PERGUMULAN TENTANG LAMARAN PEKERJAAN
Setelah lama lulus sidang skripsi dan
revisi saya mulai memikirkan masa depan terutama tentang pekerjaan yang mau
dicari. Sampai sekarang saya masih bergumul dengan lamaran pekerjaan karena
sudah lama dan sudah beberapa bulan dari sejak itu saya menunggu kabar baik
mengenai pekerjaan. Pergumulan hidup saya pun terjadi dan yang tidak lepas dari
diri saya sendiri. Seperti yang kalian tahu bahwa pergumulan hidup satu-
satunya masalah yang sering dihadapi oleh anak- anak mudanya Tuhan, terutama
pada orang percaya kepada-Nya. Membahas tentang pergumulan hidup ini menjadi
sebuah pertanyaan yaitu: ‘Apa sebenarnya yang menjadi pergumulan orang percaya
selama masih ada di dunia ini?’ satu- satunya pertanyaan yang harus
dijawab dengan jujur karena setiap kita pasti punya beberapa alasan yang
menjadi pergumulan hidup seperti itu yang dirasakan oleh orang percaya.
Pergumulan hidup kadang terjadi dan yang dirasakan oleh orang percaya |
Saya sudah lama browsing mencari lamaran kerja, mulai dari jobstreet, jobsdb,
linkedin, informasi lainnya yang biasa didapat lewat grup chat atau email.
Secara terus- menerus dalam mencari loker (lowongan kerja) yang sesuai dengan
bidang saya, ternyata mencari loker sudah kayak mencari pacar, yang kudu pas
dan sama- sama enak. Namun, sampai sekarang saya belum menemukan loker yang
cocok di bidang saya. Bahkan saya sudah mencoba melamar kerja dengan posisi
lainnya seperti yang di waktu saya magang tahun kemarin yaitu sosial media dan web maintenance,
alhasilnya nihil semua. Padahal saya sudah meng-upgrade CV setiap saat. Semua memang
butuh waktu lama untuk bisa di-approve di perusahaan.
Sebelumnya itu, saya selalu berdoa dan
berdoa meminta pertolongan dari Tuhan, terus menaruh pengharapan saya
kepadaNya. Seolah- olah berdoa minta dikirimkan seorang pasangan hidup, yang
kudu pas dan cocok untuk saya. (Ha..ha..ha..)
Saya juga tidak lupa akan waktu teduh setiap pagi dan malam. Apa pun yang saya
lakukan dalam doa belum menemukan jawaban dari Tuhan, tentang lamaran
pekerjaan. Saya berusaha tidak kecewa dan tetap sabar menanti waktu Tuhan
bahkan saya sudah merasa diri sudah tidak lagi muda seperti anak- anak seusia
lainnya, yang sudah lulus pada langsung dapat pekerjaan duluan. Tetapi bukan
cuma mereka saja yang sudah dapat pekerjaan di usia muda, ada juga yang masih
belum mendapat pekerjaan di usia muda dan tua atau biasa disebut pengangguran.
* * * * *
PERCOBAAN
PERTAMA : JUALAN KAOS ROHANI KRISTEN
Selama masih menunggu kabar dari beberapa
perusahaan yang telah saya lamari, saya tidak mau hanya berpangku tangan saja,
maka saya mencari ide agar bisa mencari uang sendiri. Saya sudah dengar dari
beberapa teman saya yang meminta saya untuk mencoba bisnis online dengan
menjual sesuatu apa ke setiap media sosial atau via official Line. Sudah saya diskusikan mengenai hal itu ke mamaku,
dia awalnya bingung itu apa dan caranya bagaimana, bahkan dia belum pernah coba
sudah merasa tidak setuju dengan apa yang ingin saya lakukan. Mendengar
ketidaksetujuan yang disampaikan oleh mamaku, saya bingung dan sedikit kecewa.
Saya berdoa kepada Tuhan, meminta hikmat atas pergumulan yang saya hadapi
karena saya sudah terlalu lama menunggu namun tidak kunjung ada kabar baiknya. Saya
hampir putus asa walau saya sudah berusaha yang terbaik serta mendapat dukungan
dari Roh Kudus dan juga keluarga saya.
Tidak lama kemudian, saya memutuskan
mencoba bisnis online yaitu melakukan PO (pre-order)
kaos Rohani Kristen ke teman- teman di salah satu official account Line Rohani Kristen yang sudah lama saya handle.
Sesuai ide saya buat setelah mendengar kabar dari salah satu teman saya yang
memiliki official account Line menjual
barang- barang Rohani Kristen tetapi saya tidak mau ikut- ikutan mereka karena
dikira mau mengejar trend padahal
sebenarnya tidak. Saya memulai percobaan pertama dengan menjual itu setelah
diskusi kepada salah satu teman kampus saya (tidak mau disebut namanya) yang
satu-satunya teman Rohani Kristen. Lalu, saya mulai PO melalui official account Line Rohani Kristen
yang saya punya yang di mana followers sudah
cukup banyak dengan melakukan broadcast
tentang jualan tersebut.
Sambil menunggu, saya melakukan aktivitas
lain. Dari hari ke hari setelah broadcast-nya,
belum ada tanda- tanda dari pembeli kaos yang saya PO. Saya berpikir apakah
karena design kaosnya biasa, meskipun saya tahu setelah melihat design kaos
yang dikirim oleh teman kampus saya memang biasa dan tidak ada yang bagus.
Bahkan yang diminta sudah harus habis terjual sebanyak 3 lusin, saya hanya
habis dalam 9 buah dan beberapa followers
sudah bayar uang tersebut. Saya bingung dan tidak tahu harus bagaimana, masa
waktu PO tidak bisa teru- menerus diperpanjang sampai semuanya habis terjual.
Perjuangan saya tidak sia- sia dalam melakukannya supaya ada yang mau membeli,
namun kelihatannya sulit.
Melalui pertolongan dari Tuhan yang tidak
henti- hentinya mendorong saya dalam melakukan bisnis online di saat semangat
saya sempat down, tetapi tidak sampai
terjatuh ke bawah. Saya bangkit dan berusaha lagi dengan cara yang sama, namun
hasilnya tetap sama dan semulanya sudah terjual 9 buah ditambah 4 buah lagi dan
masih ada sisanya. Saya takut kalau ditagih oleh beberapa followers yang sudah membayar uang duluan lewat chatnya karena
belum menerima kiriman barangnya dari saya. Hal itu membuat saya sedikit putus
asa dan bingung sendiri. Dan saya berdoa kepada Tuhan, meminta pertolongan
dari-Nya.
Beberapa hari kemudian, saya akhirnya
memutuskan untuk me-refund kembali
uang yang sudah dibayar oleh beberapa followers
di salah satu official account saya
karena tidak ada yang mau membeli kaos PO dari saya bahkan sudah lewat masa
waktunya dan tidak bisa melanjutkan PO-nya. Saya merasa diri bersalah atas
kejadian tersebut. Untung Tuhan yang memaklumi atas yang telah terjadi pada
saya, demikian juga dengan mamaku yang tahu setelah mendengar cerita tentang
itu.
Setelah kejadian yang terjadi berlalu, saya
benar- benar tidak mau berhenti sampai di sini selain berdoa dan berusaha. Saya
berpikir dan berpikir sambil bermedia sosial di salah satu official account Line dengan membagi sharing renungan dan sharing
lainnya yang memberkati banyak orang. Meskipun orang- orang di luar sana
menganggap saya kurang kerjaan tetapi saya tidak peduli, saya juga ada
aktivitas lain di rumah selain pekerjaan itu. Saya masih memikirkan karena
sudah melamar ke beberapa perusahaan dan berdoa supaya ada kabar baik dari
sananya. Saya juga sempat diberitahu oleh beberapa teman saya dan pengerja di
salah satu gereja saya untuk mencoba kembali bekerja sebagai karyawan tetap di
kantor lama tempat waktu saya magang, saya langsung kepikiran tentang hal itu
dan ingin kerja di sana namun saya belum memutuskannya karena saya masih ingin
mencari tempat yang lebih baik sehingga saya bisa menambah pengalaman baru.
Kadang iya, kadang tidak, it’s
complicated.
Mau mencoba lagi dengan berbisnis online
setelah percobaan pertama gagal tetapi saya tidak bisa melanjutkannya karena
tidak diizinkan oleh mamaku. Maka, saya berubah pikiran serta ide harus
bagaimana supaya bisa mencari uang sendiri.
* * * * *
PERCOBAAN
BERIKUTNYA : JUALAN PULSA ELEKTRONIK
Sudah satu dua bulan yang lumayan lama saya
menganggur dan hanya membantu usaha di rumah, tetapi hati saya merasa
sepi..sungguh kesepian. Dalam hati saya merasa benar- benar hampa saat saya
mengingat masalah masa lalu yang sudah dilupakan, saya tidak berhenti berdoa
dan mengucap syukur karena Tuhan masih selalu ada di samping saya di saat saya
kesepian atau sendirian, tidak ada teman kecuali hanya bersama orangtua saya.
Beberapa hari kemudian, saya diberitahu
oleh mamaku untuk mencoba jualan pulsa elektronik meski awalnya saya tidak mau
padahal belum mencobanya. Saya akhirnya mencobanya dan kemudian saya memutuskan
jualan pulsa sebagai percobaan kedua. Hingga saat ini saya masih berlanjut
dalam jualan pulsa, meskipun yang membeli tidak banyak saya tetap bersyukur
atas hikmat yang Tuhan berikan kepada saya sehingga saya berjualan pulsa. Soal
keuntungan yang saya dapatkan saya terima dengan senang hati sebagai hasil dari
usaha saya.
Semangat juang saya dalam jualan pulsa
kadang naik kadang turun, bahkan pernah sepi karena kemungkinan sudah ada
langganan jualan pulsa yang sama seperti saya, jadi bisa terjadi persaingan
dalam bisnisnya. Mau cemas atau tidaknya, saya memilih tetap menjalaninya
sambil mencari loker di internet dan sumber lainnya dan membantu usaha di
rumah.
* * * * *
SAAT
SAYA MULAI TIDAK BERDAYA
Tuhan selalu di samping saya ketika saya dalam keadaan tidak berdaya |
Setelah berbulan- bulan saya masih
menganggur di rumah, sampai ditanyakan oleh mama papa karena sedih saat melihat
saya menganggur terus, tidak ada teman. Mereka mendoakan saya agar saya cepat-
cepat dapat pekerjaan yang cocok dan pasangan hidup yang seiman, yang mau
menerima saya dengan hati yang tulus. Sebelumnya, saya juga sempat meminta
tolong ke kedua pengerja di gereja saya untuk membantu mencari loker yang
sesuai dengan bidang saya. Tidak lama kemudian, saya disuruh kirim email ke
salah satu kantor di sekolah Penabur. Saya berdoa dan terus menaruh pengharapan
kepada Tuhan agar saya diterima bekerja di sana. Terkadang saya merasa tidak
begitu yakin kalau di sana benar- benar mau menerima saya penyandang
disabilitas bekerja, bahkan saya tidak tahu pekerjaan di sana apa saja.
Seminggu kemudian, tepatnya di pertengahan bulan Oktober, saya mendapat kabar
dari kantornya untuk datang buat interview
lamaran kerja saat itu saya sedang ada kedukaan dan masih di luar kota, oleh
karena itu, saya tidak bisa datang untuk interview
lamaran pekerjaan sehingga kantornya harus me-reschedule ulang jadwal. Saya menunggu lagi dan lagi hingga dua
tiga minggu kemudian belum ada kabar dari sana. Bingung karena tidak ada
kabarnya, saya chat ke salah satu pengerja di gereja saya. Dia membalas chat
dari saya memberitahu bahwa di sana ternyata ………… Mendengar kabar tersebut membuat
saya jadi putus asa tetapi dari dalam hati saya benar- benar tidak mau putus
asa atau menyerah dalam mencari loker hingga saat ini. Bahkan saya berharap ada
teman- teman dekat saya bisa membantu mencarikan loker untuk saya, namun
sayangnya tidak ada satupun yang mau membantu. Meskipun saya tahu mungkin
mereka yang sudah lama mengenal saya bingung saya maunya apa dan kerja di
posisi apa. Tidak segampang dari yang saya kira mencari loker yang pas dan
cocok untuk saya.
Saya mulai berpikir lalu merenungkan diri
di dalam Tuhan melalui doanya: ‘Bagaimana jika saya masih belum mendapat kabar apapun dari
beberapa perusahaan yang saya lamari? Jika sampai saat ini saya tidak mendapat
kabar apapun di luar sana bahkan saya sudah berusaha keras melalui usaha kecil-
kecilan namun tidak satupun yang sukses selain jualan pulsa, lebih baik saya
memilih melanjutkan usaha di rumah saja bersama mereka. Masa depan saya
bagaimana, ya Tuhan?’ Saat itu, saat saya mulai tidak
berdaya. Tuhan terus memberi support
dan menjadi tempat sandaran saya setiap hari, setiap saat agar saya tidak
sendirian. Walaupun hati saya merasa butuh adanya pendamping, pendamping hidup
yang sudah lama saya rindukan.
Saat saya masih tidak berdaya…. Setiap hari
saya berdoa kepada Tuhan, merenungkan diri delam keadaan menangis karena
depresi dan tertekan. Sudah ambil sisi positif dan bersabar menunggu waktu
Tuhan serta terus meminta hikmat dari-Nya atas pergumulan yang saya hadapi. Tidak
hanya itu, saya juga memikirkan masa depan bagaimana, meskipun orang- orang di
luar sana menganggap perjuangan saya masih panjang, namun rasanya mustahil
karena usia saya sudah banyak dan bukan lagi anak-anak muda lagi seperti anak-
anak seusia lainnya yang di bawah usia saya. Bahkan karena itu jadwal makan dan
tidur saya menjadi tidak teratur, saya masih memikirkan keluarga saya yang saat
ini sudah membanting tulang demi masa depan saya. Saya tidak ingin melihat
mereka sedih atau kecewa jika saya belum sukses apa- apa, Saya hanya bisa
membantu pekerjaan mereka sambil melakukan aktivitas lain.
Walaupun saya tidak berdaya hingga saat ini
dan merasakan betapa berat beban karena saya masih bergumul dalam Tuhan, saya
merasa bahwa Tuhan masih ada di samping peduli dan menguatkan saya menghadapi
pergumulan hidup tentang pekerjaan, kedua tentang pasangan hidup yang sudah
lama saya rindukan berikutnya tentang masa depan terutama pada kesehatan
keluarga termasuk saya, ekonomi dan lain-lainnya. Saya berusaha untuk tidak melihat
ke atas dengan maksud lain memikirkan atau menghayal tinggi- tinggi namun belum
kesampaian, oleh karena itu, saya memilih untuk sukses dengan cara- cara yang
sederhana yang penting adalah berhasil dicapai. Orang- orang di luar sana
kadang peduli kadang tidak peduli seolah- olah mencibir tentang masalah saya,
bukannya memberi semangat atau bagaimana seperti menolong dengan cara apapun
supaya saya bisa seperti mereka. Saya memilih diam dan membiarkan mereka
memikirkan saya karena masalah tersebut. Saya hanya bisa berdoa dan terus
menaruh hikmat di dalam Tuhan dengan iman yang terus percaya padaNya dan
menunggu sampai saya mendapat panggilan hidup atas pergumulan hidup.
Apalagi….
Sudah beberapa hari waktu terus berjalan
saya sudah berkali- kali ngecek email seolah- olah berharap dapat panggilan
interview karena sudah lama apply job,
tetapi tidak ada kelanjutan dari “journey
of my application”, malahan yang didapat selalu sama yaitu job yang sama
dari perusahaan yang sama, yang sering dipost ulang bahkan sudah pernah dipost
dari kapan waktunya. Saya pun sedih dan berpikir tentang CV yang saya buat
apakah belum cukup atau apa karena isinya kurang lengkap, padahal saya sudah
sering update ini dan itu sebelum apply job apalagi sudah menyiapkan SKL,
fotocopy sertifikat dan lain-lainnya untuk ke depannya jika ada sudah ada kabar
untuk interview lamaran pekerjaan. Selanjutnya
seiring berjalannya waktu sudah tidak ada kabar lagi dari perusahaan hingga
sekarang ini.
* * * * *
Saya sempat curhat dengan seseorang teman
magang saya, yang penyandang disabilitas seperti saya mengenai masalah lamaran
pekerjaan. Dia juga mengalami hal yang sama seperti saya yaitu belum dapat atau
belum ada tanda- tanda panggilan interview.
Kami mengobrol dengan cerita panjaaangggg hanya melepas rindu karena tidak
pernah ketemu setelah lama magang. Bahkan saya sudah lama berpikir tentang
keputusan mau kembali ke kantor lama tempat waktu saya magang terus saya sudah
mengirim email ke kantornya dan……saya dibalas emailnya yang isinya yang membuat
saya kecewa. Saya tetap berpikir positif dan tidak lupa untuk terus berdoa
saking karena sudah lama menganggur di rumah, orangtua saya sudah kegerahan
ketika melihat kondisi saya yang tidak seperti pada biasanya dari sejak lulus
sidang, kadang saya ke gereja hanya pelayanan, pulang, ke gereja lagi hanya mau
ngapain, itu-itu saja tiada bosannya. Seolah- olah sulit bagi saya untuk naik level
meskipun masih tetap setia dalam melayani untuk kemuliaan Tuhan.
Setiap manusia seperti kita juga
punya pergumulan hidup masing- masing seperti bergumul tentang lamaran
pekerjaan yang sudah ditunggu- tunggu belum kunjung ada kabarnya hingga sudah
kehilangan akal mau ngapain. Apalagi bagi saya, sudah berencana mau berbisnis online tetapi
tidak disetujui oleh orang tua dengan beberapa alasan, bagaimana bisa sukses
nanti kalau saya masih begini jika hanya dengan usaha di rumah. Dan mau mencoba
memberi les pelajaran, malahan dianggap mustahil karena saya ini penyandang
disabilitas. Walaupun saya tidak menyukai pekerjaan yang dilakukan di rumah
seperti usaha sistem jual beli karena membutuhkan komunikasi sedangkan saya ada
kendala dan harus ada bantuan sampingan. Kalau tidak, bagaimana saya bisa
mengerjakannya sendirian, jadi, saya memilih tetap melanjutkannya sambil
melakukan aktivitas lain seperti jualan pulsa dan menulis.
Selama saya sampai saat ini masih bergumul
tentang lamaran pekerjaan, saya masih bersyukur kepada Tuhan atas segala hal
yang telah DIA berikan termasuk kesempatan yang ada meskipun belum tercapai,
apalagi pergumulan hidup tentang pasangan hidup. Saya berusaha untuk tidak kehilangan
kesempatan atau target yang ingin dicapai meskipun sudah berhari- hari seiring waktu
berjalan, tidak ada yang tahu kapan saya berhasil atau sukses, kapan Tuhan
memberi apa yang saya inginkan, kapan waktu Tuhan memanggil saya nanti. Hanya
yang dapat saya lakukan adalah mempercayai pada-Nya dan menaruh pengharapan di
dalam-Nya setiap hari. Amen.
* *
* * *
0 comments :
Posting Komentar