positif dan mempertahankan situasi, menjalani semua sampai selesai karena programnya hanya 2-3 bulan. Bahkan saya sempat berpikir untuk pindah kelompok, tetapi saya merasa tidak enak sama mereka. Saat itu saya sudah membicarakan hal itu kepada Ketua Pemuda sambil berpikir dan berdoa sambil menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Selain itu, saya juga ada masalah kecil yang membuat saya tidak diizinkan ikut ke program tersebut untuk pertemuan berikutnya, padahal program itu wajib diikuti.

Saya menjadi sedih dan mulai sedikit stress karena mengingat masalah tersebut hingga memberitahukan hal itu kepada mereka yang sekelompok dengan saya, tetapi bingung bagaimana memberitahunya. Semakin tidak enak di hati saya merasakannya. Saya memilih tetap melanjutkannya hingga selesai, tetapi apalah dayaku. Saya tahu semua terjadi karena kesalahan saya. Terlalu disayangkan jika saya tidak melanjutkannya sampai selesai. Bahkan takut jika nama saya jadi tercoreng. Dan pertemuan berikutnya, saya memilih izin tidak mengikutinya hingga selesai.

* * * * *

Waktu terus berjalan dari sejak bulan Januari tahun 2016 terus Februari di mana program Disciple Group dimulai dan seterusnya, seperti biasanya diadakan rapat bulanan untuk membahas kegiatan Pemuda dan yang harus direncanakan untuk kegiatan berikutnya. Saya tetap hadir pada saat rapat, walaupun tim Marcom saya jarang sekali ada kabarnya. Bahkan selama ada kerjaan di kampus saya sudah izin atau skip rapat. Walaupun kadang datang kadang tidak datang hingga kerjaan saya beres, sebelum saya bergumul dengan seseorang teman gereja yang membuat saya tidak semangat. Saya tetap berpikir positif dan mengalah.

* * * * *

[To be continued] #Part3isComingSoon

1 komentar :

  1. Ruar biasa pengalamanmu ya. Dag dig dug, semoga terus membentukmu jadi pelayan yang tangguh...

    BalasHapus