INILAH HARI PERTAMA SAYA DI DUNIA MAGANG – INTERNSHIP Part 2
(Continued from Part 1)
Pagi- pagi sekali ‘ku bangun dari
tidurnya, saya bersiap- siap dengan baju dan celana panjang setelah saya tahu
di sana biasanya berpakaian tidak formal, boleh memakai kaos berkerah atau
kemeja. Karena terlalu pagi saya tidak mau sampai telat sampai di kantor, saya
berangkat lebih awal, tepatnya jam 06.40 dan diantar dulu sama papaku naik motor
dari rumahku.
Setelah 30 menit perjalanan lumayan sepi
karena masih pagi, saya tiba di kantor besar itu, saya melihat ke arah jam
tanganku. ‘Wah..kepagian ya saya?’ pikir
saya dengan heran saat melihat situasi di luar kantor yang masih sepi itu.
Sambil menunggu, saya memilih makan roti lebih dulu di dekat parkiran motor
supaya saya tidak kelaparan selama kerja. Ketika jam tanganku menunjukkan pukul 07.40an lebih, saya tidak berasa sudah terlalu lama menunggu di parkiran sama
papaku, saya memutuskan masuk
ke dalam kantor lewat belakang, tepatnya di tengah parkiran mobil terus belok kanan menuju pintu masuk lalu naik lift ke lantai 2. Begitu saya tiba di lantai 2 dan berjalan ke arah kantor, saya menemui seorang bapak officer boy yang sedang duduk di lantai bawah, kayaknya lagi tiduran. Saya mengira dia karyawan ternyata bukan. Sudah di depan kantornya, pintunya masih terkunci dan dalamnya masih gelap. Papaku tengah bertanya dan ngobrol sebentar dengan bapak officer boy , saya menunggu sampai pintunya dibuka sehingga saya bisa masuk ke dalamnya.
ke dalam kantor lewat belakang, tepatnya di tengah parkiran mobil terus belok kanan menuju pintu masuk lalu naik lift ke lantai 2. Begitu saya tiba di lantai 2 dan berjalan ke arah kantor, saya menemui seorang bapak officer boy yang sedang duduk di lantai bawah, kayaknya lagi tiduran. Saya mengira dia karyawan ternyata bukan. Sudah di depan kantornya, pintunya masih terkunci dan dalamnya masih gelap. Papaku tengah bertanya dan ngobrol sebentar dengan bapak officer boy , saya menunggu sampai pintunya dibuka sehingga saya bisa masuk ke dalamnya.
Saya masuk ke dalam setelah
dipersilakan oleh bapak officer boy itu,
saya duduk di sofa dan memperhatikan suasana dalam kantor. Yang kuperhatikan
suasana kantor itu seperti suasana yang ada di lab komputer di mana ada 3
tempat duduk baik meja komputer dan kursi dalam satu baris, mulai dari depan
hingga ke belakang. Saya langsung terkesan dengan suasananya, begitu juga
dengan gambar designnya yang terpapar di dinding putih itu. ‘Keren..keren..’ saya tersenyum
dengan ruangannya. Bukan Cuma itu, saya menemui seorang cowok yang baru tiba di
kantor. Dia kelihatannya lagi sibuk di depan komputernya sendiri terus
mengambil minuman di belakang.
Saya duduk kembali di sofa setelah
berkeliling sebentar ke dalamnya, menunggu hingga ada yang datang. Namun, belum
satu pun orang yang datang mungkin karena masih pagi. Saya melirik ke arah jam
tanganku yang menunjukkan pukul 08.00 lebih.
Beberapa menit kemudian, saya meminta
agar papaku untuk pulang daripada menunggu lama. Akhirnya dia pulang duluan
setelah berpamitan sama saya dengan beberapa nasihat supaya saya berhati- hati
dan jaga diri selama magang.
Lalu…. Ada seorang cewek datang lewat
seperti mau ke toilet, saya pikir dia mau ke arah sini. Dan tak lama kemudian,
dia masuk di depan kantor ini, dia melakukan fingerprint di dekat pintu masuk…berbalik kea rah saya dan berkenalan
dengan saya. ‘Hi,
saya Devi. Kamu pasti Christy ya?’ Kami saling berkenalan sebentar, lalu
dia menyuruh saya masuk ke dalam dan meminta saya duduk di sini (sambil
menunjukkan ke arah mejanya). ‘Oke, terima kasih kak.’ Saya langsung meletakkan tasku, lalu
mengeluarkan laptop, charger, mouse untuk dipasang di atas meja.
Dengan perasaan senang sekaligus penuh
syukur karena saya sudah mendapat tempat untuk magang. Saya memberi kabar ke
dia (seseorang) kalau saya sudah di kantor dari tadi dan dibales seperti
biasanya, sebelum saya mulai kerja.
Sambil menoleh ke kanan kiri
memperhatikan situasi kantor yang masih sepi yang akhirnya mulai ada yang
datang satu-persatu, padahal jam tanganku sudah menunjukkan jam 8.30 lebih. ‘Kok aneh pada telat
padahal jamnya sudah harus jam kerja?’ pikir saya dalam hati.
Tak lama kemudian, datanglah seorang
cewek yang kemarin yang saya ketemu pas interview, menyapa saya dan disusul
pula dengan seorang cewek tidak lain adalah Kak Silka bersalaman dengan saya
sebagai perkenalan diri. ‘Hai Christy, semoga kamu betah di sini ya. Sukses ya.’ Dia
memberi semangat di depan saya, saya membalasnya dengan senyuman dan anggukan
sebagai tanda mengiyakan. Lalu, ci Karlin meminta saya untuk membuka email
darinya, saya mengikuti perintahnya dan membuka email meskipun sadar bahwa
koneksi internetnya lagi lemot. Jadi, saya bersabar menunggu, demikian juga
dengan ci Karlin. Bahkan saya disuruh ke meja komputer ci Karlin untuk melihat
apa yang disampaikan di dalam ppt dan hal lainnya yang harus saya ikuti,
seakan- akan mengikuti tata tertib kantor.
![]() |
Work hard, Play Hard |
Jam kerja dimulai dari jam 8.30 hingga
malam tepatnya jam 18.00, saya berusaha untuk tidak berpikir macam- macam, saya
memilih menikmatinya seperti layaknya bekerja. Sejak itu, saya tidak tahu mau
ngapain ketika sudah membuka laptop dan mengecek wifi setelah saya sudah
meminta password wifi-nya. Beberapa menit jam kerja, saya dikirimin email dari
kantor yang berisikan perkenalan saya sebagai anggota baru magang di kantor
hingga mendapat balasan email dengan beberapa sambutan dari beberapa teman
kantor saya. Padahal saya belum berkenalan dengan mereka. Selain saya sudah
berkenalan dengan Devi, Kak Silka dan Ci Karlin lalu teman kedua yang duduk di
sebelah saya, namanya Yanti dan Febrina di sebelahnya lagi.
Sejam kemudian, saya mendapat email
dari salah satu mentor, Devi, berisikan tentang prosedur dan penggunaan media
sosial bagaimana. Saya membacanya dengan seksama dan memahaminya. Saya membuka
facebook lalu menginput alamat email dan passwordnya, mengecek isiannya,
membuka kedua facebook page sesuai perintahnya. Awalnya saya tidak tahu karena
belum memahami benar dan juga baru belajar bersosial media seperti layaknya
saya pernah melakukannya. Saya mencoba testing
dengan salah satu facebook page yang disebut dalam prosedurnya, mulai dari
mengecek komentar pada setiap postingan yang dilakukan oleh para fans, membalas
dengan meng-klik LIKE atau menulis
balasannya. Dilakukan secara berkala setiap saya memonitoring setiap postingan
yang ada. Saya berdoa karena takut salah daripada kena omel atau peringatan,
maka saya berusaha untuk berhati- hati agar tidak terjadi kesalahan dalam
membalas komentar. Meskipun ini memang hari pertama saya magang, saya baru
belajar dan belajar hingga saya mengerti bagaimana memanage sosial media yang
seperti ini.
Tak lama kemudian, datanglah seorang
cewek berkacamata, berambut keriting dan pendek yang saya kira adalah cowok,
bersalaman dengan saya. Dia adalah Lusi. Dia memperhatikan apa yang sedang saya
kerjakan di laptopnya. Karena koneksi internet lagi tidak bagus jadi suka lama loading-nya, saya dengan penuh kesabaran
menunggu hingga internetnya bisa berjalan normal walaupun loading-nya kadang lama. Bahkan saya mengganti koneksi wifi yang
ada tiga. Lusi dan Devi mampir ke meja saya dan memperhatikan apa yang sedang
saya kerjakan, sambil memberi instruksi dari awal hingga akhir supaya saya bisa
memanagenya dengan baik.
Tidak terasa kalau waktu kerja berjalan
dengan sangat cepat selama teman- teman kantor saya sudah datang dari jam
berapa dan mulai sibuk dengan kerjaannya masing- masing. Saya hanya fokus pada
sosial media tanpa berpikir panjang mau ngapain, padahal saya mendapat dua
posisi yaitu social media engagement and
web maintenance. Yang kedua yang harus saya lakukan adalah memeriksa data
di suatu web. Bahkan saya tahu
setelah mendapat kabar dari ci Karlin lewat Tofan bahwa ada salah satu teman
kantor yang jadi mentor kedua saya selain Devi sebagai mentor pertama, tidak
masuk karena sakit jadi saya meminta Tofan bisa mengirim tugas yang harus saya
kerjakan. Namun, belum ada kabar lewat email darinya. Daripada mengganggu kerja
dia, saya memutuskan bertanya kepada Tofan lewat chat Gmail.
1 jam….2 jam…3 jam….waktu terus
berjalan, saya tidak merasakan kalau sudah jam makan siang saat saya melihat
beberapa teman kantor saya menuju ke arah ruang makan, di mana terdapat makanan
catering yang baru saja dikirim 30 menit lalu sebelum jam 12 siang. Saya
memperhatikan tiba- tiba dibujuk oleh bapak officer
boy lewat isyaratnya bahwa sudah saatnya untuk makan siang. Saya mengangguk
atas apa yang diminta olehnya. Saya mengambil salah satu kotak makanan catering
dan memperhatikan isiannya. Biasanya setiap catering yang dibuat ada macam menu
makanan yang berbeda- beda dari hari ke hari. Saya akhirnya mengerti tujuan
adanya catering, saya langsung menikmati
makan siang bersama beberapa teman kantor lainnya di ruang makan samping ruang
kerja meski agak sempit.
Saat lagi makan siang, saya tiba- tiba
diperkenalkan oleh beberapa teman kantor yang rata- rata adalah anak magang
seperti saya. Namun, saya tidak menyadari ada salah satu teman magang saya, yang
sama- sama penyandang disabilitas seperti saya, namanya Nanda lewat chat di
Gmail. ‘Oh
pantesan, dia sengaja menulis namanya di kertas pas jam makan siang tadi.’ Dengan
herannya saya membaca chat dari dia di jam kerja, hanya sebentar saja obrolannya.
Dia magang di sini sama temannya namanya Elvira, posisi kerjanya di bidang design.
Setelah jam makan siang selesai, jam
kerja berlanjut seperti biasanya, saya dengan sibuk memonitoring salah satu
facebook page di sela- sela koneksi internet yang masih tidak bagus. Saya tetap
bersabar menunggu.
1 jam…2 jam berlalu, tiba- tiba suasana
kerja berhenti karena disuruh ke ruang meeting untuk merayakan ulang tahun beberapa
teman kantor. Katanya, biasanya yang berulang tahun pada setiap bulan harus ada
perayaan bersama dan men-traktir makanan untuk kita. Bahkan ada yang harus
mempersiapkan kado ulang tahun untuk seseorang yang berulang tahun. ‘Oh begitu ya.
Kedengarannya menarik..’ pikir saya dalam hati. Sejam yang lumayan
lama dalam perayaan ulang tahun, makan kue ulang tahun dan makan pizza yang
sudah dipersiapkan oleh yang berulang tahun. Kita menikmatinya sampai lupa akan
pekerjaannya.
Kembali ke meja komputer yang tadi,
saya melanjutkan pekerjaan seperti biasanya sebelum jam pulang. Saat jam tangan
saya sudah menunjukkan jam 18.00 malam, saya memperhatikan situasi kantor di
mana ada beberapa yang sudah bersiap pulang, ada yang belum mau pulang karena
mau menyelesaikan kerjaan, mungkin ngejar deadline.
Saya tidak habis pikir daripada
ditunggu oleh papaku, saya diberitahu oleh teman sebelah saya, Yanti, kalau
sudah waktunya untuk pulang. Saya mengiyakan dan berberes laptop dan kemudian pulang
setelah berpamitan dengan beberapa teman kantor.
Begitu keluar dari kantor, suasananya
menjadi gelap gulita karena memang sudah malam. Saya bertemu dengan papaku yang
lagi menunggu di pos satpam dan kami langsung pulang dengan motornya.
Sampai di rumah saya, capek pun berasa padahal ini
hari pertama saya magang di kantor yang lumayan jauh dari rumahku. Saya berharap agar semuanya baik- baik saja dan lancar saja. Saya tidak lupa terus bersyukur dan bersyukur kepada
Tuhan yang telah memberi saya kesempatan untuk magang di kantornya di Kuningan,
saya berharap untuk ke depannya bisa fokus karir di bidang yang saya geluti
seperti saat ini. Bahkan saya chat ke dia (seseorang) tentang kejadian hari ini
yang membuat saya semakin bersyukur. Saya berdoa sebelum pergi tidur. Tuhan tidak tuli.
[To be Contiuned....]
0 comments :
Posting Komentar