KETIKA SAYA MENGALAMI PANGGILAN ROH KUDUS TENTANG PASANGAN HIDUP

Kamis, 12 Januari 2017

KETIKA SAYA MENGALAMI PANGGILAN ROH KUDUS TENTANG PASANGAN HIDUP


Pernahkah kita memahami bahwa Roh Kudus dapat bersuara memanggil kita? Apakah kita termasuk orang yang peka terhadap panggilan Roh Kudus? Apakah kita juga menyadari oleh Roh Kudus-lah  kita dipanggil untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat supaya kita tidak binasa tetapi memilik hidup yang kekal? Terkadang setiap manusia tidak menyadari bahwa Roh Kudus ada di mana- mana, seolah- olah tidak percaya bahwa Roh Kudus ada dan memanggil kita dengan tujuan khusus yaitu menyelamatkan orang yang belum terselamatkan.

Jadi, mengucap syukurlah jika setiap kita anak- anak yang pernah mengalami panggilan Roh Kudus untuk suatu tujuan. Meskipun terkadang setiap manusia tidak percaya bahkan menganggap panggilan itu hanya candaan, mimpi atau halusinasi atau bagaimana. Padahal panggilan Roh Kudus benar- benar terjadi bagi orang percaya, termasuk saya.

Ketika mendapat panggilan Roh Kudus melalui doa
Saya pribadi pernah merasakannya sampai kepikiran mau menceritakan mengenai itu kepada orang lain, namun dalam hati saya takut mereka menganggap hal yang sama yaitu tidak percaya. Maka itu, saya berdoa dan menyerahkan semua panggilan Roh Kudus yang terjadi kepada Tuhan.

Singkat ceritanya, awalnya saya tidak tahu- menahu tentang panggilan Roh Kudus yang pernah terjadi dalam kehidupan saya. Saya sebenarnya tidak pernah bolos saat teduh atau ke gereja. Waktu itu, tepatnya tahun 2014, saya pertama kali mendapat panggilan Roh Kudus untuk masuk pelayanan MM. Awalnya saya mengira kalau diriku sakit ternyata tidak, saya merasakan bahwa Roh Kudus memanggil saya. Lalu, panggilan kedua tentang pasangan hidup dengan orang pertama yang saya kenal di gereja. Setahun kemudian setelah itu, panggilan ketiga terjadi pada saya tentang masuk kepengurusan Pemuda. Dan panggilan keempat, terjadi lagi tepatnya bulan Juni 2015 di mana saya mendapat kabar baik tentang magang di salah satu kantor yang berlokasi di Kuningan.

Peristiwa panggilan Roh Kudus seperti dalam cerita di atas saya awalnya mengira panggilan biasa, tetapi saya tidak menyadari kalau itu benar- benar terjadi pada saya. Dan pada akhirnya saya percaya akan panggilan tersebut.

* * * * *

PANGGILAN ROH KUDUS DAN PASANGAN HIDUP

Apa yang harus kita lakukan apabila ada orang lain  berkata,  “Tuhan bicara bahwa pacarmu itu bukan jodohmu”? Atau apa yang harus kita lakukan kalau ada suara dalam hati kita berkata, “Itu jodohmu?” Bagaimana kita mengetahui bahwa semua itu adalah benar-benar pernyataan dari Tuhan? Bagaimanakah kita bisa menemukan cinta sejati melalui panggilan tersebut?

Bahkan ada banyak hubungan asmara di antara orang- orang yang bersangkutan dengan nubuatan Tuhan mengenai pasangan hidup ataupun hal-hal seperti mendengar si A akan jadi pasangannya, mendengar Tuhan berkata di suatu tempat tertentu yang disebutkan, di sanalah ada jodoh kita. Atau mungkin kita mengalami suatu kejadian yang seolah-olah itu perkataan Tuhan. Namun, tidak semua nubuatan itu benar adanya. Untuk itu, berikut ini ada beberapa pedoman yang bisa dipakai untuk mengetahui benarkah itu suara Tuhan atau bukan.

Singkat cerita lagi dari saya…

Tepatnya bulan November, tahun kemarin setelah saya sudah melupakan masa lalu dan memilih fokus pada pencarian pekerjaan sambil membantu usaha di rumah. Masih berasa pergumulan hidup terjadi tentang lamaran pekerjaan hingga saat itu belum ada kabarnya, tetapi hati saya benar- benar tidak mau putus asa dalam mencari loker.

Tiga minggu kemudian….

Setelah saya dipilih menjadi panitia Natal Pemuda, awalnya saya tidak merasakan ada feeling aneh pada diri saya. Seolah- olah saya tidak merasa ada apa- apa, mungkin karena saya jarang main ke Pemuda atau gimana.

Akhir bulan November sebelum Desember…

Pada malam harinya, saat saya hendak pergi tidur setelah selesai beraktivitas panjang di rumah. Karena kelelahan, saya beberes laptop dan bersiap tidur. Sebelum tidur, saya berdoa dan SaTe.

Dalam sela- sela saya berdoa sambil bersuara dilanjutkan doa dalam hati atau dengan maksud lain yaitu merenungkan diri. Beberapa menit kemudian belum sampai satu jam, tiba- tiba doa saya sempat terhenti setelah mengatakan Amendan saya merasakan hawa dingin menyelimuti tubuh saya. Saya dipanggil oleh seseorang yang tidak dikenal melalui bisikan di dalam telinga saya, saya membuka mata dan mencari sumber suaranya. Saya takut jika kejadian itu terjadi seperti pada beberapa tahun lalu. Saya berusaha untuk tenang karena orangtua saya sudah terlelap dalam tidurnya. Upaya melawan rasa ketakutan, saya berdoa lagi untuk kedua kalinya. Suara Tuhan pun terasa seolah- olah Roh Kudus memanggil saya, menyebut nama saya. ‘Christy…Christy…’ Saya langsung menanggapi panggilanNya, ‘Iya, Tuhan. Ada apa? Itu Engkau Tuhan yang memanggil saya ya?’ Tuhan menjawab,’Iya, ty. Saya yang memanggilmu karena saya ada sesuatu yang mau saya sampaikan.’ Saya jadi semangat setelah mendapat panggilan dari-Nya untuk yang keberapa kalinya. Dalam bisikan-Nya saya mengira DIA memanggil hanya menyampaikan kabar baik tentang lamaran pekerjaan ternyata bukan, malahan DIA menyampaikan kabar baik tentang pasangan hidup. Hal itu membuat saya menjadi heran dan bingung. Saya terus menanggapi apa yang dimaksud dari-Nya dalam panggilan-Nya. Dalam bisikanNya, DIA memberitakan kabar baikNya tentang pasangan hidup dan menyebut nama seseorang ‘……’ untuk dijadikan sebagai pasangan hidup saya. Saya jadi tercengang sama bisikan-Nya, hampir saja tidak percaya. Saya jadi bertanya- tanya kepada-Nya, ’Kenapa harus dia, Tuhan?’ perasaan saya jadi campur aduk akan panggilan-Nya dan tidak tahu harus menjawab apa dengan panggilan tersebut. Padahal selama ini saya tidak pernah memikirkan dia entah kenapa dia bisa menyebut namanya satu- satunya di dalam bisikan-Nya. Percakapan saya dan DIA dalam bisikan di sela- sela doa yang hampir selesai cukup lama. Tidak lama kemudian, panggilan Roh Kudus jadi hilang di hadapan saya. Pikiran saya jadi campur aduk karena bingung. Setelah berdoa dilanjutkan dengan merenungkan diri lagi tentang kejadian beberapa tahun lalu saya pernah mendapat panggilan yang sama seperti saat ini.

Karena tidak mau banyak berpikir apalagi hari itu sudah malam saya langsung tidur.

Setelah bulan November berlalu… Terbitlah bulan kesayanganku, bulan Desember… Ya Desember ya Desember..

Semakin hari semakin lupa mengenai panggilan Roh Kudus tentang pasangan hidup yang membuat hati saya jadi bertanya- tanya. Saya jadi terdiam seketika saat itu dan tidak semangat. Bahkan sebelum acara Pemuda yaitu Serving Day’s out, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya bisa menyerahkan panggilan itu kepada Tuhan.
Hari demi hari saya terus mendapat panggilan yang sama dan hal itu membuat saya menjadi diam kayak lagi sakit. Saya masih belum menjawab atas panggilan tersebut dan diminta olehNya untuk memberitahu ke dia (seseorang) tentang itu, namun hati saya menjadi takut. Takut jika dia tidak percaya atas apa yang saya sampaikan. ‘Duh gimana nih..? Jawab tidak, jawab iya. It’s complicated.’  pikir saya dalam hati.

Sebelum hari H, tepatnya hari Jumat malam, saya tidak habis berpikir langsung chat ke dia hanya ngobrol sebentar karena sudah lama tidak ngobrol. Dan saya kepikiran memilih ketemu langsung dengan dia pada acara Pemuda saja. Tetapi belum kesampaian meskipun sudah ketemu di sela- sela istirahat setelah acara.

Kembali lagi hari Sabtu malamnya…

Saya chat lagi dengan dia… Dengan sedikit was- was, saya bertanya kepadanya mengenai cerita saya yang panggilan Roh Kudus tentang pasangan hidup. Saya khawatir kalau dia tidak percaya sama saya dan panggilan-Nya. Saat itu saya tidak mendapat panggilan Roh Kudus lagi seperti yang terjadi sejak kemarin. Obrolan dimulai dari saya ke dia mengenai cerita saya, meskipun sedikit kaku dalam nge-chat. Saat saya selesai bercerita dan menunggu hingga dia membalas chat dari saya….. Tidak lama kemudian, dia membalas seolah- olah dia tidak percaya dengan cerita dari saya tentang panggilan Roh Kudus dan tentang pasangan hidup. ‘Masa sih? Ini beneran apa bercanda lu..?’ Pertanyaan yang lumayan panjang dan berulangkali itu cukup bikin saya kesel sekaligus menggelikan. Saya membalasnya dengan sedikit kecewa walaupun jawabannya agak menggelikan karena dia tidak percaya. ‘Lah.. Ini beneran. Ini bukan candaan, mimpi atau apalah. Ini benar- benar terjadi pada saya.’  (dengan emoticon sedih). Tidak lama kemudian, dia membalas chat dari saya yang membuat saya mengerti akan keadaannya. Walaupun saya masih tidak tahu dia percaya atau tidaknya akan cerita saya tentang itu. Obrolan di chat saya dan dia selesai dan ditutup dengan chat berisikan doa untuk dia dan keluarganya, juga untuk karirnya. ‘Oke, amen. Kamu juga.’  Selesailah obrolan saya dan dia tanpa berpikir panjang untuk mau ngobrol apalagi.

Setelah itu, malamnya sebelum pergi tidur saya berdoa lagi dan memberitahu tentang cerita saya yang membuat dia tidak percaya, tetapi saya masih tidak tahu apa dia percaya atau tidaknya terhadap cerita saya. Sambil merenungkan diri dan penuh pertanyaan kenapa Tuhan mau saya sama dia meskipun saya ingat bahwa saya suka diisengin oleh beberapa teman saya soal dia, padahal saya dan dia tidak ada apa- apanya. Saya tidak marah dan hanya bisa tertawa geli saat dikerjain oleh mereka. Mau bergumul atau tidaknya bukanlah sesuatu yang penting bagi saya. saya memilih menyerahkan pergumulan tentang pasangan hidup yang saya hadapi kepada Tuhan dan yakin bahwa pasangan hidup saya sudah diatur olehNya seperti terjadi beberapa hari yang lalu melalui panggilan-Nya yang saya alami.

* * * * *

Membahas topik tentang mengalami panggilan Roh Kudus untuk suatu tujuan seperti halnya tentang pasangan hidup perlu didasari dengan uji diri sendiri kita. Tidak bisa dipaksakan kalau bukan apa yang menjadi kehendakNya. Nubuatan atau suara Tuhan itu perlu kita uji, sebab dalam Alkitab mengingatkan kita untuk "janganlah percaya pada setiap roh, tetapi ujilah" (1 Yoh 4 : 1)

1 Yohanes 4 : 1
 Faktor nubuat ataupun suara Tuhan tidak boleh dijadikan satu-satunya tolak ukur dalam mencari pasangan hidup. Namun, ketika Anda merasa bahwa Tuhan memberikan nubuat mengenai pasangan hidup kepada Anda, maka harus segera diuji. Tapi ingat, jangan memaksa Allah melakukannya melalui suatu cara tertentu seperti yang Anda inginkan. Tidak bisa juga memaksakan-Nya untuk memberikan nubuatan tentang pasangan hidup. Dia bertindak sesuai kehendak dan rencana-Nya yang sempurna atas setiap pribadi.

Seperti dalam cerita saya tentang suara Tuhan dan pasangan hidup, saya awalnya tidak menanggapi maksudNya. Bahkan saya belum mendapat respon baik dari dia (seseorang) atau mungkin dia masih belum percaya, setelah lama saya menceritakan hal itu kepadanya beberapa waktu lalu, saya memilih menyerahkan pergumulan tentang itu dan seseorang yang Tuhan sebut melalui panggilan Roh Kudus. Saya yakin kalau memang semua yang terjadi seperti Tuhan telah rencanakan dan sampaikan melalui panggilan-Nya, kemungkinan saya siap.

Tidak lama kemudian, saya akhirnya mengerti maksudNya setelah menanggapi panggilanNya dan saya menyerahkan semuanya termasuk tentang itu kepada Tuhan. Padahal secara konkrit mengenai panggilan Roh Kudus atau suara Tuhan terjadi saat kita sedang bergumul dengan beberapa hal seperti pekerjaan, keuangan, kesehatan keluarga, pasangan hidup dan masa depan pasti bertanya kepada Tuhan, seolah- olah kita merasakan itu suara Tuhan atau bukan yang menjawab doa kita, atau bisa jadi suara kita sendiri. Palingan juga dalam hubungan intim kita dengan Tuhan bisa percaya itu suara Tuhan atau bukan. Yang penting adalah melakukan uji diri.

Tuhan Yesus memberkati..

0 comments :

Posting Komentar