November 23, 2016
Evant Christina
Hello para pembaca
blog, apa kabar?
I wish you all are
fine, me too.
Saya mau menceritakan tentang momen
yang tidak dapat saya lupakan sejak UAS Semester 6 selesai dan sebelum menuju
Semester 7 adalah Internship atau magang.
Ketika saya masih dalam Semester 6
sebelum mau UAS, saya dan teman- teman mendapat informasi oleh dosen pembimbing, bapak Tedi untuk datang ke briefing magang. Mendengar informasi yang disampaikan, beberapa
teman saya ada yang tertawa karena kaget lalu bingung sendiri termasuk saya seakan-
akan belum merasa benar- benar siap untuk memasuki dunia kerja setelah lulus
kuliah nanti. Bahkan mereka sampai heboh di grup chat, saling bertanya karena
bingung dan takut, tidak terkecuali dengan saya hanya menyimak.
Sehari kemudian setelah briefing
magang, saya tidak habis berpikir mau bertemu dengan dosen pembimbing, bapak
Tedi, untuk membicarakan soal magang. Ngobrol dengan bapak sambil mencari mau
kerja apa dan yang dapat saya lakukan apa. Bapak Tedi berusaha membantu
mencarikan untuk saya. Bapak menganjurkan saya coba kerja di Perpustakaan
Kalbis, saya kadang labil dalam berpikir. Kadang iya, kadang bingung karena
saya kurang tahu pekerjaannya apa di perpustakan tersebut. Saya diberi kontak
oleh bapaknya dan meminta saya untuk bertanya kepada Ibu Santi. Tak lama
kemudian, saya chat sama ibu sebentar lalu membuat perjanjian bertemu hanya
bertanya tentang pekerjaannya apa. Esok harinya, sesuai janjian saya untuk
menemui dengan ibunya di lantai 2, ruang dosen, saya terus- menerus bertanya
dengan ibu. Saya tidak mau merasa keliru atau salah dalam mengambil keputusan
mau magang di Kalbis atau di luar Kalbis seperti prosedur yang disampaikan oleh
bapak Tedi.
Mengingat masalah magang, saya mulai
merasa gelisah hingga menceritakan hal itu ke mamaku terus ke dia (seseorang)
dan juga kepada Tuhan lewat berdoa setiap malam. Saya berdoa dan berdoa meminta
tolong kepada Tuhan agar Dia membuka jalan keluar untuk menemukan tempat yang
cocok dan pas buat saya magang nanti.
Beberapa hari kemudian, saya sempat diberitahu
oleh papaku karena papaku habis membicarakan tentang magang ke bapak Pendeta,
Natanael Setiadi dan juga kak Yesie Irawan. Mereka mencoba membantu mencarikan
yang cocok untuk saya. Tak lama kemudian, saya dikirim chat oleh pak Adi, saya
disuruh kirim CV lamaran kerja ke salah satu bapak anggota jemaat gereja. Saya
mengikuti apa yang diperintahkan dan mengirim CV-nya. Selain itu, saya juga
dikirim kontaknya oleh dia dan saya langsung chat tanpa menunggu supaya bisa
ngobrol tentang kerjaan di sana apa saja.
Setelah seminggu berlalu, sesuai
perjanjian dengan bapak tersebut di chat kemarin saya disuruh datang ke kantor
yang berlokasi di Kelapa Gading, kantornya berupa Rukan (Rumah Kantor), untuk
bertemu dengan bapak. Sesampainya di kantor dengan papaku setelah hampir sejam
kesasar Rukan lainnya karena alamatnya kurang jelas, saya masuk ke dalam
kantornya dan menunggu hingga bapak datang. Bapak datang 30 menit kemudian,
kita ngobrol sebentar tentang pekerjaannya apa saja sama kayak di waktu chat
yang telah bapak jelaskan ke saya. Namun, seperti yang telah saya kira bahwa di
sana tidak ada pekerjaan yang pas untuk saya.
Saya pulang dengan perasaan kecewa,
namun sebenarnya saya tidak mau menyerah dalam pencarian pekerjaannya supaya
saya bisa punya dan fokus pada karir nanti. Saya menceritakan hal itu kepada
pak Adi, lalu mamaku dan juga dia (seseorang) Saya berdoa dan Tuhan tidak tuli.
* * * * *
Hari demi hari, minggu demi minggu,
waktu terus berjalan, beberapa teman saya sudah pada dapat tempat untuk magang
sampai ke layanan mahasiswa untuk mengisi formulir magang dan minta tanda
tangan dosen pembimbing magang, bapak Tedi. Saya sendiri hingga saat ini masih
belum menemukan jawaban doa dari Tuhan. Saya selalu berpikir bahwa kalau saya
tidak bisa apa- apa gitu sampai belum ada yang mau menerima saya berkebutuhan
khusus untuk bekerja, meskipun saya menyadari bahwa dari awal kuliah saya salah
memilih jurusan sehingga saya kesulitan mencari tempat untuk magang. Tetapi,
hati saya tidak mau menyerah sampai semuanya selesai dan lulus tepat waktu.
Beberapa hari kemudian, saya mendapat
chat dari Kak Yesie kalau saya mencoba magang salah satu kantor yang berlokasi
di kuningan tempat Kak Silka (salah satu anggota jemaat gereja Kaput) bekerja.
Awalnya saya berpikir karena lokasinya jauh dan naik apa juga bingung hingga
saya menceritakan hal itu ke mamaku dan papaku. Mereka juga menyadari soal
tersebut sampai bertanya kepada saya kalau saya sanggup pergi pulang di tempat
sejauh seperti itu. Saya berdoa lagi dan meminta jawaban dari Tuhan atas keputusan
yang saya buat. Tuhan tidak tuli.
Lalu, saat saya lagi di kelas untuk
kuliah, tiba- tiba dalam hati saya merasa Tuhan menjawab doa saya, setelah saya
mendapat chat dari Kak Yesie lagi untuk menanyakan keputusan magang. Tuhan memberitahu
lewat bisikan dalam hati saya agar saya memilih magang di kuningan saja supaya
saya bisa mencari suasana baru dan pengalaman baru di sana. Keringat dingin
saya pun keluar dari kepala jadi terasa karena bingung. Dalam hati saya
berpikir dan langsung menjawab ‘Iya’ atas
keputusan akhir yang saya buat. Saya sms ke mamaku memberitahu bahwa saya
memutuskan magang di kuningan tidak apa- apa, begitu jawaban saya saat ditanya
oleh mamaku karena lokasinya jauh. Saya tidak mau berpikir lama- lama, saya ingin
membuktikan bahwa saya bisa melewatinya dengan baik dan bisa fokus ke karir
nanti jika saya sudah sukses di magang.
Saya mengirim CV lamaran kerja sesuai
perintah Kak Yesie di chat setelah dia memberi kontak alamat email dan nomor HP
Kak Silka. Saya berdoa lagi. Tuhan tidak
tuli. Saya yakin, saya bisa.
* * * * *
Seminggu kemudian selama UAS terakhir
berlangsung, saya hampir saja tidak fokus belajar karena memikirkan magang. ‘Saya diterima atau
tidak ya. Hmm?’ dengan penuh
tanya dari dalam hati saya sambil belajar buat UAS. Tuhan hanya menenangkan
saya lewat doa, supaya saya tidak takut dan percaya bahwa saya pasti diterima.
Saya juga sempat chat dengan dia (seseorang) tentang magang ketika dia
menanyakan hal itu layaknya dia khawatir sama saya jika saya belum dapat tempat
untuk magang.
Masih dalam UAS seperti biasanya, saya
selalu mengecek email di PC karena laptop saya bermasalah dengan adaptor dan
harus membeli yang baru. dengan perasaan was- was, saya mengintip bentar di
email. Lalu……saya tidak menyadari tiba- tiba saya mendapat balasan email dari kantor
Kak Silka yang bertuliskan tentang jadwal interview magang hari Jumat, saya
langsung kaget dan bingung karena sebelumnya saya jarang mengecek email sejak
laptop saya bermasalah. Saya memberitahukan hal itu ke mamaku untuk datang ke
kantornya. Namun setelah tahu dan menyadari bahwa laptop saya bermasalah dengan
adaptor, saya meminta di sana untuk me-reschedule jadwal interview magang.
Tak lama kemudian, email saya dibalas
setelah saya mengirim jadwal ujian supaya kantornya bisa me-reschedule jadwal interview saya.
Dan….saya akhirnya bisa melepas rasa lega setelah mendapat balasan terakhir di
email bahwa saya mendapat jadwal interview lagi Jumat depan.
* * * * *
Setelah UAS terakhir selesai dan laptop
saya sudah bisa dipakai dengan adaptor barunya, saya mempersiapkan semuanya
mulai dari CV lamaran kerja yang sudah diprint, portfolio hasil pekerjaan yang
saya pernah buat, dan laptop. Bukan hanya itu, saya mempersiapkan diri dengan
doa supaya saya siap untuk interview magang.
Saya langsung berangkat ke kantornya
diantar oleh papaku….
Setengah jam perjalanan yang lumayan
macet dengan kendaraan akibat perbaikan jalan dan juga pembangunan MRT, saya
sampai di kantor yang sangat besar itu. Kita langsung masuk ke dalam setelah
ditanya oleh bapak staff kantor kalau saya datang di kantornya ada tujuan yaitu
mau interview magang. Dia mengarahkan saya kea rah lift ke lantai 2 lalu sampai
ke tempat kantor yang ada di sebelah kiri.
Saya masuk ke dalam setelah mengetuk
pintu daripada dikira kurang sopan. Disambutlah dengan suasana dingin oleh AC
menyelimuti tubuh saya, padahal saya memakai jaket. Lalu, disambut juga oleh
seorang cowok, yang tengah mengerjakan pekerjaan. Dia menyuruh saya dan papaku
duduk di sofa coklat sebentar, dia masuk ke dalam untuk bertemu dengan
seseorang wanita. Muncullah seseorang wanita berbusana formal dan berpenampilan
cantik di depan saya,‘Tunggu sebentar ya..’ kita menunggu di sofa. Dia muncul
sebentar lalu jalan ke ruang sebelah untuk memberitahu seorang yang di dalam
ruangannya untuk keluar. Saya disuruh masuk bersama papaku ke dalam oleh
seorang cewek, yang bernama Karlin, setelah saya berkenalan dengannya. Kemudian
saya diwawancarai oleh dia tentang pekerjaan di kantornya. Mendengar deskripsi
pekerjaannya apa saja, saya mengiyakan yang dimaksud sambil mengisi formulir
magang hingga selesai terisi. Saya bersyukur karena dia tahu bahwa saya
penyandang disabilitas, jadi dia sengaja menjelaskan semuanya dengan pelan-
pelan.
Selama dalam interview dari Ci Karlin
dengan beberapa pertanyaan yang harus saya jawab dengan jujur, mulai dari
posisi yang dimau apa, gaji yang diminta, kehidupan ekonomi keluarga bagaimana,
transportasi dan sebagainya. Saat saya ditanya tentang posisi kerjanya di Sosial
Media selain tentang web maintenance,
saya langsung mengiyakan sebagai tanda saya mau bekerja di bidang itu karena
saya ingin mencoba. Akhirnya Ci Karlin mengerti apa yang saya mau. Lalu, dia
memberitahu apa yang harus saya persiapkan selama magang, mulai dari jam kerja,
gaji, waktu magang, dan hal- hal yang berhubungan dengan magang.
Beberapa menit kemudian, interview
magang saya selesai dan Ci Karlin keluar, datanglah seorang cowok yang tadi
masuk, memberikan saya sebuah test yang harus saya kerjakan yaitu membuat web berdasarkan konten yang diberikan.
Saya tidak menolak permintaan soal yang diberikan, saya langsung mengerjakannya
tanpa berpikir saya bisa atau tidaknya, yang penting saya sudah dapat tempat
untuk magang.
Waktu pengerjaannya cukup lama sampai-
sampai saya merasa tidak enak melihat papaku menunggu hingga saya selesai test. Setelah satu setengah jam berlalu,
saya selesai untuk test-nya dan
memberitahu ke seorang cowok yang bernama Tofan untuk memeriksa hasilnya. Tak
lama kemudian, dia memberikan saya kartu kontaknya setelah saya diberitahu
untuk menunggu hasil test saya di
kantornya.
Dan saya pulang dengan perasaan cukup
lega, walaupun hati saya takut dan belum yakin diterima. Namun, saya tetap
optimis akan hasil test-nya
bagaimana. Saya berdoa dan berdoa. Tuhan
tidak tuli.
* * * * *
Menunggu hasil test dan pengumuman saya diterima atau tidaknya sudah lumayan lama,
padahal belum seminggu dari Jumat kemarin. Tiba- tiba saya dikirim email dari kantornya bahwa saya
diterima magang di sana. Saya langsung kegirangan dan memberitahukan kabar baik
ke mamaku dan papaku. Akhirnya mereka melepas rasa lega. ‘Terima kasih Tuhan, saya akhirnya diterima.’ Saya berdoa
lagi dan mengucap syukur kepadaNya atas pertolonganNya, saya juga berterima
kasih kepada Tuhan yang telah menjawab doa atas keputusan yang saya ambil.
|
Kuasa Doa Tuhan yang tidak terkalahkan dan DIA menjawab doa saya |
Setelah seminggu berlalu sebelum bulan Juni berakhir,
menandakan liburan saya sudah mau habis sebelum saya mulai kerja di awal bulan
Juli tanggal 1. Saya tidak berpikir hal- hal yang tidak harus dipikirkan
setelah liburan sudah habis dan esok hari sudah mulai magang. Saya berdoa
dengan penuh yakin bahwa saya pasti melewati semuanya dengan baik selama Tuhan
di sampingku.
(To Be Continued)
0 comments :
Posting Komentar