PELAYANANKU : APA YANG PATUT KITA SYUKURI DARI SEMUA INI? - Part 3
[Continued
from Part 2]
KETIKA SAYA BERHADAPAN DENGAN BEBERAPA PROBLEM...KU MEMILIH MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA TUHAN
KETIKA SAYA BERHADAPAN DENGAN BEBERAPA PROBLEM...KU MEMILIH MENYERAHKAN SEMUANYA KEPADA TUHAN
Setelah
masalah kemarin telah berlalu, saya masih fokus pada kerjaan sambil
mengerjakan jobdesk seperti biasa
walaupun terjadi keterlambatan mendapat informasi tentang tema kebaktian
bulanan. Saya sudah bertanya ke tim konseptor, mereka kadang suka lupa kirim email tentang itu. Dan otomatisnya, saya
menjadi jarang membuat poster untuk tema kebaktian mingguan saking karena sibuk
dengan kerjaan sendiri. Hingga pada pertengahan bulan Juni, saya izin untuk
vakum bikin Semut dan tugas pelayanan karena harus menyelesaikan kerjaan di
luar gereja. Sedangkan jobdesk yang
lain tetap lanjut seperti biasa, tetapi saya tidak tahu apa yang akan terjadi
di kemudian hari.
di kemudian hari.
Dua
setengah bulan kemudian seiring berjalannya waktu setelah kerjaan saya sudah selesai dan sudah tenang,
walaupun saya tidak semangat karena masih dalam pergumulan dengan seseorang
yang membuat kehidupan saya menjadi berantakan, termasuk pelayanan satu-
satunya. Karena kegalauan saya sejak ada pergumulan dengan seseorang. Tetapi syukurnya,
ada teman Pengurus Pemuda (yang tidak mau disebut namanya) yang ngechat ke saya
dan menanyakan kabar saya gara- gara saya sengaja left group tanpa sepengetahuan mereka. Saya awalnya bingung mau
curhat kepada siapa, kecuali hanya berdoa dan curhat kepada Tuhan tentang
pergumulan yang saya hadapi. Dan saya merasakan Tuhan yang menggerakan hati
kepadanya untuk meminta saya curhat.
Beberapa
bulan kemudian, keadaan saya membaik setelah mendapat dukungan dari teman Pengurus
yang kemarin lewat chat dan semua sudah berjalan normal. Akhirnya saya kembali
pada tugasnya seperti biasa tanpa mengingat jika masa kepengurusan sudah
setengah jalan lagi selesai.
Pada
pertengahan bulan Agustus 2016 masih ada rapat bulanan lagi, saya seharusnya
bisa datang tetapi sayangnya saya ada acara keluarga ke luar kota. Padahal sudah
dikasih info jauh hari sebelumnya. Sejak itu saya tidak tahu apa yang akan
terjadi selama hampir beberapa bulan jarang handle
jobdesk sendiri, tiba- tiba saya dikabarkan oleh Ketua Pemuda bahwa ada
salah satu Pengurus (tidak mau disebut namanya) mau bantu di bagian Marcom yaitu
jobdesk yang saya handle. Saya tidak lama berpikir
langsung mengizinkannya tanpa ingat ingin memberitahu sesuatu sebagai
mengingatkan supaya tidak diapa-apain dengan jobdesknya. Bahkan karena saya masih di luar kota sehingga saya
merasa ketinggalan informasi, saya sudah meminta tolong ketua Pemuda untuk
saling info ke saya tentang apa yang dibahas dalam rapat tersebut.
Beberapa
minggu kemudian dan masih di bulan yang sama.
Saat
saya kembali pada jobdesknya dan
hendak membuka akun media sosial milik Pemuda, tiba- tiba saya berhadapan suatu
masalah dengan email dan passwordnya pada media sosial yang saya handle. Saya mengira ada yang nge-hack. Saya mengingat- ingat jika ada
orang lain yang memakai akun itu dan mengganti pass-nya tanpa memberitahu ke
saya. ‘Oh ya,
dia..’ Spontan saja saya menjadi bingung saat membuka gmail dan mengetik alamat email dan
passwordnya, eh, pass-nya diganti juga. Saya bingung harus mengalah atau tidak,
meski tahu kejadiannya setelah bertanya kepada dia seperti yang telah diberitahu
sebelumnya. Tetapi, apapun yang terjadi saat saya berhadapan dengan masalah tersebut karena jobdesk yang saya handle, saya tetap mengalah.
Perjalanan
kepengurusan Pemuda saya sudah tinggal beberapa bulan lagi, saya masih
ingat
sama pesan yang sering disampaikan oleh Ketua Pemuda lewat grup chatnya
bersamaan dengan informasi terbaru tentang tugas- tugas pengurus. Antara
senang atau sedih, semangat atau tidak semangat masih berasa bahkan juga
saat ini.
Oktober 2016....
Selama masih dalam event youthfestival 2016 yang hampir habis. Kembali lagi ada rapat bulanan dan bertepatkan dengan ada kedukaan dari keluarga saya dan saya izin tidak ikut rapat lagi. Meskipun saya takut menyesal jika tidak bisa ikut rapat itu setelah mengingat bahwa perjalanan kepengurusannya sudah tinggal berapa bulan lagi dan tidak bisa diulang lagi, saya ingin masa kepengurusannya lebih lama lagi. Bahkan saya lupa sama rencana yang belum terlaksanakan seperti membagi waktu bersama teman- teman pengurus di luar gereja lewat hiburan atau rekreasi. Selain itu, saya juga kepikiran tentang satu kata yaitu ‘lanjut’ tetapi apapun kesepakatan yang dibuat, saya serahkan semua kepada Tuhan.
Selama masih dalam event youthfestival 2016 yang hampir habis. Kembali lagi ada rapat bulanan dan bertepatkan dengan ada kedukaan dari keluarga saya dan saya izin tidak ikut rapat lagi. Meskipun saya takut menyesal jika tidak bisa ikut rapat itu setelah mengingat bahwa perjalanan kepengurusannya sudah tinggal berapa bulan lagi dan tidak bisa diulang lagi, saya ingin masa kepengurusannya lebih lama lagi. Bahkan saya lupa sama rencana yang belum terlaksanakan seperti membagi waktu bersama teman- teman pengurus di luar gereja lewat hiburan atau rekreasi. Selain itu, saya juga kepikiran tentang satu kata yaitu ‘lanjut’ tetapi apapun kesepakatan yang dibuat, saya serahkan semua kepada Tuhan.
November
2016….
Waktu
terus berjalan dengan cepat sekali saya masih merasakannya. Saya mengira
perjalanannya masih panjang tetapi kenyataannya cepat sekali dari yang saya
rasakan. Rapat masih berlanjut. Saya izin tidak ikut lagi karena ada urusan. ‘Kok saya tidak bisa
ikut rapat terus, gimana ini…?’ Saya berdoa lagi dan merenungkan
kesalahan yang terjadi selama ini karena saya mengabaikannya, padahal
sebenarnya tidak mau jika nama saya tercoreng. Melalui doa dan meminta maaf
dalam hati kepada Tuhan. Meskipun saya tahu dan masih complain karena tidak mendapat kabar dari tim Marcom untuk
perwakilan setelah beberapa bulan jarang bertemu. Dan saya sengaja
melupakannya.
Sebelum
saya mendapat panggilan Roh Kudus melalui doa pada akhir bulan November, betapa
bersyukurnya saya diberi kesempatan menjadi panitia Natal Pemuda setelah
sekian lama jarang ikut. Saya tidak berpikir mereka benar- benar menerima saya
atau segan. Saya khawatir jika kejadiannya terulang kembali seperti pada beberapa tahun yang
lalu sebelum saya masuk kepengurusan, yang membuat saya menjadi tidak nyaman. Padahal saya ingin membantunya.
Setelah
bulan November dan Desember berlalu termasuk acara Natal Pemuda yang sudah
dilaksanakan dengan lancar dan sukses bersama Panitia Natal, termasuk saya. Dan
saya hampir lupa jika masa waktu kepengurusannya sudah mau selesai, saya tidak
merasa benar- benar sudah melakukannya dengan baik atau belum. Demikian juga
dengan tim saya yang saat ini jarang ada kabarnya. Saya tetap mengalah terus dan terus. Bukan
cuma tim saya saja, tim lainnya juga sama setelah beberapa pengurus jarang
aktif dalam tugasnya bahkan di Pemuda. Sebetulnya saya tidak tahu kabar mereka
saat ini bagaimana. Saya memilih terus berdoa dan mendoakan supaya kita bisa
berkumpul lagi pada saat acara kebersamaan seperti dua tahun yang lalu sejak pelantikan kepengurusan.
Selain itu, ada beberapa pengurus sudah menikah dan berkeluarga dan yang baru
saja menikah. Sisanya lagi merantau di luar kota untuk melanjutkan tugasnya
masing- masing. Padahal perjalanan kepengurusannya belum selesai.
* * * * *
Tinggal beberapa bulan lagi masa kepengurusan Pemuda akan berakhir dan saat beberapa tim dari
kepengurusan saya ada yang sudah selesai pada jobdesk-nya dari tahun- tahun sebelumnya, ada juga masih lanjut
tugasnya hingga selesai masa waktunya, terutama tim Marcom. Karena saya jarang
mendengar kabar dari kedua teman dari tim Marcom setelah mengetahui bahwa
katanya sms blastnya sudah tidak pernah
aktif lagi dari beberapa bulan yang lalu, terus apalagi. Bahkan masih ada beberapa tugas yang belum selesai,
saya tetap melanjutkannya sampai selesai meskipun dalam hati merasa benar-
benar tidak rela jika harus meninggalkan tugasnya. Antara
senang atau sedih, semangat atau tidak semangat. Saya memilih terus
menjalani semuanya baik- baik ketika berhadapan dengan situasi yang
kadang membuat saya tidak nyaman.
Saya
bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang telah DIA berikan, sehingga saya
dipilih dalam organisasi kepengurusan Pemuda untuk pertama kali dan melayani
bersama orang- orang hebat seperti mereka yang berjumlahkan 36-an orang serta
didampingi oleh 2 majelis pengerja dan 2 penatua pendamping. Saya tidak
menyangka bahwa semua terjadi karena Kasih Karunia semata- mata Tuhan dan bukan karena usaha manusia.
Sejak
awalnya saya berharap ada kekompakan bersama selama kepengurusan, mulai dari rapat
bulanan, kebersamaan di luar gereja dan lain- lainnya. Namun, setelah hampir
satu setengah tahun waktu berjalan belum setahun hingga dua tahun rasa kekompakan dan
semangat kebersamaan menjadi sedikit menurun. Bagaimana pun ketika saya mendengar
dan melihat situasi dari waktu itu hingga sekarang rasanya sedih bahkan tidak
semangat. Dan saya juga menyadari bahwa semua jarang diperhatikan, seolah- olah
sudah lupa. Bukan cuma itu saja terjadi, partisipasi yang biasa datang ke Pemuda juga sedikit menurun.
Karena
melihat situasi tersebut, saya berdoa dan meminta pertolongan kepada
Tuhan agar
terus membimbing setiap langkah kami sebagai pengurus dan teman- teman
Pemuda yang sudah lama berpartisipasi dalam suatu kegiatan Pemuda.
Sebelumnya, saya sempat mendapat
bisikan dari Tuhan melalui doa saya untuk dapat menghidupkan kembali
semangat pengurus Pemuda dalam rangka 'Daripada bengong'
sesuai saran dan ide oleh salah satu pengurus Pemuda (yang tidak mau
disebut namanya) yaitu membuat acara kebersamaan Pengurus
Pemuda seperti nonton bareng, rekreasi atau piknik atau apalah, asalkan
jangan pas acara kebersamaan dan pembubaran pengurus Pemuda karena
rasanya sedih dan merasa tidak rela, jika tidak bisa bertemu dengan
teman- teman Pengurus yang seperti saat ini di mana kita bertemu. Tuhan tahu dan merasakan bahwa saya sedikit
menyesal dan bersalah karena tidak ikut kebersamaan 3 kali termasuk pra-raker
satu- satunya sehingga tidak kebagian momen bersama mereka. Padahal saya tahu
penyesalan memang selalu datang belakangan, saya masih bisa melanjutkan jobdesk-nya seperti biasa sebelum akan
diganti sama calon pengurus baru nanti. Rela atau tidaknya, inilah keputusan dan kesepakatan bersama.
Sebelumnya
itu….beberapa bulan yang lalu saat masih sibuk browsing lamaran pekerjaan sambil menunggu kabar dari beberapa
perusahaan yang saya lamari, saya mulai sedikit kepikiran tentang ‘lanjut’
kepengurusan baru untuk dua
tahun lagi supaya tetap semangat dalam melayani. Bingung dan tidak tahu
harus
bagaimana saat merasa waktunya sudah berjalan cepat sekali dan tidak
dapat
diulang kembali. Apapun yang terjadi seperti yang saya gumuli semuanya,
saya serahkan kepada Tuhan dan memilih untuk berpikir positif.
Beberapa
minggu yang lalu, saya juga sempat bertanya kepada Tuhan melalui doa setiap
malam bahwa kalau saya dikasih kesempatan lagi untuk lanjut kepengurusan atau
tidak. Selain itu, saya ingin masa kepengurusannya ditambah satu tahun atau
berapa tahun lagi agar rasa kekompakan dan kebersamaan masih terasa dan
melayani bersama- sama. Dan saya juga tidak berpikir jika diri saya bakal lanjut
atau tidaknya, saya memilih menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan tetap setia
melayani meski saya kadang disakiti atau dihina di hadapan teman- teman gereja saya.
Saya
sudah lama menetap di gereja yang berlokasi di Kayu Putih dan melayani mulai
dari Komisi Remaja walaupun tidak dikasih kesempatan masuk kepengurusan dan
kepanitiaan akibat keterlambatan mereka dalam menerima saya (dengan maksud lain
memperhatikan atau menghargai kaum disabilitas), jadi mereka tidak berpikir
saya bisa apa karena jarang bertanya dan memperhatikan kecuali kak Cyndi, teman
dekat dan juga satu teman kelompok kecil yang sudah hampir 5 tahun kami bersama,
yang saat ini sudah jarang aktif di gereja saya. Kedua, melayani di Komisi
Pemuda saya sudah cukup lama bersyukur karena bisa bantu dalam kepanitiaan
walaupun proses kerjanya sebentar beberapa bulan terus bubar. Bahkan saya tidak
tahu atau kemungkinan (saya lupa karena sudah lama banget) mereka jarang
mengajak saya ikut kepanitaan dari sejak awalnya tepatnya sejak saya ikut camp
Pemuda tahun 2011 karena diajakin teman, Ci Isya. Saya tetap memilih untuk
menghargai atas apa yang telah mereka lakukan di depan saya walaupun kadang
menyakitkan dan merasakan betapa pahitnya selama saya melayani.
Sebelumnya saya juga sengaja dibuat sakit
hati oleh salah satu teman Pengurus (yang tidak mau disebut namanya) yang
menyinggung perasaan tentang masalah kepengurusan dan hubungan dengan dia. Dia
tidak menyadari bahwa saya sakit hati karena tidak dipilih untuk lanjut kepengurusan
yang kedua. ‘Oke,
tidak apa- apa….. Bla…bla..’ Saya tidak tahu harus apa saat sudah
membalas dan meneruskan kalimatnya karena merasa sakit hati dan pedih saat dia
sengaja menyinggung perasaan saya. Selain
itu, saya juga bermasalah lagi dengan jobdesk
yang telah lama saya handle selama
dua tahun di media sosial yang membuat saya sedikit kesal, seperti yang telah
terjadi tahun kemarin. Saya merasa diriku sia- sia dengan tugasnya,'It feels like my work is already ruined.'.
Mengingat bahwa masa kepengurusan kita sudah hampir selesai berasa bukan pengurus lagi seperti yang saat ini, melainkan kembali kepada aktivitas jalan sendiri- sendiri dan pelayanan biasa. Saya berharap bisa kumpul lagi dengan teman- teman pengurus sekalian membagi waktu bersama sebelum waktu memisahkan kita, mungkin sudah tidak akan ada candaan, iseng- isengan, obrolan serius tentang rapat seputar kegiatan pemuda lagi dan lain- lain seperti yang terjadi dalam di chat. Meskipun saya tahu mereka pemikirannya berbeda- beda, jadi saya tetap memaklumi atas semuanya. Saya tidak mau mereka harus mengikuti kemauan saya atau orang lain, saya membiarkan mereka yang melaksanakannya untuk kepentingan bersama. Sebelum dilantik, saya berdoa untuk tim saya awalnya hanya dua orang yang sudah ditambah satu orang agar bisa bekerja sama selama ada kegiatan Pemuda yaitu saling memberi informasi. Namun setelah hampir setahun setengah waktu berjalan saya hampir tidak menyadari kalau terjadi kejanggalan dengan tim saya sampai mengeluh kepada Tuhan. Bukan Cuma tim Marcom saja, saya juga ada salah selama kepengurusan karena kadang lupa akan sesuatu akibat memikirkan hal duniawi (kepentingan diri sendiri). Dan saya akhirnya ditegur sedikit oleh Tuhan untuk berbalik dari hal tersebut. Semua sudah kembali normal sebelum masa kepengurusannya berakhir, sayangnya saya sudah tidak tahu harus bagaimana meski waktu sudah terus berjalan. Saya merasa bahwa kami sudah menjalani tugasnya dengan baik sampai sejauh ini, meski kadang terjadi kesalahan kecil. Bahkan juga saat ditambah dengan satu orang yang membantu untuk tim saya selama berapa bulan ke depan sebelum masa kepengurusannya selesai, kadang ada problem yang muncul ini membuat semangat saya menjadi down.
Serahkan semuanya kepada Tuhan dan biarkan DIA yang menyelesaikannya |
Mengingat bahwa masa kepengurusan kita sudah hampir selesai berasa bukan pengurus lagi seperti yang saat ini, melainkan kembali kepada aktivitas jalan sendiri- sendiri dan pelayanan biasa. Saya berharap bisa kumpul lagi dengan teman- teman pengurus sekalian membagi waktu bersama sebelum waktu memisahkan kita, mungkin sudah tidak akan ada candaan, iseng- isengan, obrolan serius tentang rapat seputar kegiatan pemuda lagi dan lain- lain seperti yang terjadi dalam di chat. Meskipun saya tahu mereka pemikirannya berbeda- beda, jadi saya tetap memaklumi atas semuanya. Saya tidak mau mereka harus mengikuti kemauan saya atau orang lain, saya membiarkan mereka yang melaksanakannya untuk kepentingan bersama. Sebelum dilantik, saya berdoa untuk tim saya awalnya hanya dua orang yang sudah ditambah satu orang agar bisa bekerja sama selama ada kegiatan Pemuda yaitu saling memberi informasi. Namun setelah hampir setahun setengah waktu berjalan saya hampir tidak menyadari kalau terjadi kejanggalan dengan tim saya sampai mengeluh kepada Tuhan. Bukan Cuma tim Marcom saja, saya juga ada salah selama kepengurusan karena kadang lupa akan sesuatu akibat memikirkan hal duniawi (kepentingan diri sendiri). Dan saya akhirnya ditegur sedikit oleh Tuhan untuk berbalik dari hal tersebut. Semua sudah kembali normal sebelum masa kepengurusannya berakhir, sayangnya saya sudah tidak tahu harus bagaimana meski waktu sudah terus berjalan. Saya merasa bahwa kami sudah menjalani tugasnya dengan baik sampai sejauh ini, meski kadang terjadi kesalahan kecil. Bahkan juga saat ditambah dengan satu orang yang membantu untuk tim saya selama berapa bulan ke depan sebelum masa kepengurusannya selesai, kadang ada problem yang muncul ini membuat semangat saya menjadi down.
* * * * *
APA YANG HARUS SAYA SYUKURI
UNTUK SEMUA INI?
Bersyukur adalah ucapan terima kasih yang
saya (kita) sampaikan kepada Tuhan atas segala hal, yang telah Tuhan berikan di
dalam kehidupan kita.
Saya bersyukur kepada Tuhan karena DIA
sudah menempatkan saya di gereja yang berlokasi di kayu putih mulai dari
sekolah minggu hingga Pemuda. Kalau tidak, mungkin saja saya akan merasa hampa
atau tidak mengenal Tuhan selamanya.
Segala sesuatu yang ada harus disyukuri |
Saya bersyukur karena bisa mengenal dengan
teman- teman gereja saya dari sejak sekolah minggu hingga sekarang, meskipun waktu
itu saya kadang sulit diterima di lingkungan gereja baik sekolah minggu, Remaja
hingga Pemuda, terutama dalam hal pelayanannya. Kalau saya tidak ditempatkan di
bagian komisi yang disebutkan di atas, mungkin saja saya tidak akan mengenal
siapa mereka sampai saat ini dan begitu juga sebaliknya mereka tidak akan
memikirkan tentang saya bisa apa atau mengajak saya melayani atau masuk
kepanitiaan atau kepengurusan. Bahkan mungkin mereka mungkin bisa berpikir
negatif tentang saya karena saya ada kekurangan. Meskipun waktu itu saya kadang
terlambat untuk memberitahu hal yang berhubungan dengan disabilitas sehingga
menyebabkan mereka sulit menerima keberadaan saya atau mungkin tidak akan
merasa nyaman.
Saya bersyukur dan berterima kasih kepada
Tuhan yang sudah menggerakkan hati beberapa teman gereja seperti Isya, Stella,
Dyah, Cyndi, Ria Bari terus siapa lagi yang berbaik hati untuk menolong saat
saya ada kesulitan waktu di Remaja dan Pemuda, bahkan juga waktu di Pra-Remaja
2. Mereka kini sudah berkeluarga dan sudah berpisah jalan masing- masing (bisa
dikatakan jarang aktif di Kaput).
Dan saya tidak menyangka kenapa saya lebih
senang jika masuk keorganisasian seperti kepengurusan itu dan itu. Walaupun
sebelum itu pernah tidak mau mungkin karena tidak suka, entah saya tidak tahu
kenapa. Tetapi, yang membuat saya bersyukur kepada Tuhan setelah lama ditunggu-
tunggu dengan penuh kesabaran dalam berdoa, yang akhirnya Tuhan memahami isi
hati saya selama ini punya keinginan untuk terus melayani meski saya mengalami
kekurangan, saya tidak mau menjadi kekurangan menjadi penghalang untuk
melayani. Bahkan saya kadang dianggap remeh dan disakiti oleh teman- teman
gereja di balik kekurangan saya, saya memilih diam dan terus melayani dengan
setia. Seperti dalam contoh, sejak saya juga membantu berbagi sharing hal- hal
positif melalui grup chat, lalu memberi informasi tentang kedukaan yang saya
dapat dari grup sebelah lalu saya datang melayat sama beberapa teman Pengurus,
Anthony, kak Mita dan kak Mike Resa terus siapa lagi dari sejak tahun- tahun
sebelumnya yang beberapa teman pengurus yang keluarganya ada yang meninggal,
kami bersama- sama saling menghibur dan mendoakannya.
Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan
yang diberikan oleh Tuhan untuk masuk kepengurusan Pemuda periode ke-1 sejak
dua tahun yang lalu, dan dilantik bersama 36-an orang. Saya menganggap mereka
sebagai keluarga, meskipun mereka memiliki perbedaan pendapat dan pikiran. Saya
tidak ingin semuanya menjadi penghalang bagi mereka dalam melayani. Saya
awalnya tidak tahu kalau Tuhan ternyata mendengar doa dan percakapan saya
dengan beberapa pengurus lama, yang akhirnya membawakan saya ke tempat yang
diinginkan bersama mereka. Walaupun selama dalam kepengurusan, ada beberapa
yang tidak suka dengan keberadaan saya atau saya dicuekin. Saya merasakan bahwa
mukjizat Tuhan sungguh nyata selama ini. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang
sudah menggerakkan hati kepada ketua pengurus Pemuda yang telah menolong saya
saat saya ada kesulitan di waktu rapat bulanan. Bahkan selama rapat saya duduk
di sebelahnya, saya merasa Tuhan menggerakkan hatinya untuk saya. Bukan cuma
dia saja, dan salah satu teman pengurus dari tim Pelaksana juga turut menolong
walaupun hanya sekali.
Sebelum masuk kepengurusan, sejak saya di
Pemuda sudah membantu sebagai panitia walaupun pernah disakiti dan dikritik di
hadapan mereka. Saya tetap menghargai atas apa yang mereka perbuat saat
berhadapan dengan diskriminasi dalam pelayanannya Saya juga bersyukur bisa ikut
dalam momen bersama mereka dalam suatu acara di luar gereja seperti hang out atau apalah, walaupun saya
kadang tidak disukai karena hal apa di hadapan mereka. Seolah- olah sulit
diterima oleh mereka. Walaupun itu saya tidak sempat hadir dalam acara raker
dan kebersamaan beberapa waktu yang lalu, saya sudah tidak tahu harus bagaimana
dan merasa sangat disayangkan jika saya melewatkan momen tersebut.
Saya juga bersyukur kepada beberapa teman
sepengurusan dengan saya yang tahu sudah lama dari sejak perkenalan saya di Remaja
yaitu Lisa Bari, walau pendapat kami berbeda, jarang ngobrol dan pernah sekali
diajakin ke Life Group walau waktunya
hanya sebentar. Dia bisa memaklumi tentang saya melalui cerita dari Cyndi (mungkin).
Kedua, Ketua Pengurus Pemuda, yang sudah lama saya kenal sejak tahun 2013
hingga sekarang. Saya tidak mengira bahwa dia orangnya asik untuk diajak
ngobrol dan bercanda dibanding yang lainnya. Kalau tidak ada mereka, mungkin
suasananya menjadi berbeda atau saya akan dilupakan selamanya.
Kalau tidak, apabila saya tidak berada di
situ di mana saya berada, mungkin saja saya tidak memikirkan tentang mereka,
tentang apapun yang berhubungan dengan kepanitiaan dan kepengurusan sebelum
keinginan saya muncul untuk membantu. Bahkan mungkin saya tidak mengenal mereka
satu- persatu, mungkin saya tidak akan ditempatkan ke dalam kepanitiaan atau kepengurusan
di manapun saya berada. Begitu juga sebaliknya dari mereka tentang saya.
Meskipun sudah seharusnya mereka bisa menerima teman- teman penyandang
disabilitas seperti saya untuk terlibat di dalam suatu gereja, seperti di
Remaja atau Pemuda. Apalagi jika saya tidak berada di situ, mungkin saja saya
tidak akan menemukan seseorang yang cocok untuk saya buat ngobrol atau
bercandaan, menemukan pasangan hidup yang cocok atau menemukan keinginan untuk
melayani lebih lanjut.
Saya berterima kasih kepada Tuhan walaupun
saya tidak dikasih kesempatan untuk lanjut kepengurusan periode kedua, saya
memilih terus melayani selamanya hingga akhir. Bahkan waktu itu saya tidak tahu
penentuannya bagaimana. Katanya ada dua kali sampai tiga kali periode dalam kepengurusannya.
Padahal saya tahu bahwa kepengurusannya hanya dipilih sekali saja seperti yang
di kampus, sayangnya saya tidak jadi direkrut waktu itu. Saya juga sudah
bertanya ke beberapa teman pengurus, ada yang lanjut dan ada yang tidak. Selain
itu, ada juga yang bilang, ‘Ganti yang lain saja, ti.’ atau ‘Sudah dibentuk
duluan dari sejak pembinaan.’. Saya tidak tahu mau menjawab apa dan
terus merenungkan apa yang terjadi selama ini. Saya tidak mau menyalahkan
siapa- siapa, meski ada yang sengaja menyinggung perasaan saya. Saya tetap
berpikir positif dan tetap untuk melanjutkan apa yang harus dikerjakan walau
mereka tdak tahu saya lagi sakit hati. Saya terus berdoa dan berdoa,
menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Saya hanya bisa berkata, ‘Let it go.’.
* * * * *
So, it’s the end of my
story. Thank you and God Bless..
[END]
Tuhan bekerja dalam segala sesuatu... percayalah ada kebaikan dalam segala hal yang dialami oleh kita...
BalasHapus