Januari 28, 2017
Evant Christina
Terkadang
hampir banyak orang kadang salah memahami arti apa itu pelayanan atau melayani?
Melayani untuk siapa? Tujuan apa kita melayani? Padahal melayani itu sangatlah
penting bagi kita sebagai anak- anak Tuhan (pengikut Tuhan). Melayani ibaratnya
adalah kita bekerja di lading Tuhan. Misalnya, membantu pekerjaan rumah,
membantu usaha, melayani di tempat ibadah seperti di Gereja pada umumnya, dan
sebagainya yang dapat kita lakukan. Seperti yang telah tertuang di dalam Firman
Tuhan: ‘apapun
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.’ . Kita
melayani bukan mencari keuntungan atau mendapat pujian dari orang lain,
melainkan untuk memuliakan nama baik Tuhan kita melayani.
|
Melayani Tuhan adalah petualangan terbesar di dunia |
Saya
sudah lama beribadah di salah satu gereja yang berlokasi di Kayu Putih dari sejak
sekolah minggu (di mana saya satu angkatan dengan Thirza, Joshua Endy, terus siapa
lagi..) hingga di Komisi Pemuda. Awalnya, saya tidak tahu- menahu tentang
pelayanan itu apa dan berdasarkan apa dari pelayanan itu, saya kadang pernah
salah mengartikan tentang pelayanan. Setelah saya lama berproses di dalam Tuhan
dalam waktu kurang lebih 20 tahun dari sejak sekolah minggu dengan setia dalam
perkara kecil hingga sekarang ini. Dan pada akhirnya saya memahami arti dari
sebuah pelayanan.
Tetapi
saya tidak merasakan waktu yang terus berjalan dengan cepat, sangat cepat
sekali. Banyak perubahan yang terjadi dalam pelayanan dari tahun ke tahun,
semakin lama semakin berkembang. Saya masih bersyukur karena sudah ditempatkan
di gereja sendiri, di Kayu Putih hingga sekarang, walaupun saya kadang harus
berhadapan dengan masalah atau pergumulan yang terjadi selama saya melayani
sampai masuk kepengurusan. Salah satunya adalah diskriminasi pelayanan dan
pergaulan dengan teman- teman segereja. Dan hal itu tidak membuat saya putus
asa dalam melayani. Saya terus melihat Tuhan di balik pengumulan yang saya
hadapi, untungnya Tuhan terus mendorong saya agar tetap melayani dengan setia
hingga akhir walaupun masih menghadapi ini dan itu.
* * * * *
Mari
kita mengulas cerita saya ke tujuh tahun yang lalu di mana sebelum saya
beribadah di Komisi Pemuda….
Sejak
saya masih di Komisi Remaja.. Saya sudah cukup lama di Komisi itu dan belum
pernah mendapat panggilan untuk ambil bagian dalam pelayanan seperti halnya
kepanitiaan atau kepengurusan, kecuali hanya pernah melayani di kebaktian biasa.
Sebelumnya itu, saya tidak tahu jika awalnya ada salah satu kakak senior yang satu-
satunya guru Sekolah Minggu yang sudah lama mengajar saya di kelas Pra-Remaja sempat
menanyakan kabar gara- gara saya jarang main di Remaja dengan alasan yang jujur
yaitu saya ini penyandang disabilitas (tuli), maka itulah saya belum pede untuk bergaul dengan teman- teman
pendengar. Bahkan juga karena suasana lingkungan Remaja dan teman- teman saya jadi
berbeda dibanding sejak saya di sekolah minggu. Bisa dibilang ada yang berpisah
jalan atau pindah untuk ikut kebaktian umum. Karena itulah yang menyebabkan
saya ikut ibadah umum bersama keluargaku meski jarang.
Ketika
saya masih di Remaja hingga di atas usia 20 tahun-an, saya tidak menyadari
bahwa ada seseorang berbisik di dalam hati saya dan meminta saya coba ikut ke
kebaktian Pemuda. Saya mengira itu cuma perasaan saja tetapi kenyataannya
bukan. Bahkan saat itu, saya mendapat sms dari salah satu teman, namanya kak
Isya, yang sudah lama pernah di Remaja dulu yang kini sudah di Pemuda hanya
menanyakan kabar saja karena sudah lama tidak bertemu, sekalian mengajak saya
ikut ke kebaktian Pemuda. Sebelumnya dia juga menanyakan tentang usia saya yang
seharusnya sudah di Pemuda. Awalnya saya bingung karena tidak punya teman dekat
di Remaja bahkan masih belum pede sampai
saat itu dan saya menyadari semua terjadi benar- benar kebetulan seperti yang
saya rasakan adalah bisikan dari Tuhan.
* * * * *
SEBELUM
MASUK KEPENGURUSAN
Pada
tahun 2011….
Setelah
cukup lama saya mengikuti kebaktian Pemuda berdasarkan ajakan kak Isya dan juga
beberapa teman Pemuda yang dulunya di Remaja.
Satu
tahun…..dua tahun kemudian karena saya sudah betah di Pemuda dan masih melayani
seperti yang dilakukan sejak saya di Remaja. Saya tidak habis berpikir untuk
mau mencoba hal baru di pelayanan karena waktu saya di Remaja belum pernah
ambil bagian dalam pelayanan, seperti kepanitiaan dan kepengurusan akibat
keterlambatan saya dalam memberi informasi atau mungkin karena saya jarang
aktif di Remaja, maka tidak dikasih kesempatan untuk ambil bagian. Bahkan saat
itu karena waktu sudah terus berjalan dan tidak dapat diulang kembali. Saya
tidak sengaja bertanya ke salah satu teman pengurus lama, kak Dyah. Sebelumnya
saya juga sudah pernah bertanya ke teman pengurus lama yang antara tahun 2011
dan 2012 sesuai rencana saya, tetapi sayangnya tidak ditanggapi sama sekali.
Bukan cuma kak Dyah saja, kak Isya juga saya tanyakan. Saya merasa seolah- olah
tergerak hatinya mau melakukan sesuatu seperti sejak saya di Pemuda. Tak lama
kemudian, saya langsung ngobrol dengan mereka tentang pelayanan di Pemuda dan
lainnya saat sehabis kebaktian dan kemudian secara tidak langsung via chat ke
mereka.
Beberapa
bulan kemudian pada tahun 2013-an, saya ingat terus tentang obrolan saya dan
mereka di waktu itu. Gara- gara membaca bulletin Semut mingguan yang sering
dibagikan saat kebaktian Pemuda, saya langsung tertarik untuk membantu. Saya
memutuskan memberitahu tentang hal itu ke kak Dyah. Dia akhirnya mau menerima
tawaran saya untuk membuatnya dan dia juga memberitahu bahwa ada yang bersedia
menggantikan beberapa teman Pemuda yang hendak off dari tugas membuat Semut karena kesibukan dengan pekerjaan lain
bahkan sudah berkeluarga.
Menunggu
kabar dari dia selama beberapa bulan kemudian, yang seharusnya sudah ada
kabarnya walaupun dia kadang suka lupa tentang itu setelah saya menanyakan
kabarnya bagaimana. Tidak lama kemudian, dia langsung memberi kabar saya untuk
boleh mulai membuat Semut sesuai tema kebaktian mingguan. Saya akhirnya bisa membantu
untuk tugas Semut mingguan bergantian dengan beberapa teman, Ci Stella, Ci
Illona, Ci Monik dan Ci Annette hingga sebelum hendak masuk kepengurusan Pemuda
Periode 2015 – sekarang. Walaupun sejak itu, saya belum terbiasa membuat Semut
dengan menggunakan aplikasi Publisher dan biasanya memakai Word bahkan juga kadang
pernah telat bikin sebelum deadline di
hari H karena kesibukan saya dengan kerjaan, untung saja sudah ada beberapa
Pengurus yang jadi PIC mengingatkan saya tentang Semut. Saya langsung ngebut
membuatnya dan kirim langsung ke email Pemuda.
Dalam
berbulan- bulan seperti biasanya saya membuat Semut tanpa menyadari jika ada
perubahan dari beberapa teman dari Tim Semut saya, yang ada hendak off karena ada kerjaan dan ngurusiin
anak atau sudah berkeluarga. Satu- persatu dari mereka keluar meskipun masih
aktif di gereja, kadang juga meminta tolong saya yang melanjutkannya pada
minggu berikutnya dan selang- seling dengan teman lainnya. Saya menerimanya baik-
baik dan melanjutkannya. Waktu itu, saya pernah berhadapan dengan masalah
pembuatan Semut yang di mana konsep tema kebaktian Pemuda, yang membuat saya
kurang paham dan sudah bertanya untuk meminta penjelasan salah satu Pengurus
Pemuda tentang konsep tersebut lewat email. Bahkan kadang saya pernah mencari
renungan dari sumber internet berdasarkan temanya tidak ditemukan. Untung Tuhan
terus- menerus menolong saya dalam mencari dan mencari di saat saya sibuk
dengan pekerjaan sendiri dan suka sedikit kewalahan dalam membuat Semut.
Selain
itu, saya juga ambil bagian dalam pelayanan di bidang lain yaitu jadi panitia
untuk setiap event yang diadakan oleh
Komisi Pemuda yaitu sedikit membantu di waktu acara TGIF pada antara tahun 2011
dan 2012 yang tahun berikutnya sudah tidak ada lagi, lalu event apalagi yang tidak terlupakan selama saya ada di Pemuda
hingga tahun 2014. Meskipun saya kadang pernah disakiti atau dianggap remeh
oleh beberapa teman Pemuda tentang pelayanan, saya tetap bersabar
menghadapinya.
Sebelum
menutupi akhir tahun 2014, tepatnya bulan Desember sejak masih aktif di Pemuda,
saya tidak menyadari jika sudah terlalu lama di Pemuda dan melihat perubahan
situasi kondisinya jadi berbeda dibanding tahun- tahun sebelumnya. Termasuk tim Semut
juga apalagi. Saya lupa akan sesuatu yang belum tercapai setelah lama ingat
akan percakapan saya dengan kedua teman Pemuda yang Pengurus 2011 - 2013 dan
ditambah satu orang teman Pemuda yang sudah menjadi pengurus tahun 2013 – 2015
yang membahas tentang seputar pelayanan. Saya berusaha untuk tidak memikirkan
yang aneh- aneh dan tetap belajar menjadi pribadi yang setia dalam perkara
kecil yaitu dengan membantu sebagaimana saya harus lakukan. Saya berdoa dan
menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
* * * * *
[To be continued]
Evant... tetaplah setia melayani ya... MGbu..
BalasHapusEvant... tetaplah setia melayani ya... MGbu..
BalasHapus