KETIKA ‘KU MENGHADAPI PENGUMULAN DI DUNIA MAGANG – INTERNSHIP Part 3

Sabtu, 10 Desember 2016

KETIKA ‘KU MENGHADAPI PENGUMULAN DI DUNIA MAGANG – INTERNSHIP Part 3


(Continued from Part 2)

Hari kedua sama seperti biasanya, saya bangun pagi- pagi untuk bersiap pergi ke kantor. Walaupun saya sudah dikasih tahu oleh papaku semalam tadi bahwa saya tidak perlu berangkat kayak di hari pertama, dia meminta saya berangkat jam 07.00 supaya saya bisa tenang dalam persiapannya.

Sesampainya di kantor setelah diantar oleh papaku, saya berpamitan dengan papaku lalu masuk ke dalam gedung, naik ke lantai 2, dan masuk ke kantor X. Masih sepi seperti pada hari pertama kemarin, namun yang saya lihat sudah ada seseorang lain masuk duluan, yang tampaknya lagi fokus di depan laptop. Melakukan fingerprint di dekat pintu masuk kantor adalah salah satu kewajiban bagi seseorang karyawan
selain mengikuti aturan tata tertib selama bekerja di kantor. Setelah saya selesai fingerprint, saya masuk ke dalamnya dan duduk di tempat yang sama seperti pada hari pertama. Meskipun saat itu saya kadang kesulitan dalam memencet jari jempol saya ke arah layarnya sehingga sering muncul lampu merah menandakan gagal dalam sistemnya, saya sempat takut kalau mesinnya rusak atau cuma saya yang kurang keras dalam menekannya. Dan syukurlah saya bisa dan terbiasa melakukan fingerprint untuk pertama kali saya magang. Hal itu dilakukan pada saat sudah sampai di kantor dan pulang dari kantor.

Work Hard, Play Hard
Begitu juga pada hari berikutnya dan seterusnya selama saya magang di kantornya.

Pada hari kedua, selain saya diberi tugas untuk sosial media engagement, saya juga diberi tugas untuk web maintenance setelah mentor kedua yang bernama kak Reza masuk pada hari keduanya. Setelah perkenalan diri selesai, dia memberitahu apa yang harus saya kerjakan adalah memasukkan konten event pada salah satu web melalui mailchimp. Awalnya, saya bingung dan dia mengajarkan saya step by step meskipun caranya lumayan sulit dilakukan. Tapi untung saya menulis langkah- langkahnya dan juga dibantu olehnya sehingga mempermudahkan saya untuk mengulangi pengerjaannya dengan caranya yang sama.

Dari hari ke hari seperti biasanya selama saya magang, saya mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh mereka dengan penuh semangat, termasuk membuat laporan magang. Begitu juga dengan beberapa teman magang yang baru saya kenal itu. Selain itu, saya juga bersyukur karena mendapat teman kantor di sana bahkan sengaja diajak pergi jajan makanan pada hari kedua. Saya benar- benar tidak menyangka semua karena campur tangan Tuhan sehingga saya mendapat tempat magang yang lokasinya jauh, saya tidak bisa berkata untuk menolak karena Tuhan yang memutuskan saya magang di sana agar saya bisa mencari pengalaman baru dan juga teman baru.

Seminggu telah berlalu, minggu berikutnya libur selama seminggu bersamaan dengan libur hari raya lebaran. Saya akhirnya bisa istirahat dan menghabiskan waktu bersama dia (seseorang), mengerjakan laporan magang dan tidak lupa membagi waktu bersama dengan keluarga saya sebelum saya magang kembali minggu depannya lagi.

* * * * *

Waktu terus berjalan dengan cepat selama saya magang, saya tidak merasa sesuatu yang terlewati karena saking terlalu semangat dalam bekerja dan juga ngobrol dengan beberapa teman baru lewat chatnya, termasuk Nanda salah satunya. Saya kadang suka lupa sama laporan magang yang harus dikerjakan dan membuat perjanjian bertemu dengan dosen pembimbing magang, bapak Tedi. Saya berusaha untuk tenang dan tidak terburu- buru mengerjakan laporannya karena baru beberapa hari saya magang di sana. Padahal sudah dikasih kabar via grup chat tentang bimbingan magang untuk yang pertama kali masuk dan yang sudah beberapa minggu magangnya.

Pertemuan dengan dosen pembimbing biasanya 2 minggu sekali selama magang dengan syarat adalah laporan yang dibuat harus sudah sampai mana dan seterusnya sehingga bapak dosen bisa memeriksa draft laporan magang terlebih dahulu dan melakukan revisi. Termasuk laporan magang saya juga. Walaupun saat itu, saya kadang mendapat beberapa kendala dengan pekerjaan yang saya lakukan dan pembuatan laporan yang diminta harus mengikuti aturan yang diberikan dan hal itu membuat saya tidak paham maksudnya apa sampai bertanya terus dan meminta penjelasan ke dosennya. Saya berdoa. Tuhan tidak tuli saya pasti bisa menyelesaikannya. Saya tidak lupa untuk bertanya ke salah satu mentor tentang proses pekerjaannya dan bla bla bla, supaya tidak kesulitan dalam membuat analisis di laporannya. Bahkan pernah merasa khawatir dan takut kalau saya mengganggu jam kerja mereka. Padahal waktu itu yang saya lihat mereka biasanya lagi santai atau saat itu mereka sudah bersiap pulang, saya baru bisa bertanya lewat email atau secara langsung ke beberapa teman meskipun kadang dibalas, kadang tidak dibalas. Saya memilih untuk berpikir positif dan mencoba menjelaskan semuanya sebisa saya, meskipun saya tidak mengerti jalannya.

* * * * *

1 minggu…2 minggu….3 minggu telah berlalu seiring berjalannya waktu, selama saya bekerja di kantornya. Kesibukan saya mulai berasa saat di depan laptop hanya mengecek salah satu sosial media, memeriksa setiap comment pada setiap postingan yang ada, membalasnya dengan komentar dan sisanya LIKE, memeriksa data di salah satu website, dan lainnya. Saya tidak mau sampai putus asa selama saya berusaha keras dalam pekerjaannya meskipun mendapat sedikit teguran dari mentor, saat saya melakukan kesalahan dalam mengerjakannya. Dengan penuh sabar saya menerima tegurannya dan berusaha memperbaikinya agar kejadiannya tidak terulang kembali.

Selain saya melakukan pekerjaan yang diberikan kedua mentor, saya juga dikasih tugas lain yaitu membuat artikel untuk salah satu website produk minuman. Sama seperti pada awalnya sejak saya magang, saya belum paham instruksi yang diberikan oleh seseorang lain yang bukan mentor, dia adalah Syeanne, dari divisi designer graphic tetapi juga mencakupi bagian publikasi content writer, setelah membaca isian di email yang saya dapat itu. Saya membaca isiannya dengan seksama dan memahami apa yang harus saya buat dan apa yang harus saya cari. Meskipun saya pernah kesulitan dalam membuat bahasa yang bagus dan sesuai dengan topik yang diberikan. Saya menyadari kalau saya jarang membaca buku, pernah baca buku dan artikel- artikel di internet. Saya tetap bersyukur karena sejak sudah lama magang, saya diberi beberapa tugas yang dapat saya kerjakan meskipun saya menganggap pekerjaan ini tidak ada hubungan dengan posisi yang saya tempati. Tetapi, saya tidak bisa berkata saya menolak, saya menikmati pekerjaan yang ada dengan harapan agar bisa menambah pengalaman baru lagi untuk dunia kerja yang sesungguhnya nanti setelah lulus kuliah.

Setelah hari demi hari selama magang seperti biasanya, datang ke kantor terus melakukan fingerprint, duduk di tempatnya, makan pagi sebelum mulai kerja. Tidak hanya itu, saya juga tidak lupa selalu berdoa kepada Tuhan sebelum bekerja supaya saya diberi semangat terus meskipun saya merasa ada pergumulan yang harus dihadapi. Saat itu, saya tidak menyadari sejak berhari- hari sudah sampai di kantor yang awalnya sepi sampai jam 8.30 melihat beberapa teman kantor saya datang telat, ada yang datang 5 menit kemudian dari jem 8.30 bahkan lebih dari jam tersebut. Saya heran melihat mereka, namun saya memilih tidak ikut- ikutan atau bertanya sehingga tidak terjadi kritikan negatif dari mereka karena sudah tahu dan belajar tentang kedisplinan saya sebagai mahasiswa magang di kantor. Termasuk juga membuat surat izin keluar kantor lewat email bahwa saya ada janjian untuk bertemu dengan dosen pembimbing untuk menyerahkan draft laporan magang yang tidak boleh dilupakan.

3 minggu hingga minggu ke-4 seiring berjalannya waktu sebelum bulan Juli berakhir, muncullah keseruan terjadi saat ada dua orang teman kantor saya ulang tahun dan dirayakan di ruang meeting. Sebelum itu, teman- te man kantor dan saya dikirimin email yang berisikan ajakan untuk datang ke acara ulang tahun dan menyiapkan kado untuk yang berulang tahun. Sejak itu, saya karena baru beberapa minggu magang dan tidak tahu apa- apa soal persiapan kado yang mau diberikan untuk yang berulang tahun sehingga saya bertanya ke teman- teman kantor untuk bisa join buat patungan. Saya selalu berpikir lebih baik ikut patungan daripada tidak ikut. Akhirnya Tuhan mendengar dan menjawab setiap kesulitan yang saya hadapi, ada seorang teman kantor yang bukan anak magang, Lalisa, mau menerima saya ikut patungan memberi kado bersama Phillip dan Lucky jadi berempat. Meskipun saya tahu setelah pernah diberitahu oleh salah satu teman yang telah lama magang bahwa tidak wajib ikut patungan kasih kado untuk yang berulang tahun, yang penting adalah bisa merayakannya bersama- sama. Padahal mereka juga ikut patungan, sedangkan sisanya tidak.

Tepatnya hari H adalah perayaan ulang tahun dua orang teman kantor, Kak Aris dan Melissa, sama seperti sejak saya masuk hari pertama magang, saya diajak ikut merayakan ulang tahun mereka tersebut dan makan makanan yang sudah dipersiapkan mereka. Saking karena terlalu asik dan menikmati perayaan ulangtahun mereka hanya melepas rasa penat sejenak dari pekerjaannya, saya hampir lupa atas apa yang sudah saya lakukan di luar jam kerja. Apalagi sebelum memasuki weekend, saya diajak jalan jajan lagi oleh beberapa teman kantor saya yaitu Lusi, Devi, Rico, Disya dan salah satu teman magang saya, Natasha. Bukan hanya sekali saja seperti pada hari kedua sejak saya mulai magang, tetapi pernah sampai 2 hingga 3 kalinya saya bersama mereka.

Saya senang sekaligus bersyukur karena bisa merasakan keseruan bersama orang –orang kantor. ‘Suatu saat saya bisa merasakan keseruan yang seperti ini jika saya sudah dapat pekerjaan nanti.’ pikir saya dengan penuh harap. Sebenarnya saya ini bukan orang yang asik atau bisa diajak bercanda seperti mereka, walaupun salah satu teman magang saya menganggap saya orangnya berani atau percaya diri. Saya heran mendengar tanggapan darinya, padahal di balik itu saya tidak merasa begitu karena saya tipenya pendiam dan pemalu, bahkan pernah minder juga.

* * * * *

Setelah sebulan berlalu selama saya magang, seperti biasanya dengan beberapa pekerjaan yang harus saya kerjakan dan selesaikan termasuk laporan magang tanpa merasa ada sesuatu yang terlewati atau terlupakan, selama mendapat kiriman email yang harus dicek setiap hari. Kadang ada email yang masuk hanyalah email dari kantor saya yang isiannya lomba, terus diminta membuat artikel konten setiap mingguan, mengecek database website, memasukkan data entri dari ms Excel ke salah satu website, membuat database facebook fan page sesuai permintaan kak Silka, tentang apalagi yang dikirim oleh beberapa teman kantor. Saya terus bersyukur setelah diberi beberapa pekerjaan yang dapat saya bantu. Meskipun sejak itu, saya tidak merasa ada sesuatu yang tidak beres dari biasanya pada email, yang saya dapat dari sejak awal masuk magang. ‘Kok saya tidak pernah mendapat tugas yang.…..?’  pikir saya dengan perasaan kecewa dan bingung. Meskipun saya tahu dari mentor kedua bahwa ada masalah dengan web aplikasi MailChimp dan hanya bisa diposting ke facebook fan page dan Instagram. Minggu berikutnya bahkan minggu depannya, saya tidak menerima email yang sama seperti itu. Namun, saya berusaha untuk berpikir positif dan tidak mau menyerah meski sedikit kecewa.

Sejak memasuki bulan Agustus selama saya masih magang, biasanya ada kabar gembira dan kabar sedih yang saya dapati lewat email dari atasan. Kabar sedih yang saya dapati terjadi adalah salah satu teman magang saya, Natasha, harus berpisah dengan teman- teman kantor saya karena masa waktu magangnya selesai dan minggu depan sudah masuk kuliah. Saya sedih dan tahu mendengarnya padahal perkenalan dan ngobrol saya dengannya hanya sebentar. Sebagai tanda perpisahan untuk dia yang mau keluar dari dunia magang, dia membawakan cupcake untuk dibagikan ke kita. Sebelum dia keluar dari dunia magang, ada orang baru sama seperti saya masuk untuk magang. Dia itu bernama Indah dan duduk di sebelah Natasha. Sehari kemudian setelah dia keluar, Indah duduk di sebelah saya. Saya akhirnya mengerti ini maksudnya apa dan caranya yang dilakukan seperti yang pernah saya lakukan sejak awal magang, begitu pula dengan 4 orang teman magang yang sudah lama kenalan dengan saya yaitu Nanda, Elvira, Yelny dan Sandra meski saya dan mereka berbeda divisi dalam magang.

Dengan penuh semangat selama saya magang dan juga tidak lupa selalu berdoa sebelum mulai kerja. Saya selalu memberi kabar kepada dia (seseorang) tentang kegiatan magang saya selama ini. Misalnya, saya sudah sampai di kantor atau sudah pulang ke rumah hingga menceritakan tentang magang, catering, teman baru, dan lain- lainnya.

Perjuangan saya selama magang yang benar- benar sungguh melelahkan dari pagi hingga malam, meskipun saya tahu jam kerja ya memang seperti itu bagi karyawan kantor dan juga yang lagi magang seperti saya. Rasa capek saya terasa saat setelah berjam- jam dalam bekerja. Jadi, saya sengaja tidur pada saat jam kerja di mana teman- teman kantor sibuk bekerja. Tetapi bukan cuma saya yang tertidur, ada beberapa teman kantor tidur dengan rebahan di atas meja atau tiduran di sofa, lalu ada yang keluar masuk seakan- akan habis dari kamar mandi, ada juga yang pergi jajan makanan di luar jam kerja. Meskipun di balik itu saya menyadari dari seorang teman kantor yang duduk di sebelah saya, Yanti, memberitahu kepada saya untuk boleh mengistirahatkan mata dan pikiran jika sudah lelah dalam bekerja. Jadi, saya memilih tidur sebentar dengan merebahkan kepala saya di atas meja. Kadang juga saya disuruh oleh officer boy, Pak Salman, untuk minum kopi, bukan tidak suka takutnya tidak bisa tidur di malam hari nanti. Maka saya tidak lama memutuskan minum kopi tanpa banyak pikiran supaya saya bisa menyelesaikan pekerjaan yang ada. Sebenarnya tidak setiap hari minum kopi, kadang juga ngemil makanan jika ada makanan yang dibawakan oleh beberapa teman kantor yang pulang dari luar kota atau tidak saya memilih makan permen sega supaya tidak bosan. Selain itu, saya juga ngobrol dengan Nanda dan Elvira lewat chat di Gmail, hanya bertukar cerita dan pikiran sehingga dapat membangkitkan rasa semangat dalam bekerja lewat cerita yang menghibur.

Setiap hari seperti pada biasanya yang saya lakukan, mulai dari pengecekan di salah satu sosial media, data entri di salah satu web, menulis artikel yang harus diselesaikan sebelum deadline dan pekerjaan lainnya, padahal sudah dikasih kabar bahwa saya tidak perlu buru- buru menyelesaikannya sebelum masa waktu magang saya tinggal sebulan. Laporan magang juga apalagi yang tidak boleh ketinggalan karena sudah diingatkan untuk bertemu dengan bapak Tedi di pertemuan berikutnya.

Seminggu berlalu……dua minggu berlalu….waktu terus berjalan selama saya masih magang, tiba- tiba saya teringat soal papaku cerita ada seseorang yang tidak lain salah satu anggota GKI Kayu Putih kerja di kantor, tetapi dia kerjanya di kantor sebelah. Dia itu bernama Martin. ‘Oh ya, why don’t you tell me earlier?’  pikir saya dalam hati dan membuka HP untuk memeriksa kontak BBM ko Martin. Setelah ketemu kontaknya, saya mulai chat BBM dengannya mengobrol sebentar tentang pekerjaannya dan obrolan lainnya yang isiannya tidak begitu penting, dia akhirnya menawarkan saya untuk pulang bareng karena kebetulan saya sudah lama tahu dari koko saya yang pertama bahwa rumahnya di daerah Kayu Putih jadi, saya tidak perlu meminta papaku menjemput saya pulang, bahkan saya tidak menyadari sudah melewati sebulan di kantor ini diantar dan dijemput oleh papaku. Saya langsung berubah pikiran tentang hal tersebut. Setelah obrolan dengan ko Martin selesai, saya SMS ke papaku dan juga koko saya yang pertama. Mereka mengharapkan supaya saya pulang sama dia pada hari berikutnya. Saya juga berpikir hal yang sama seperti yang disampaikan mereka, meskipun saya tidak tahu dari awalnya.

Beberapa hari kemudian, semuanya berubah selama masih dalam magang saya memilih pulang dari kerja dengan ko Martin naik mobilnya, tetapi tidak diantar sampai rumahku melainkan sampai di depan rumah salah satu anggota GKI Kayu Putih, Ibu Christine. Saya menerima tawarannya, bahkan dia sudah menelepon ke papaku agar bisa menunggu di sana. Apalagi selama perjalanan pulang, kadang saya ngobrol banyak dengannya lewat chat HP di saat suasananya gelap bahkan sudah malam, kadang juga saya tidur di mobil karena kelelahan. Syukurnya dia baik dan memperbolehkan saya tidur di mobil jika saya merasa capek.

Seperti biasanya pada hari sebelumnya, saya datang namun tidak secara lebih awal karena kemacetan di jalan yang sungguh mengesalkan bagi saya. Padahal saya sudah bangun pagi dan sudah bersiap lalu berangkat……..tetap saja macet, sama sejak lebaran selesai bulan Juli kemarin situasi Jakarta kembali semula. Saya tetap sabar menerima kondisi yang sekarang. Begitu juga dengan jam pulang bersama Ko Martin yang kadang sering macet kalau sudah malam, bahkan dia memberitahu ke saya untuk mencari jalan alternatif agar terhindar dari kemacetan. Dan hasilnya adalah sesuai yang diharapkan olehnya.

Di balik itu, saya tidak mau menyia- nyiakan waktu dan kesempatan saya supaya menjaga nilai- nilai yang diberikan dari kampus yaitu kedisiplinan, kerajinan, hasil evaluasi kerja dan nilai apa lagi selama magang di kantor, setelah saya diberi surat penilaian evaluasi magang dari kampus beberapa waktu lalu sejak saya terakhir bertemu dengan dosen pembimbing magang untuk melihat draft laporan magang. Saya tidak lupa selalu berdoa agar tidak menerima konsekuensi atau mengulang matakuliah Internship jika nilai magang termasuk laporannya jelek.

Saya masih bersyukur kepada Tuhan yang telah mendorong dan membantu banyak hal lewat caraNya, selama saya menghadapi pergumulan di dunia magang dan juga teman- teman kantor saya yang sikapnya berbeda dari biasanya. Dengan penuh sabar saya menghadapinya walaupun saya kadang merasa sakit hati dan tertekan, begitu juga salah satu teman magang saya yang pernah cerita banyak kepada saya bahwa dia pernah punya problem dan pergumulan dengan pekerjaannya dan lingkungan kantornya.

* * * * *

ADA APA DENGAN PERGUMULAN SAYA?

Setelah melewati beberapa hari kemudian hingga pada minggu kedua, saya merasa ada perubahan yang terjadi selama magang yang di mana situasinya menjadi berbeda dibanding bulan sebelumnya. Hal itu membuat saya jadi takut bahkan tidak bisa berkata apa- apa selain berdoa. Seperti biasanya sudah tiba di kantor, melakukan fingerprint, merapikan diri dengan dandan sebentar, makan pagi, dan juga tidak lupa berdoa sebelum bekerja supaya saya tetap semangat dalam bekerja. Tidak hanya itu saya juga sempat ngobrol sebentar dengan Indah di jam pagi, kadang jam siang atau sore, lalu ngobrol dengan Nanda dan Elvira, namun tidak secara langsung selama jam kerja melainkan lewat chat di Gmail karena tempat duduk kita berjauhan. Kami mengobrol biasanya pada jam istirahat atau jam kerja namun tidak sampai berjam- jam. Semua saya lakukan hanya melepas rasa penat atau bosan dan waktu itu saya biasanya ada waktu senggang untuk ngobrol atau santai sebentar dengan menyelesaikan laporan magang sebelum beberapa minggu lagi masa magang saya selesai.

Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik saya dalam bekerja tidak mengenal lelah, mulai dari mengecek postingan sosial media jika ada komentar baru yang dilakukan oleh para fallowers, terus berganti membuat artikel konten sambil mencari sumber yang sesuai dengan topik yang diberikan, melakukan pengecekan database website, mencari link facebook fan page, dan apalagi yang saya kerjakan hingga jam pulang, semua dilakukan secara berulang kali. Kadang ada berbagai kritikan, komentar positif dan negatif, dan hinaan dari beberapa teman kantor yang saya rasakan membuat hati saya jadi tersinggung dan panas, namun saya menerimanya dengan lapang dada. Sejak itu saya merasa stress dan tertekan karena salah satu pekerjaan, bahkan saya bingung harus berbuat apa kecuali saya hanya bisa berdoa setelah tahu hal itu terjadi. Dan saya merasa ada Roh Kudus mendorong dan menguatkan saya menghadapi pergumulan tersebut.

Ketika ku menghadapi pergumulan selama dunia magang
Bukan hanya pergumulan yang terjadi karena pekerjaan tersebut, saya tidak merasa ada sesuatu yang aneh dengan muka saya yaitu pucat, kayak lagi sakit. Saya berusaha untuk tenang dan tidak banyak pikiran, saya sempat tiduran sebentar dengan rebahan di atas meja agar segar kembali, namun kondisi saya mulai tidak enak badan, sering bersin- bersin dan batuk tanpa sebab. ‘Oh Tuhan, cobaan apalagi yang saya hadapi?’  pikir saya dalam hati. Untung sebentar lagi sudah mau jam pulang, saya sudah tenang dan fokus pada salah satu pekerjaannya sebelum jam pulang dan saya juga tidak lupa mengirim Task List yang sudah dilakukan selama magang lewat email. Setelah jam pulang, saya dengan cepat- cepat beberes tas dan berpamitan dengan beberapa teman kantor, melakukan fingerprint lagi dan pulang sama ko Martin yang sudah lama menunggu di depan kantor.

Sampai di rumah, saya merasakan sakit flu terjadi dan memilih untuk istirahat setelah mandi, makan malam, dan juga minum obat flu. Saya berdoa meminta kesembuhan dari Tuhan supaya besok sudah sehat. Namun, pada hari esoknya sakit flu-nya belum hilang, saya terpaksa tidak masuk setelah membuat surat izin lewat email berdasarkan instruksi teman kantor yang duduk di sebelah saya, Yanti. ’Tidak apa- apalah kalau bolos sehari karena sakit dan besoknya sudah harus masuk ya.’  Pikir saya sambil berdoa dalam hati. Meskipun saya tahu bahwa masa waktu magang saya tinggal 2 minggu beberapa hari lagi selesai.

Sehari kemudian, saya sudah membaik dari sakit flu dan sudah bisa masuk seperti biasanya bahkan pulang dengan ko Martin sehingga hal itu jadi bahan pembicaraan oleh teman- teman kantor saya. ‘Duh gara- gara siapa ini sampai mereka tahu soal ini?’ dengan herannya saat saya membaca grup chat dari mereka. Namun, saya tidak peduli atas apa yang dibahas mereka tentang saya dan dia, saya memilih fokus menyelesaikan pekerjaan dan juga laporan magang.

Dua minggu telah berlalu……

Kembali lagi ada kabar gembira adalah kedatangan teman kantor baru yang mau bergabung di divisi sosial media seperti saya, namun bukan anak magang. Dia adalah Dian. Dengan serentaknya, dia disambut oleh beberapa kantor lewat email. Selain itu dan beberapa hari kemudian, muncullah kabar sedih yang saya dapati saat membaca email yang memberitahukan kabar perpisahan dengan salah satu mentor dari sosial media saya, Devi, yang sudah lama bekerja selama 3 tahun di kantornya. Karena kaget dan bingung, bahkan saya tidak mempersiapkan sesuatu untuk dia karena dia tidak memberitahu kabarnya.

Untuk ketiga kalinya dan tepatnya hari Jumat sebelum berpisah dengan mentor saya, Devi, saya diajak pergi jajan oleh dia bersama Lusi, Dian, Disya, Rico, Yanti, dan Febrina. Saya menganggap ini sebagai tanda perpisahan untuk Devi. Tidak hanya itu, dia juga membawakan makanan special yaitu Pizza sebagai hadiah ulang tahun salah satu teman kantor, Kak Agus, dan juga sebagai tanda perpisahan dari Devi.

Tiga hari kemudian setelah Devi sudah tidak di kantor, suasana kerjanya biasa- biasa seperti beberapa hari yang lalu. Mentor saya yang sebelumnya sama Devi dan diganti oleh Lusi. Meskipun saya tahu bahwa usia mereka jauh lebih muda dari saya, namun saya tetap menerima mereka apa adanya sebagai mentor untuk magang saya.

‘Berangkat kerja pagi setelah bersiap- siap dari rumah…
Sampai di kantor, melakukan fingerprint, berdandan rapi di kamar mandi sebentar… Makan pagi dengan roti yang dibawakan dari rumah…
Memulai aktivitas pekerjaan yang ada…’

Yang biasa saya lakukan setiap hari dan begitu juga untuk jam pulang kerja, ko Martin biasanya menunggu di depan kantor saya yang tepatnya bersebelahan dengan kantornya. Untung saya tidak pernah telat keluar dari kantor, meskipun saya kadang menyadari setelah dikirim chat olehnya sebagai tanda untuk bersiap pulang dan melihat jam tangan menunjukkan pukul 18.00 malam, saya beberes tas, berpamitan dengan beberapa teman kantor dan pulang agar tidak macet karena sudah malem.

Namun, tidak setiap hari jam pulangnya karena ko Martin kadang ada kerjaan dadakan yang harus dikelarin jadi jam pulangnya telat dan saya menunggu hingga dia sudah selesai kerjaannya sambil menyelesaikan pekerjaan yang ada, barulah boleh pulang. Meskipun sudah ada beberapa teman kantor jadi pusat perhatian karena saya pulang sama ko Martin, padahal saya sudah kenal lama dengannya bahkan dia sudah berkeluarga. ‘Sabarlah dirku….’  Batin saya dengan sedikit heran. Begitu juga dengan dia yang tengah sibuk dengan HPnya sadar karena ada salah satu teman kantor yang tidak lain namanya Syeanne keluar hanya mau ke kamar mandi seolah- olah menoleh dan bertanya kepada saya pulang sama siapa, saya menjawab melalui isyarat dengan menunjukkan jari telunjuk ke arah ko Martin. Teman kantor yang baru keluar langsung menggangguk kepala di depan saya, ‘Oh.. Oke. Hati- hati di jalan ya, Christ.’ dan kemudian masuk ke kamar mandi.

* * * * *

Seminggu telah berlalu….

Tepatnya hari Jumat sebelum bulan Agustus berakhir, ada ajakan untuk merayakan ulang tahun kak Agus, Yudo dan Mita, saya seperti biasanya sudah patungan sama tiga orang teman kantor saya, Lalisa, Philip dan Lucky. Meskipun saya tidak tahu mau memberi kado apa untuk di antara mereka tersebut maka saya ikut mereka. Di hari ulang tahun mereka sebelum masa waktu magang saya berakhir, saya mulai memikirkan mau memberi apa untuk teman – teman kantor sebagai tanda perpisahan. Sambil menikmati makanan kue tart ulang tahun dan Roppan, saya ngobrol dengan beberapa teman kantor upaya melepas penat padahal saya orangnya minder.

Sejam telah berlalu ulangtahunnya selesai, semua kembali pada pekerjaannya dan saya juga. Meski sibuk menikmati makanannya supaya saya jadi semakin semangat dalam bekerja sebelum beberapa hari lagi adalah hari terakhir magang saya. Saya juga nge-chat dengan Nanda lewat Gmail, ngobrol- ngobrol tentang kuliahnya, keluarganya, pertemanannya dan sebagainya secara bergantian dengan saya sebelum berpisah. Kami saling berbagi contact, Elvira, Indah, Yelny dan Sandra juga apalagi selain teman- teman kantor.

Akhir bulan Agustus…..

Kembali lagi hari Senin, suasananya tetap sama kayak hari sebelumnya. Mulai dari pengecekan sosial media, database website, memasukkan konten di MailChimp setelah masalah aplikasinya kembali normal, menyelesaikan artikel konten, database perpustakaan, dan tugas apalagi. Saya juga tidak lupa kalau hari itu saya ada janjian mau bimbingan dengan dosen pembimbing, Pak Tedi, tetapi syukurlah saya sudah membuat surat izin keluar kantor kepada atasannya sejak Jumat kemarin dan juga sudah memberitahu ke ko Martin jika saya tidak bisa pulang bareng karena ada urusan.

Muncullah kabar sedih untuk dua orang mahasiswa magang, Yelny dan Sandra dari divisi design graphic, yang mau mengadakan perpisahan dengan kita karena hari ini adalah hari terakhir mereka. Saya sedih namun saya tidak bisa melupakan waktu kita yang sungguh sebentar lewat ngobrol dan chat Line, lagian karena kita duduknya berjauhan. Sebagai tanda perpisahan, mereka membawakan candies in jar yang kelihatannya hasil bikinan mereka. Sejak itu, saya jadi lupa untuk mengucapkan salam perpisahan untuk mereka berdua gara- gara di waktu itu saya terburu- buru keluar karena sudah saatnya ke kampus untuk bimbingan laporan magang.

Hari terakhir magang saya di kantor yang bernama xxxxxxxxx.

Setelah kabar sedih, ada kabar gembira yaitu kedatangan dua orang mahasiswa magang yang bernama Earlene dan Deassy. Mereka duduk di sebelah Indah, namun tidak ada tempat duduk tersisa, sehingga dua orang mahasiswa magang, Indah dan Sandy yang semula duduk di sebelah saya disuruh pindah di tempat duduk di mana Yelny dan Sandra berada. Dua orang mahasiswa magang baru duduk di sebelah saya.

Sebelum hari terakhir saya magang, saya sempat mendapat ide mau memberi sesuatu untuk teman- teman kantor bersama Elvira dan Nanda. Tetapi Nanda maunya memberi sendiri ke mereka dan tidak ikut patungan dengan saya dan Elvira, katanya bingung dengan informasi kabar terakhir magangnya maka dia mau membawa sesuatu buat jaga- jaga karena takut dimarahin mamanya. Jaid, tinggallah berdua saya dengan Elvira merencanakan mau memberi makanan Pizza Hut dan minuman Coca Cola di hari terakhir magang. Kita sempat diskusi lewat chat sebelum hari tersebut. Elvira juga complain karena dia belum mendapat kabar dari kak Karlin tentang magangnya mau diperpanjang atau berhenti sampai hari itu bersama saya. Ternyata  apa yang saya prediksikan tidak salah, dia lewat chatnya memberitahu kepada saya bahwa dia mau diperpanjang masa magang hingga 2 minggu, batallah patungan dengan saya. Saya akhirnya merencanakan memberikan 2 loyang Pizza dan makanan permen coklat sebagai tanda perpisahan besok.

Hari terakhir, tepatnya di awal bulan September dan tanggal satu…. Saya datang ke kantor dengan sedikit tidak semangat sekaligus merasa sedih karena sudah tahu kalau hari ini adalah hari terakhir magang saya. Saya berdoa dan berdoa meminta agar Tuhan terus memberi saya semangat bekerja di hari terakhir itu. Saya merasa Tuhan mendengar doa saya lewat bisikan Roh Kudus.

Pada hari itu, saya tidak begitu sibuk dengan pekerjaannya karena ada beberapa pekerjaan yang sudah selesai dari sejak minggu kemarin dan sudah diserahkan ke atasan dan mentor saya, sisanya hanya memonitoring salah satu sosial media dan menyelesaikan artikel konten yang di mana beberapa artikel yang dikirim sudah mendapat persetujuan dari kak Silka dan kak Karlin setelah membaca isi artikel yang saya buat dan langsung diposting ke  salah satu website produk minuman.

Makan siang dengan catering untuk hari terakhir bersama teman- teman kantor seperti biasanya pada beberapa minggu lalu yang di mana beberapa teman kadang suka mengurangi nasi, mencari kotak makanan yang ada pantangannya dan seterusnya yang dilakukan mereka setiap hari adalah kenangan yang tidak dapat saya lupakan. Dan juga Nanda yang telah membawakan makanan berupa roti untuk kita sebagai tanda perpisahan.

Setelah jam makan siang selesai, saya kembali pada laptop dan muncullah chat dari Nanda. Kami mengobrol. Lalu, dengan Elvira sebelum kita berpisah. Bahkan saya juga mengembalikan 2 buku milik Elvira yang telah lama saya pinjam.

Dua jam kemudian, saya dikirimin chat oleh koko saya yang pertama dan memberitahu bahwa makanan pesanan saya sudah dikirim, menyuruh saya menyiapkan uang untuk membayar uang pesanan lalu ada telepon melalui HP saya tinggal minta tolong ke teman kantor saja. Saya mengiyakan atas apa yang disampaikannya.

30 menit telah berlalu, saya tidak menyadari ada suara bising dari belakang saat saya memeriksa ada chat masuk dari Elvira bahwa makanan pesanan saya sudah datang. Saya bangkit dari tempat duduk dan jalan ke arah pintu masuk kantor sudah ada seorang antar Pizza Delivery datang membawakan 2 loyang Pizza. Saya memeriksa harganya di bon yang diberikan olehnya, lalu mengambil uang yang telah disiapkan dan membayarnya. Setelah membayarnya, saya membawa makanan tersebut ke dalam ruang meeting dibantu oleh Elvira.

Beberapa menit kemudian, makanannya langsung diserbu oleh teman- teman kantor setelah saya memberitahu kabar baik sekaligus kabar perpisahan lewat grup chat. Heboh benar ini mereka..’  Dengan heran, saya memandang mereka dengan penuh nikmatnya menyantap sepotong Pizza. Terima kasih ya untuk Pizza-nya.’ Teriakan dari beberapa teman saat sudah di depan saya.  Saya hanya menggangguk kepala,‘Iya sama- sama…’ (dengan tersenyum)

Kehebohan yang terjadi mulai mereda dan mereka kembali pada pekerjaannya…….

Sejam kemudian, sebelum jam pulang, ko Martin mengirim chat BBM dan menyarankan bahwa saya harus memeriksa isi file di laptop, menyelesaikan pekerjaan yang harus dikirim email, termasuk file excel berisi Task List, surat penilaian hasil evaluasi magang yang saya dapat dari kampus beberapa waktu lalu, terus apalagi yang tidak boleh dilupakan sebelum hendak berpamitan dengan teman- teman kantor.

Detik- detik terakhir setelah saya selesai mengirim file excel Task List yang sudah beres semua proyeknya selama 2 bulan. Akhirnya saya boleh melepas rasa lega karena masa magang saya sudah selesai dengan baik. Namun, saya tiba- tiba berpikir lagi sebelum mau menyampaikan sesuatu untuk teman- teman lewat email. Rasa berat hati saya rasakan saat hendak menulis kata- kata perpisahan di emailnya.

Setelah selesai menulis kata- kata perpisahan saya mengirimnya via email, saya mematikan laptop, membereskan semuanya hingga ke dalam tas tanpa merasa ada sesuatu yang terlupakan. Saya membagikan permen coklat ke beberapa teman kantor. Saya bangkit dari tempat duduk, mengembalikan segelas kopi yang sudah habis diminum di meja makan lalu bersalaman dengan bapak officer boy, pak Salman, terus ke Indah yang duduk di sebelah saya serta mendoakannya agar dia sukses untuk magang. Lalu, bersalaman ke Ci Silka dan berpelukan sebentar, dia menyampaikan beberapa pesan ke saya dan mendoakan agar saya sukses untuk kuliah dan skripsi. Tidak hanya dia saja, juga dari Yanti, Lusi, Disya, Dian, Rico, ci Karlin, dan beberapa teman kantor saya juga mendoakan yang sama untuk saya.

Terakhir sebelum hendak keluar dari kantor saya ke tempat Nanda dan Elvira, saya bersalaman dengan mereka dan berpelukan sebentar sebagai tanda berpisahan.

Bersalaman dengan mereka sudah selesai, saya sempat memikirkan mau foto bareng mereka tetapi saya tidak berani karena saya ini pemalu bahkan bukan tipe yang gampang ngajak foto. Maka, saya sengaja keluar setelah melakukan fingerprint terakhir di kantor dan ko Martin sudah menunggu di depan.

Tidak kusadari Ci Karlin keluar seolah-olah pura- pura mau ke dapur melihat saya yang baru keluar dari kantornya, dia bertanya kepada saya, ‘Pulang sama siapa, Christ?’  Lagi- lagi pertanyaan yang sama kayak teman kantor yang satu lagi dan penuh curiga. Saya hanya menjawab dengan memberi isyarat ke arah ko Martin yang sibuk dengan HP-nya. ‘Oh.. Oke, hati- hati di jalan ya, Christ.’ Dia jalan cepat ke dapur sebentar terus masuk lagi ke dalam. Saya langsung jalan pulang dengan perasaan sedih mengikuti ko Martin melalui pintu keluar.

* * * * *

Inilah cerita saya tentang magang di kantor xxxxxxxxx. Banyak kenangan yang tidak dapat saya lupakan dan akan kuabadikan semuanya menjadi kenangan termanis, mulai dari perkenalan dengan teman kantor baru, teman magang hingga ngobrol satu sama lain. Meskipun saya orangnya pemalu dan pendiam, saya berusaha untuk ngobrol dengan mereka kadang terbiasa kadang belum terbiasa, saya takut disalahkan di lingkungan kantor. Apalagi saya akhirnya bisa melewati setiap pergumulan yang terjadi selama bekerja, juga dengan kedua mentor saya saat ini, Lusi dan Kak Reza, serta beberapa teman kantor saya.

Thanks Jesus for everything you have done to me for 2 months 1 day of Internship
Dan saya juga bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah menjawab keputusan doa saya sehingga saya diterima di salah satu kantor yang berlokasi di kuningan hanya untuk magang, saya tidak bisa berkata menolak atau tidak mau, saya benar- benar mau bisa bekerja demi masa depan. Selain itu, saya juga ingin mencari pengalaman baru di dunia kerja yang nyata nanti setelah selesai kuliah dan juga ingin menambah teman baru seperti di waktu magang.

Saya juga berterima kasih kepada ci Silka yang mau menerima saya magang di sana, meskipun saya pertama kali mengenalnya dan juga Mita yang telah lama saya kenal sejak di Komis Remaja - Pemuda GKI Kaput. Demikian juga pada Pak Adi dan Kak Yesie yang telah membantu, walaupun saya tahu betapa sulitnya mencari tempat kerja yang cocok untuk saya magang. Tetapi syukurlah Tuhan sudah menolong saya lewat tanganNya ajaib……bagaimana jika tidak, saya tidak akan lulus matakuliah Internship.

Bahkan saya juga berterima kasih kepada ko Martin, teman baik koko saya yang pertama, yang telah menerima saya untuk pulang bareng walaupun sudah telat untuk memberitahu tentang soal tersebut. Tetapi syukurlah Tuhan tahu dan menolong apa yang saya butuhkan sehingga saya tidak perlu minta dijemput sama papaku lagi.

* * * * *

Sampai saat ini saya sudah selesai masa kuliah dan tinggal menunggu wisuda tanggal 20 Desember, saya masih menunggu jawaban Tuhan tentang lamaran pekerjaan, perjodohan dan masa depan sambil membantu pekerjaan rumah bersama orangtua, kepanitiaan di gereja, dan aktivitas yang saya kerjakan selama liburan. Saya baru sadar bahwa usia saya sudah tinggal berapa hari lagi sebelum hari ulang tahun saya. Saya sebetulnya tidak mau menyerah dalam mencari loker lewat manapun, namun belum ada kabar sama sekali hingga sekarang [akan diceritakan di blog berikutnya]. Saya mulai merasakan stress, depresi dan tidak tahu harus berbuat apa kecuali hanya berdoa kepada Tuhan atas pergumulan hidup saya, apalagi saya sudah tidak sama dia (seseorang) sejak 5 bulan yang lalu [akan diceritakan di blog berikutnya]. Bahkan, saya memikirkan masa depan bagaimana agar saya bisa membahagiakan orangtua jika saya sudah sukses, sudah ada pasangan hidup dan masa depan.


Demikianlah akhir cerita saya di blog ini dan ditunggu cerita berikutnya dari saya nanti ya. Stay tune ya guys!

0 comments :

Posting Komentar