PELAYANANKU : APA YANG PATUT KITA SYUKURI DARI SEMUA INI? - Part 3

Minggu, 05 Februari 2017

PELAYANANKU : APA YANG PATUT KITA SYUKURI DARI SEMUA INI? - Part 3


[Continued from Part 2]

KETIKA SAYA BERHADAPAN DENGAN BEBERAPA PROBLEM...KU MEMILIH MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA TUHAN 

Setelah masalah kemarin telah berlalu, saya masih fokus pada kerjaan sambil mengerjakan jobdesk seperti biasa walaupun terjadi keterlambatan mendapat informasi tentang tema kebaktian bulanan. Saya sudah bertanya ke tim konseptor, mereka kadang suka lupa kirim email tentang itu. Dan otomatisnya, saya menjadi jarang membuat poster untuk tema kebaktian mingguan saking karena sibuk dengan kerjaan sendiri. Hingga pada pertengahan bulan Juni, saya izin untuk vakum bikin Semut dan tugas pelayanan karena harus menyelesaikan kerjaan di luar gereja. Sedangkan jobdesk yang lain tetap lanjut seperti biasa, tetapi saya tidak tahu apa yang akan terjadi
di kemudian hari.

Dua setengah bulan kemudian seiring berjalannya waktu setelah kerjaan saya sudah selesai dan sudah tenang, walaupun saya tidak semangat karena masih dalam pergumulan dengan seseorang yang membuat kehidupan saya menjadi berantakan, termasuk pelayanan satu- satunya. Karena kegalauan saya sejak ada pergumulan dengan seseorang. Tetapi syukurnya, ada teman Pengurus Pemuda (yang tidak mau disebut namanya) yang ngechat ke saya dan menanyakan kabar saya gara- gara saya sengaja left group tanpa sepengetahuan mereka. Saya awalnya bingung mau curhat kepada siapa, kecuali hanya berdoa dan curhat kepada Tuhan tentang pergumulan yang saya hadapi. Dan saya merasakan Tuhan yang menggerakan hati kepadanya untuk meminta saya curhat.

Beberapa bulan kemudian, keadaan saya membaik setelah mendapat dukungan dari teman Pengurus yang kemarin lewat chat dan semua sudah berjalan normal. Akhirnya saya kembali pada tugasnya seperti biasa tanpa mengingat jika masa kepengurusan sudah setengah jalan lagi selesai.

Pada pertengahan bulan Agustus 2016 masih ada rapat bulanan lagi, saya seharusnya bisa datang tetapi sayangnya saya ada acara keluarga ke luar kota. Padahal sudah dikasih info jauh hari sebelumnya. Sejak itu saya tidak tahu apa yang akan terjadi selama hampir beberapa bulan jarang handle jobdesk sendiri, tiba- tiba saya dikabarkan oleh Ketua Pemuda bahwa ada salah satu Pengurus (tidak mau disebut namanya) mau bantu di bagian Marcom yaitu jobdesk yang saya handle. Saya tidak lama berpikir langsung mengizinkannya tanpa ingat ingin memberitahu sesuatu sebagai mengingatkan supaya tidak diapa-apain dengan jobdesknya. Bahkan karena saya masih di luar kota sehingga saya merasa ketinggalan informasi, saya sudah meminta tolong ketua Pemuda untuk saling info ke saya tentang apa yang dibahas dalam rapat tersebut.

Beberapa minggu kemudian dan masih di bulan yang sama.

Saat saya kembali pada jobdesknya dan hendak membuka akun media sosial milik Pemuda, tiba- tiba saya berhadapan suatu masalah dengan email dan passwordnya pada media sosial yang saya handle. Saya mengira ada yang nge-hack. Saya mengingat- ingat jika ada orang lain yang memakai akun itu dan mengganti pass-nya tanpa memberitahu ke saya. ‘Oh ya, dia..’ Spontan saja saya menjadi bingung saat membuka gmail dan mengetik alamat email dan passwordnya, eh, pass-nya diganti juga. Saya bingung harus mengalah atau tidak, meski tahu kejadiannya setelah bertanya kepada dia seperti yang telah diberitahu sebelumnya. Tetapi, apapun yang terjadi saat saya berhadapan dengan masalah tersebut karena jobdesk yang saya handle, saya tetap mengalah.

Perjalanan kepengurusan Pemuda saya sudah tinggal beberapa bulan lagi, saya masih ingat sama pesan yang sering disampaikan oleh Ketua Pemuda lewat grup chatnya bersamaan dengan informasi terbaru tentang tugas- tugas pengurus. Antara senang atau sedih, semangat atau tidak semangat masih berasa bahkan juga saat ini.

Oktober 2016....

Selama masih dalam event youthfestival 2016 yang hampir habis. Kembali lagi ada rapat bulanan dan bertepatkan dengan ada kedukaan dari keluarga saya dan saya izin tidak ikut rapat lagi. Meskipun saya takut menyesal jika tidak bisa ikut rapat itu setelah mengingat bahwa perjalanan kepengurusannya sudah tinggal berapa bulan lagi dan tidak bisa diulang lagi, saya ingin masa kepengurusannya lebih lama lagi. Bahkan saya lupa sama rencana yang belum terlaksanakan seperti membagi waktu bersama teman- teman pengurus di luar gereja lewat hiburan atau rekreasi. Selain itu, saya juga kepikiran tentang satu kata yaitu ‘lanjut’ tetapi apapun kesepakatan yang dibuat, saya serahkan semua kepada Tuhan.
November 2016….

Waktu terus berjalan dengan cepat sekali saya masih merasakannya. Saya mengira perjalanannya masih panjang tetapi kenyataannya cepat sekali dari yang saya rasakan. Rapat masih berlanjut. Saya izin tidak ikut lagi karena ada urusan. ‘Kok saya tidak bisa ikut rapat terus, gimana ini…?’  Saya berdoa lagi dan merenungkan kesalahan yang terjadi selama ini karena saya mengabaikannya, padahal sebenarnya tidak mau jika nama saya tercoreng. Melalui doa dan meminta maaf dalam hati kepada Tuhan. Meskipun saya tahu dan masih complain karena tidak mendapat kabar dari tim Marcom untuk perwakilan setelah beberapa bulan jarang bertemu. Dan saya sengaja melupakannya.

Sebelum saya mendapat panggilan Roh Kudus melalui doa pada akhir bulan November, betapa bersyukurnya saya diberi kesempatan menjadi panitia Natal Pemuda setelah sekian lama jarang ikut. Saya tidak berpikir mereka benar- benar menerima saya atau segan. Saya khawatir jika kejadiannya terulang kembali seperti pada beberapa tahun yang lalu sebelum saya masuk kepengurusan, yang membuat saya menjadi tidak nyaman. Padahal saya ingin membantunya.

Setelah bulan November dan Desember berlalu termasuk acara Natal Pemuda yang sudah dilaksanakan dengan lancar dan sukses bersama Panitia Natal, termasuk saya. Dan saya hampir lupa jika masa waktu kepengurusannya sudah mau selesai, saya tidak merasa benar- benar sudah melakukannya dengan baik atau belum. Demikian juga dengan tim saya yang saat ini jarang ada kabarnya. Saya tetap mengalah terus dan terus. Bukan cuma tim saya saja, tim lainnya juga sama setelah beberapa pengurus jarang aktif dalam tugasnya bahkan di Pemuda. Sebetulnya saya tidak tahu kabar mereka saat ini bagaimana. Saya memilih terus berdoa dan mendoakan supaya kita bisa berkumpul lagi pada saat acara kebersamaan seperti dua tahun yang lalu sejak pelantikan kepengurusan. Selain itu, ada beberapa pengurus sudah menikah dan berkeluarga dan yang baru saja menikah. Sisanya lagi merantau di luar kota untuk melanjutkan tugasnya masing- masing. Padahal perjalanan kepengurusannya belum selesai.

* * * * *

Tinggal beberapa bulan lagi masa kepengurusan Pemuda akan berakhir dan saat beberapa tim dari kepengurusan saya ada yang sudah selesai pada jobdesk-nya dari tahun- tahun sebelumnya, ada juga masih lanjut tugasnya hingga selesai masa waktunya, terutama tim Marcom. Karena saya jarang mendengar kabar dari kedua teman dari tim Marcom setelah mengetahui bahwa katanya sms blastnya sudah tidak pernah aktif lagi dari beberapa bulan yang lalu, terus apalagi. Bahkan masih ada beberapa tugas yang belum selesai, saya tetap melanjutkannya sampai selesai meskipun dalam hati merasa benar- benar tidak rela jika harus meninggalkan tugasnya. Antara senang atau sedih, semangat atau tidak semangat. Saya memilih terus menjalani semuanya baik- baik ketika berhadapan dengan situasi yang kadang membuat saya tidak nyaman.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang telah DIA berikan, sehingga saya dipilih dalam organisasi kepengurusan Pemuda untuk pertama kali dan melayani bersama orang- orang hebat seperti mereka yang berjumlahkan 36-an orang serta didampingi oleh 2 majelis pengerja dan 2 penatua pendamping. Saya tidak menyangka bahwa semua terjadi karena Kasih Karunia semata- mata Tuhan dan bukan karena usaha manusia.

Sejak awalnya saya berharap ada kekompakan bersama selama kepengurusan, mulai dari rapat bulanan, kebersamaan di luar gereja dan lain- lainnya. Namun, setelah hampir satu setengah tahun waktu berjalan belum setahun hingga dua tahun rasa kekompakan dan semangat kebersamaan menjadi sedikit menurun. Bagaimana pun ketika saya mendengar dan melihat situasi dari waktu itu hingga sekarang rasanya sedih bahkan tidak semangat. Dan saya juga menyadari bahwa semua jarang diperhatikan, seolah- olah sudah lupa. Bukan cuma itu saja terjadi, partisipasi yang biasa datang ke Pemuda juga sedikit menurun.

Karena melihat situasi tersebut, saya berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan agar terus membimbing setiap langkah kami sebagai pengurus dan teman- teman Pemuda yang sudah lama berpartisipasi dalam suatu kegiatan Pemuda. Sebelumnya, saya sempat mendapat bisikan dari Tuhan melalui doa saya untuk dapat menghidupkan kembali semangat pengurus Pemuda dalam rangka 'Daripada bengong' sesuai saran dan ide oleh salah satu pengurus Pemuda (yang tidak mau disebut namanya) yaitu membuat acara kebersamaan Pengurus Pemuda seperti nonton bareng, rekreasi atau piknik atau apalah, asalkan jangan pas acara kebersamaan dan pembubaran pengurus Pemuda karena rasanya sedih dan merasa tidak rela, jika tidak bisa bertemu dengan teman- teman Pengurus yang seperti saat ini di mana kita bertemu. Tuhan tahu dan merasakan bahwa saya sedikit menyesal dan bersalah karena tidak ikut kebersamaan 3 kali termasuk pra-raker satu- satunya sehingga tidak kebagian momen bersama mereka. Padahal saya tahu penyesalan memang selalu datang belakangan, saya masih bisa melanjutkan jobdesk-nya seperti biasa sebelum akan diganti sama calon pengurus baru nanti. Rela atau tidaknya, inilah keputusan dan kesepakatan bersama.

Sebelumnya itu….beberapa bulan yang lalu saat masih sibuk browsing lamaran pekerjaan sambil menunggu kabar dari beberapa perusahaan yang saya lamari, saya mulai sedikit kepikiran tentang ‘lanjut’ kepengurusan baru untuk dua tahun lagi supaya tetap semangat dalam melayani. Bingung dan tidak tahu harus bagaimana saat merasa waktunya sudah berjalan cepat sekali dan tidak dapat diulang kembali. Apapun yang terjadi seperti yang saya gumuli semuanya, saya serahkan kepada Tuhan dan memilih untuk berpikir positif.

Beberapa minggu yang lalu, saya juga sempat bertanya kepada Tuhan melalui doa setiap malam bahwa kalau saya dikasih kesempatan lagi untuk lanjut kepengurusan atau tidak. Selain itu, saya ingin masa kepengurusannya ditambah satu tahun atau berapa tahun lagi agar rasa kekompakan dan kebersamaan masih terasa dan melayani bersama- sama. Dan saya juga tidak berpikir jika diri saya bakal lanjut atau tidaknya, saya memilih menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan tetap setia melayani meski saya kadang disakiti atau dihina di hadapan teman- teman gereja saya.

Saya sudah lama menetap di gereja yang berlokasi di Kayu Putih dan melayani mulai dari Komisi Remaja walaupun tidak dikasih kesempatan masuk kepengurusan dan kepanitiaan akibat keterlambatan mereka dalam menerima saya (dengan maksud lain memperhatikan atau menghargai kaum disabilitas), jadi mereka tidak berpikir saya bisa apa karena jarang bertanya dan memperhatikan kecuali kak Cyndi, teman dekat dan juga satu teman kelompok kecil yang sudah hampir 5 tahun kami bersama, yang saat ini sudah jarang aktif di gereja saya. Kedua, melayani di Komisi Pemuda saya sudah cukup lama bersyukur karena bisa bantu dalam kepanitiaan walaupun proses kerjanya sebentar beberapa bulan terus bubar. Bahkan saya tidak tahu atau kemungkinan (saya lupa karena sudah lama banget) mereka jarang mengajak saya ikut kepanitaan dari sejak awalnya tepatnya sejak saya ikut camp Pemuda tahun 2011 karena diajakin teman, Ci Isya. Saya tetap memilih untuk menghargai atas apa yang telah mereka lakukan di depan saya walaupun kadang menyakitkan dan merasakan betapa pahitnya selama saya melayani.

Sebelumnya saya juga sengaja dibuat sakit hati oleh salah satu teman Pengurus (yang tidak mau disebut namanya) yang menyinggung perasaan tentang masalah kepengurusan dan hubungan dengan dia. Dia tidak menyadari bahwa saya sakit hati karena tidak dipilih untuk lanjut kepengurusan yang kedua. ‘Oke, tidak apa- apa….. Bla…bla..’ Saya tidak tahu harus apa saat sudah membalas dan meneruskan kalimatnya karena merasa sakit hati dan pedih saat dia sengaja menyinggung perasaan saya. Selain itu, saya juga bermasalah lagi dengan jobdesk yang telah lama saya handle selama dua tahun di media sosial yang membuat saya sedikit kesal, seperti yang telah terjadi tahun kemarin. Saya merasa diriku sia- sia dengan tugasnya,'It feels like my work is already ruined.'.

Serahkan semuanya kepada Tuhan dan biarkan DIA yang menyelesaikannya

Mengingat bahwa masa kepengurusan kita sudah hampir selesai berasa bukan pengurus lagi seperti yang saat ini, melainkan kembali kepada aktivitas jalan sendiri- sendiri dan pelayanan biasa. Saya berharap bisa kumpul lagi dengan teman- teman pengurus sekalian membagi waktu bersama sebelum waktu memisahkan kita, mungkin sudah tidak akan ada candaan, iseng- isengan, obrolan serius tentang rapat seputar kegiatan pemuda lagi dan lain- lain  seperti yang terjadi dalam di chat. Meskipun saya tahu mereka pemikirannya berbeda- beda, jadi saya tetap memaklumi atas semuanya. Saya tidak mau mereka harus mengikuti kemauan saya atau orang lain, saya membiarkan mereka yang melaksanakannya untuk kepentingan bersama. Sebelum dilantik, saya berdoa untuk tim saya awalnya hanya dua orang yang sudah ditambah satu orang agar bisa bekerja sama selama ada kegiatan Pemuda yaitu saling memberi informasi. Namun setelah hampir setahun setengah waktu berjalan saya hampir tidak menyadari kalau terjadi kejanggalan dengan tim saya sampai mengeluh kepada Tuhan. Bukan Cuma tim Marcom saja, saya juga ada salah selama kepengurusan karena kadang lupa akan sesuatu akibat memikirkan hal duniawi (kepentingan diri sendiri). Dan saya akhirnya ditegur sedikit oleh Tuhan untuk berbalik dari hal tersebut. Semua sudah kembali normal sebelum masa kepengurusannya berakhir, sayangnya saya sudah tidak tahu harus bagaimana meski waktu sudah terus berjalan. Saya merasa bahwa kami sudah menjalani tugasnya dengan baik sampai sejauh ini, meski kadang terjadi kesalahan kecil. Bahkan juga saat ditambah dengan satu orang yang membantu untuk tim saya selama berapa bulan ke depan sebelum masa kepengurusannya selesai, kadang ada problem yang muncul ini membuat semangat saya menjadi down.

* * * * *


APA YANG HARUS SAYA SYUKURI UNTUK SEMUA INI?


Bersyukur adalah ucapan terima kasih yang saya (kita) sampaikan kepada Tuhan atas segala hal, yang telah Tuhan berikan di dalam kehidupan kita.

Segala sesuatu yang ada harus disyukuri
Saya bersyukur kepada Tuhan karena DIA sudah menempatkan saya di gereja yang berlokasi di kayu putih mulai dari sekolah minggu hingga Pemuda. Kalau tidak, mungkin saja saya akan merasa hampa atau tidak mengenal Tuhan selamanya.

Saya bersyukur karena bisa mengenal dengan teman- teman gereja saya dari sejak sekolah minggu hingga sekarang, meskipun waktu itu saya kadang sulit diterima di lingkungan gereja baik sekolah minggu, Remaja hingga Pemuda, terutama dalam hal pelayanannya. Kalau saya tidak ditempatkan di bagian komisi yang disebutkan di atas, mungkin saja saya tidak akan mengenal siapa mereka sampai saat ini dan begitu juga sebaliknya mereka tidak akan memikirkan tentang saya bisa apa atau mengajak saya melayani atau masuk kepanitiaan atau kepengurusan. Bahkan mungkin mereka mungkin bisa berpikir negatif tentang saya karena saya ada kekurangan. Meskipun waktu itu saya kadang terlambat untuk memberitahu hal yang berhubungan dengan disabilitas sehingga menyebabkan mereka sulit menerima keberadaan saya atau mungkin tidak akan merasa nyaman.

Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang sudah menggerakkan hati beberapa teman gereja seperti Isya, Stella, Dyah, Cyndi, Ria Bari terus siapa lagi yang berbaik hati untuk menolong saat saya ada kesulitan waktu di Remaja dan Pemuda, bahkan juga waktu di Pra-Remaja 2. Mereka kini sudah berkeluarga dan sudah berpisah jalan masing- masing (bisa dikatakan jarang aktif di Kaput).

Dan saya tidak menyangka kenapa saya lebih senang jika masuk keorganisasian seperti kepengurusan itu dan itu. Walaupun sebelum itu pernah tidak mau mungkin karena tidak suka, entah saya tidak tahu kenapa. Tetapi, yang membuat saya bersyukur kepada Tuhan setelah lama ditunggu- tunggu dengan penuh kesabaran dalam berdoa, yang akhirnya Tuhan memahami isi hati saya selama ini punya keinginan untuk terus melayani meski saya mengalami kekurangan, saya tidak mau menjadi kekurangan menjadi penghalang untuk melayani. Bahkan saya kadang dianggap remeh dan disakiti oleh teman- teman gereja di balik kekurangan saya, saya memilih diam dan terus melayani dengan setia. Seperti dalam contoh, sejak saya juga membantu berbagi sharing hal- hal positif melalui grup chat, lalu memberi informasi tentang kedukaan yang saya dapat dari grup sebelah lalu saya datang melayat sama beberapa teman Pengurus, Anthony, kak Mita dan kak Mike Resa terus siapa lagi dari sejak tahun- tahun sebelumnya yang beberapa teman pengurus yang keluarganya ada yang meninggal, kami bersama- sama saling menghibur dan mendoakannya.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk masuk kepengurusan Pemuda periode ke-1 sejak dua tahun yang lalu, dan dilantik bersama 36-an orang. Saya menganggap mereka sebagai keluarga, meskipun mereka memiliki perbedaan pendapat dan pikiran. Saya tidak ingin semuanya menjadi penghalang bagi mereka dalam melayani. Saya awalnya tidak tahu kalau Tuhan ternyata mendengar doa dan percakapan saya dengan beberapa pengurus lama, yang akhirnya membawakan saya ke tempat yang diinginkan bersama mereka. Walaupun selama dalam kepengurusan, ada beberapa yang tidak suka dengan keberadaan saya atau saya dicuekin. Saya merasakan bahwa mukjizat Tuhan sungguh nyata selama ini. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang sudah menggerakkan hati kepada ketua pengurus Pemuda yang telah menolong saya saat saya ada kesulitan di waktu rapat bulanan. Bahkan selama rapat saya duduk di sebelahnya, saya merasa Tuhan menggerakkan hatinya untuk saya. Bukan cuma dia saja, dan salah satu teman pengurus dari tim Pelaksana juga turut menolong walaupun hanya sekali.

Sebelum masuk kepengurusan, sejak saya di Pemuda sudah membantu sebagai panitia walaupun pernah disakiti dan dikritik di hadapan mereka. Saya tetap menghargai atas apa yang mereka perbuat saat berhadapan dengan diskriminasi dalam pelayanannya Saya juga bersyukur bisa ikut dalam momen bersama mereka dalam suatu acara di luar gereja seperti hang out atau apalah, walaupun saya kadang tidak disukai karena hal apa di hadapan mereka. Seolah- olah sulit diterima oleh mereka. Walaupun itu saya tidak sempat hadir dalam acara raker dan kebersamaan beberapa waktu yang lalu, saya sudah tidak tahu harus bagaimana dan merasa sangat disayangkan jika saya melewatkan momen tersebut.

Saya juga bersyukur kepada beberapa teman sepengurusan dengan saya yang tahu sudah lama dari sejak perkenalan saya di Remaja yaitu Lisa Bari, walau pendapat kami berbeda, jarang ngobrol dan pernah sekali diajakin ke Life Group walau waktunya hanya sebentar. Dia bisa memaklumi tentang saya melalui cerita dari Cyndi (mungkin). Kedua, Ketua Pengurus Pemuda, yang sudah lama saya kenal sejak tahun 2013 hingga sekarang. Saya tidak mengira bahwa dia orangnya asik untuk diajak ngobrol dan bercanda dibanding yang lainnya. Kalau tidak ada mereka, mungkin suasananya menjadi berbeda atau saya akan dilupakan selamanya.

Kalau tidak, apabila saya tidak berada di situ di mana saya berada, mungkin saja saya tidak memikirkan tentang mereka, tentang apapun yang berhubungan dengan kepanitiaan dan kepengurusan sebelum keinginan saya muncul untuk membantu. Bahkan mungkin saya tidak mengenal mereka satu- persatu, mungkin saya tidak akan ditempatkan ke dalam kepanitiaan atau kepengurusan di manapun saya berada. Begitu juga sebaliknya dari mereka tentang saya. Meskipun sudah seharusnya mereka bisa menerima teman- teman penyandang disabilitas seperti saya untuk terlibat di dalam suatu gereja, seperti di Remaja atau Pemuda. Apalagi jika saya tidak berada di situ, mungkin saja saya tidak akan menemukan seseorang yang cocok untuk saya buat ngobrol atau bercandaan, menemukan pasangan hidup yang cocok atau menemukan keinginan untuk melayani lebih lanjut.

Saya berterima kasih kepada Tuhan walaupun saya tidak dikasih kesempatan untuk lanjut kepengurusan periode kedua, saya memilih terus melayani selamanya hingga akhir. Bahkan waktu itu saya tidak tahu penentuannya bagaimana. Katanya ada dua kali sampai tiga kali periode dalam kepengurusannya. Padahal saya tahu bahwa kepengurusannya hanya dipilih sekali saja seperti yang di kampus, sayangnya saya tidak jadi direkrut waktu itu. Saya juga sudah bertanya ke beberapa teman pengurus, ada yang lanjut dan ada yang tidak. Selain itu, ada juga yang bilang, Ganti yang lain saja, ti.’ atau ‘Sudah dibentuk duluan dari sejak pembinaan.’. Saya tidak tahu mau menjawab apa dan terus merenungkan apa yang terjadi selama ini. Saya tidak mau menyalahkan siapa- siapa, meski ada yang sengaja menyinggung perasaan saya. Saya tetap berpikir positif dan tetap untuk melanjutkan apa yang harus dikerjakan walau mereka tdak tahu saya lagi sakit hati. Saya terus berdoa dan berdoa, menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Saya hanya bisa berkata, ‘Let it go.’.

* * * * *

So, it’s the end of my story. Thank you and God Bless..

[END]

1 komentar :

  1. Tuhan bekerja dalam segala sesuatu... percayalah ada kebaikan dalam segala hal yang dialami oleh kita...

    BalasHapus