A Blessing After Following to God's Calling

Sabtu, 26 Juli 2014

A Blessing After Following to God's Calling



Hello blog readers..
I'm back!!!
 I have the good idea, so I want to write a blog about "A BLESSING AFTER FOLLOWING TO GOD'S CALLING".
Please stay cool and read this blog :-)



Setelah memasuki tahun 2014 dengan resolusi baru yang kita dapatkan di blog yang sebelumnya. Kita hampir tidak pernah merasakan ada sesuatu yang berubah di dalam kehidupan, jika dibanding dengan tahun sebelumnya kita sudah sering melakukan hal- hal yang memiliki daya tarik bagi orang lain. Seperti apapun yang kita kerjakan merupakan pengalaman yang tidak terlupakan selama kita masih hidup, kalau sudah memasuki ke tahun baru seperti tahun ini bahkan tahun berikutnya suasananya tidak akan seperti yang ada sebelumnya. Pasti akan sangat berbeda dari apa yang telah kita lakukan. Pertanyaannya, apakah itu adalah sebuah panggilan terbaik dari Tuhan untuk kalian? Apakah ada sebuah keajaiban berkat yang kalian dapatkan setelah terpanggil untuk melayani? Iya, pastilah. Semua orang ingin merasakan adanya keajaiban berkat saat dan setelah melakukan panggilan untuk mengerjakan tugas. Contohnya yang pernah saya rasakan setelah beberapa bulan di tahun ini memulai panggilan baru dalam melakukan suatu pekerjaan dan pelayanan.

Let me tell you the story…
Sudah kurang lebih 21 tahun, setelah awal masuknya saya ke Sekolah Minggu bersamaan dengan Sekolah Pendidikan saya yang dimulai dari kelas TK sampai SMA bahkan kuliah. Pernah saja pada usia segini, pada usia ke-berapa saya pernah dipanggil untuk mengikuti pelayanan di gereja tetapi tidak sering, Cuma beberapa kali saja. Hal itu terjadi sejak saya masih di Sekolah Minggu dan Remaja. Setelah semua sudah berlalu, saya masih ingat apa yang telah saya lakukan selama ini sudah sangat senang. Tidak Cuma pelayanan di gereja saja, saya juga pernah melakukan pekerjaan di sekolah saya. Tapi sayangnya, saya sudah lupa bagian- bagian cerita tentang pekerjaan apa yang pernah saya lakukan sejak dulu. Saya benar- benar tidak pernah lupa akan kejadian tersebut…… Kembali lagi ke tahun 2014 dan sekarang saya sudah berusia 24 tahun 5 bulan, saya awalnya tidak tahu apa yang telah terjadi padaku. Saya tidak merasakan ada perubahan yang sangatlah SERIUS pada diri saya... Ceritanya, saya bertugas di pemuda jadi Usher, kejadian itu pada minggu kedua di bulan Januari. Saya tidak merasakan kalau saya dipanggil oleh Tuhan untuk suatu hal yang direncanakan, ”Apakah itu?” Hati saya penuh pertanyaan saat lagi konsentrasi pada khotbahnya. Untung teman di sebelahku yang sama- sama bertugas dengan saya tidak tahu. Saya dipanggil olehNya lewat bisikan di telinga saya dan hati saya,”Suatu saat nanti kamu akan dipilih untuk melayani. Begitu Dia berbisik, saya hanya mendengar saja dan tapi masih bingung mau bilang apa. Dia berbisik lagi, “Tunggu saja waktu yang akan diberikan untuk kamu. Jadi bersabarlah pada waktunya.”

Panggilan- panggilan tersebut berupa:
1.    Panitia untuk Kegiatan Tengah Minggu, special Valentine: Sie Multimedia
Setelah 2 minggu berlalu, ada seorang teman pemuda memanggil saya saat saya lagi baru berbicara dengannya. Dia memberitahukan bahwa saya diminta jadi panitia suatu kegiatan bulan Februari, yaitu untuk acara Valentine. Saya jadi terkejut dan tidak percaya dengan apa yang diomongin olehnya. ‘Seriusan ini yang kamu bilang kak?’ dia masih sibuk dengan surat yang hendak dibuka dan tidak mendengar pertanyaanku lalu mendongak,’Iya, nanti kamu tanya sama ketua Panitia Valentine tentang tugas yang mau dikerjakan apa?’ Saya menggangguk apa yang dijelaskannya, ‘Oke kak, siap dilaksanakan. Buat tanggal berapa kak?’ Dia menjawab,’Tanggal 15 Feb ti.. Tenang saja nanti kamu akan dapat bagian tugas kok, mending tanya saja ya.’ Saya langsung mengiyakan. Seminggu kemudian, belum ada kabar dari dia tentang tugas itu dan saya juga tidak tahu siapa ketuanya lalu saya bertanya lagi ke dia. Tak lama kemudian dia bertanya lagi, ‘Sudah Tanya ke Kak Fajar apa belum?’ Saya langsung kaget saat membacanya, saya menjawabnya,’Belum. Kan saya tidak tahu siapa ketuanya. Saya juga tidak ada kontaknya.’ Lalu dia membalas lagi, ‘ Ooo.. nanti saja pas minggu kamu tanya ke dia ya.’ Saya membalasnya lagi, ‘Okay kak. Terima kasih kak.’ Pas di pemuda, saya baru bias ketemu kak Fajar setelah kebaktian saya akhirnya memberitahu tentang acara Valentine seperti yang dijanjikan oleh teman pada sebelumnya. Dia memberitahu bahwa nanti ada rapat untuk persiapan acara itu. Saya berpikir karena acaranya tinggal seminggu lagi maka saya ikut rapat yang kebetulan ada teman namanya Ka Lisa Bari juga panitia untuk itu jadi bisa bertanya- tanya. Setelah 1-2 jam menunggu hingga rapat itu selesai karena membicarakan tentang inti acaranya, saya ternyata dimintain untuk multimedianya dengan membuat slide show Presentasi tentang foto- foto kegiatan pemuda oleh Kak Lisa yang baru habis berpikir panjang karena saya belum mendapat bagian tugas dan saya juga bingung, ‘Tidak salah kan saya dimintain jadi panitia ini?’ (Berpikir di dalam hati) Sambil menghitung hari setelah rapat itu berlalu, saya tidak lupa untuk mempersiapkannya dari awal dan juga bertanya kepada teman pemuda tentang foto- fotonya. Pas di hari H, sudah fix untuk persiapan penayangan slide shownya sekalian bantu di Multimedia dan pekerjaan lainnya. Rasanya senang juga kalau saya benar- benar terlibat dalam pelayanan di pemuda pertama kali bersama teman- teman pemuda. ‘What is the next? I promise I will do the best some day.’
2.   Melayani untuk Kebaktian Tengah Minggu, special Jumat Agung: Backstage untuk sie Drama
Semua berawal dari sejak Remaja, saya sudah lama ingin bisa mengajukan diri di depan Jemaat dengan berbagai cara. Drama inilah salah satunya yang mau saya lakukan. Pada awal itu, saya sudah lama berpikir untuk bisa main dengan pemeran sebagai apa dan tidak pernah lupa saya juga berdoa meminta jawaban dariNya jika Dia mengkehendaki saya untuk bermain drama. Beberapa tahun kemudian, saya sering kelupaan akan janji tersebut karena sibuk dengan sekolah sampai kuliah. Dan untungnya, pada bulan Desember tahun tepatnya sebelum Natal kemarin saya juga kebetulan habis berbicara dengan teman pemuda yang salah satunya seorang Koordinator Drama yang memberi kertas berisi Komitmen yang mau diisi dengan tujuan adalah keinginan untuk melayani di Umum. Kami bertanya-tanya lewat BBm dan WhatsApp. Setelah itu, saya langsung ingat janjinya untuk mengisinya. Karena sibuk dengan mamaku yang harus buru- buru pulang gereja. Saat itu, kami juga hampir saja tidak kebagian tempat duduk yang super duper penuh di seisi gereja dan akhirnya bisa duduk di samping gereja sampai selesai kebaktian Malam Natal. Namun sayangnya saya tidak ingat tentang janji yang telah dibicarakan di BBm itu dan beberapa hari kemudian hingga bulan Januari saya langsung ingat tentang hal itu dan sayangnya kemarin belum minta sama dia. ‘Aduuh, gimana nih kok sampai lupa terus?’
Ketika itu adalah akhir bulan Februari, saya habis mendengar ada teman pemuda yang membicarakan soal drama buat Jumat Agung namun saya tidak tahu siapa Koordinatornya maka saya bertanya-tanya untuk kepastian bisa main drama. Tak lama kemudian ada yang keluar dari GSG dan hendak ke Umum, kebetulan juga saya mau pulang sendiri setelah habis ngobrol sama beberapa teman pemuda. Saya tidak bermaksud mengikuti mereka yang mau ke umum, awalnya saya tidak tahu mereka mau ngapain. Lalu pada sore harinya, karena bosen dan ingin ngobrol- ngobrol sama teman dan akhirnya ngobrol dengan salah satu teman gereja. Nanyain dia lagi ngapain, dia bilangnya lagi habis briefing tentang drama. Saya langsung ingat lagi akan janjinya yang belum dilakukan sampai sekarang. ‘OH YEAAAHHH!’ (menepuk dahi) Sudah lama, sudah habis berpikir karena sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa akan sesuatu. Saya bertanya lagi, ‘Drama buat apa?’ Dibalas oleh temannya, ‘Buat Jumat Agung.’ Tak lama kemudian saya tidak membalas BBmnya karena lagi pikir- pikir untuk menyakinkan diri bisa main atau tidak namun saya tidak tahu siapa Koordinatornya. Saya sengaja menulis status singkat di BBm sampai ditanyain oleh teman gereja yang lainnya tentang Drama itu,’Emang ada Drama ya? Drama buat apa? Mau dong main drama.’ (saking BBm sampai nge-Ping terus padahal BBmnya dalam keadaan Pending) Begitu membaca BBmnya, saya bingung mau membalas apa karena saya masih tidak tahu. Tiba- tiba ada BBm dari teman pemuda yang lainnya dan berkata, ‘Kalau mau ikut main drama, coba Tanya saja ke koordinator drama.’ (dia membalas sambil menyebut nama salah satu temannya yang jadi koordinatornya) Lalu saya jadi antusias membalas BBmnya,’Oh gitu ya. Oke deh, terima kasih.’ Dan saya berpindah contact BBm yang dicari sesuai nama yang disebut siapa orangnya, saya mulai bertanya padanya. Setelah habis bertanya dan dia memberitahu bahwa saya disuruh menunggu sampai ada kebagian peran di skenario yang dibuat, dia akan memberi kabar. Membaca BBm darinya, saya mengiyakan penjelasannya yang dimaksud.
Beberapa hari kemudian, dia tidak memberi kabar sama sekali tentang itu. ‘Kok sampai hari Kamis ini tidak ada kabar apa-apa? Atau apa saya belum dikasih kesempatan untuk main drama?’ Saya langsung berpikir keras tanpa merasa kecewa. ‘Ya sudahlah kalau memang begitu, saya akan menunggu jika saya dikasih kesempatan untuk ikut main drama.’ Dan saya coba WhatsApp dengan salah seorang teman pemuda yang lain, ternyata benar dia juga diajak oleh seorang Koordinator drama lainnya yang jadi pendeta, Ko Yoseph Kurniawan. ‘Wah, kayaknya sudah tidak bisa Ti, ini sudah pertemuan ke-3 latihannya. Sudah tinggal menunggu hari H bulan depan. Kalau mau ikut, coba Tanya saja ke Ko Yoseph lewat WhatsApp.’ Saya Cuma ngeblank bacanya, ‘Oke kak. Terima kasih.’ Saya WhatsApp lagi dengan Ko Yoseph dengan nomer hp yang sudah diberikan itu. Saya berdoa dan berharap masih ada bagian dari itu untuk saya. Namun cukuplah kecewa bagi saya saat dia membalas WhatsApp saya,’Maaf Christy, sudah tidak bisa lagi karena mereka sudah ada bagian main dramanya. Tetapi masih ada bagian dari drama, Backstage Drama. Kayak menyiapkan kostum dan property. Mau ikut apa ga, ti?’ Membaca balasan chat di WA darinya, saya berpikir lagi karena belum pernah melakukannya dan tahun ini baru melakukannya untuk pertama kalinya.
Beberapa minggu kemudian, ada teman pemuda yang ikut main drama minta tolong sama aku untuk bantu- bantu kostum sama Thirza lewat BBMnya saat saya habis bertanya keberadaanya di mana sekarang. Saya langsung heran ketika dia tiba- tiba minta tolong sama saya untuk ikut padahal saya dia merasa kasihan dan merasa bersalah karena saya tidak mendapat bagian atau peran untuk main drama. Saya berpikir lagi, ‘Oke. I will do for that. Thanks ya for the info. See you later.’ (Membalas BBm teman tersebut) Saya langsung kaget bahwa Tuhan memberitahukan hal itu dan mendorong saya untuk bisa ikut. Saya dipanggil lagi olehNya, rasanya senaaaanggg… Tak lama kemudian, saya WA lagi dengan Ko Yoseph sebagai persetujuan untuk jadi Backstage. Setelah diterima olehnya, sudah cukuplah dan bersyukurlah atas Panggilan dariNya untuk melayani. Sudah mendapat bagian tugas itu, saya berusaha untuk tidak berpikir kalau saya hanya mau bertemu dengan seseorang. ‘Ngapain dah kalau hanya ketemu dia satu- satunya sampai saya dikasih tugas gini? Semua karena panggilan dariNya untuk mau melayani.’ (Berpikir di dalam hati karena kuatir jika ada yang bertanya-tanya tentang tujuan saya)
Rasanya sudah senang kalau bisa melaksanakan tugas persiapan untuk hari Jumat Agung bersama Thirza, Kak Debora dan Kak Vicky. Tugas pelayanan di bidang itu untuk yang kedua adalah Anugerah dari Tuhan.
3.    DIpanggil untuk ikut pelayanan di umum: Tim Multimedia
Mengikuti panggilan untuk melayani adalah moment yang paling asyik di dalam hidup saya ini, saya tidak pernah menyangka rasanya sangatlah senang mendapat panggilan seperti ini dan kapan lagi saya bakal mendapat panggilan untuk bisa bekerja di suatu pekerjaan yang cocok untuk saya, tetapi bukan di gereja saja, saya ingin mencoba di suatu perusahaan apapun jika ada yang sesuai dengan kemampuan saya, semoga kemungkinan 50%-50% yang didapatkan saya akan menerima untuk bekerja di bidang mana yang saya sukai..
Pada suatu hari, di kampus di mana saya belajar dan kuliah, lagi ada Kuliah Pengganti teori English II saya lagi tidak focus belajar bahkan mendengar dosen ngomong dalam berbahasa Inggris, untung saja dia keluar kelas. Saya bisa santai sedikit dengan hape-nya, tidak peduli apa yang diajarkannya (Maaf jika saya tidak bermaksud begitu). Tiba- tiba ada angin sepoi- sepoi serta sinar dating menerangi saya, saya kaget namun teman- teman lainnya tidak merasakannya karena sibuk dengan obrolan teman lainnya. Jantung saya berdegup kencang, ‘Apa itu? Engkau memanggilku lagi?’ pikir saya saat merasakan angin yang datang itu berasal dari dinginnya AC. Bisikan dariNya muncul lagi di hati saya terus menjalar ke otak, Dia berkata,’Anakku ya, Anakku.. Sebentar lagi kamu akan mendapat panggilan untuk melayani di suatu tempat. Maukah kamu mencobanya?’ Saya semakin tidak mengerti apa artinya itu, untung dosennya masih belum kembali. Saya meneruskan bisikan dariNya, seakan- akan dipanggil terus untuk melanjutkan pelayanan selagi saya masih muda. Begitulah apa kataNya karena usiaku sudah 24 tahun. Saya berpikir panjang dan baru mengerti maksudnya apa. ‘Okay. I will try my best for the future. Tidak akan menyesal-lah jika saya sudah terpanggil untuk melakukan hal itu.’ Muncullah suatu keinginan untuk melayani di umum adalah Pelayanan di bidang Multimedia setelah saya dipilih untuk ambil bagian dalam Backstage sebuah drama dan saya juga berpikir pengen bisa nyanyi atau bermain music namun sayangnya semuanya itu harus dilakukan dari sejak Kecil apalagi saya sendiri ada kekurangan pendengaran maka saya belum bisa melakukan hal itu sebagai pelayanan. ‘Benarkah itu? Seperti ada yang menjanjikannya padaku untuk melayani?’ saya bertanya pada hatiku. Ketika dosennya kembali, saya berpura- pura tidak tahu apa yang sedang saya lakukan, dia hanya duduk dan sibuk di depan PC-nya. ‘Well……..’ Saya memulai sms ke Kak Sugih Hanafi dengan no HP yang saya dapatkan dari Maarten Corputty, Teman pemuda saya. Menunggu balasan sms darinya, saya kembali fokus Inggris sambil baca- baca buku saja. ‘Mudah- mudahan dia bisa menerima saya untuk mencoba.’ Beberapa menit kemudian, kami mengobrol di sms tentang kalau mau bergabung di Multimedia. Akhirnya dia membalas dengan perasaan syukur,’Syukurlah. Terima kasih Tuhan telah menyediakan seseorang untuk mau bergabung di Multimedia. Nanti kamu akan mengisi formulir angket yang saya kirim. Bentar ya saya akan forward ya.’ Membaca sms balasan darinya, saya Cuma tersenyum geli dan ikut senang juga. Tak lama kemudian, ada email masuk darinya yang berisi angket Multimedia yang berupa tugas- tugas pilihan dan lainnya. Saya tidak bisa mengisi saat masih di kelas, ‘Oke, nanti saja saya ngisinya kalau sudah di rumah.’ (Kembali percaya diri) Beberap hari kemudian, saya diminta untuk datang PokJa Multimedia pada hari sabtu jam 9 setelah selesai mengisi angket dan mengirim kembali ke Kak Sugih. Sudah di gereja, saya naik ke balkon dan saya langsung terkejut melihat keadaannya tidak ada siapa- siapa. Saya kembali bingung, ‘Tidak salah kan saya dating sepagi ini?’ pikir saya dan BBm dengan Kak Sugih, menanyakan tentang keadaannya. Dibalas olehnya, ternyata dia lagi rapat kerja dan saya disuruh tunggu di gereja. Tak lama kemudian, ada bapak dari TU muncul di depan saya dan bertanya kepada saya karena saya lagi mencari teman- teman yang ada di Balkon. Dia menjawab bahwa mereka ada di dalamnya. (sambil menunjukkan mereka lewat layar kamera CCTV). Saya langsung ke balkon tanpa harus menunggu Kak Sugih yang belum datang- datang dari 5 menit sebelumnya. Setelah bertemu dengan mereka yang ada di dalamnya, mereka seakan- akan tidak mengenal siapa saya dan untungnya Kak Sugih muncul kembali lewat lari kecilnya. Dia memperkenalkan saya ke teman- teman senior Multimedia ini, lalu mengajak saya untuk melihat- lihat peralatan Multimedia yang dimulai dari PC, mixer sampai kamera hingga peralatan dan perkabelan lainnya. Meskipun saya belum mengerti karena saya bukan ahli mesin. Terus saya kembali ke tempat latihan yang tadi, diajarkan cara mempraktekkannya bagaimana sesuai dengan susunan kebaktian yang diminta. 2 jam berada di tempat MM bersama Kak Sugih, Pak Jemmi, Pak Dede dan Pak Yulius terasa sangat lama dan akhirnya pulang walaupun masih belum selesai karena ada yang sibuk mempersiapkan bahan- bahan buat hari minggu besok…
Sudah berminggu- minggu saya datang, sekalian training Multimedia juga meskipun saya ada kesibukan dengan kuliahnya yang kebetulan kadang- kadang pada hari sabtu ada KP jadi tidak bisa datang latihan dulu sampai Ujian. Setelah ujian selesai, saya bisa bebas datang di hari Sabtu untuk training sama persiapan. Apalagi sebelumnya itu, saya sudah datang training Multimedia dan tiba- tiba saya diminta uji coba untuk pelayanan di kebaktian Umum. Rasanya gugup sekali saya ketika dimintain oleh Kak Sugih, meskipun sudah latihan beberapa kali. Senang rasanya sudah mendapat bagian tugas pelayanan untuk kebaktian umum sebagai pertama kalinya. Di hari Minggu pada bulan Mei setelah sekian lama Jumat Agung bulan April saya juga kebagian tugas buat bantu penampilan Drama, saya tugas pelayanan di kebaktian kedua. ‘Bagus sekali rasanya yang saya dapatkan. Adalah sebuah berkat yang saya peroleh lewat latihan dan komitmen.’ Satu setengah jam saya bertugas pelayanan di umum bersama 2 orang petugas MM berakhir sudah, saya berterima kasih atas usaha yang saya lakukan walaupun masih ada kesalahan kecil namun tidak masalah juga bagi saya karena pada sebelumnya hari Minggu saya juga sengaja datang untuk melihat cara kerja para petugas MM. Tugas pelayanan MM di kebaktian kedua selesai, bulan depan berikutnya (bulan Juni) ada email masuk dari PMM GKI Kayu Putih yang memberitakan kabar baik adalah saya diterima untuk bertugas di MM. Kaget bukan main saat melihat nama saya tertera di kebaktian kedua pada minggu keempat, hanya sekali yang saya dapatkan. Senang sudah mendengar kabar baik tentang itu hingga bulan ini juga. Saya menetapkan panggilan saya untuk melakukan pelayanan di bidang itu sampai kapanpun seperti orang- orang harapkan. Dan sudah ada beberapa teman- teman baru yang ingin bergabung di Multimedia seperti saya meskipun kebanyakan cowok dan sedikit ceweknya, tapi tidak akan menjadi masalah bagi saya. Senang rasanya bisa mengenal mereka satu-persatu walaupun belum semuanya. Pelayanan di Multimedia adalah Anugerah terbaik dari Tuhan, merupakan berkat dari sebuah panggilan dariNya untuk saya dan mereka.
4.   Jadi panitia lagi untuk acara Kegiatan Tengah Minggu di Pemuda, SKY PARTY: Sie Konsumsi
Meneruskan panggilan dariNya tidaklah sia- sia bagi saya sampai kapanpun saya tetap mengikutiNya sesuai panggilan. Saya senang kalau mendapat panggilan untuk mengikuti pekerjaan dan pelayanan di manapun saya berada meskipun saya ada kekurangan pendengaran dan penglihatan saya tidak bagus namun saya masih bisa bersyukur karena mereka mau menerima saya untuk melakukan bagian dari pelayanan itu. Salah satunya yang saya dapatkan adalah menjadi sie Konsumsi di sebuah acara Kegiatan Tengah Minggu di pemuda ketika mendengar kabar dari beberapa teman pemuda walaupun tidak ada yang meminta saya untuk melayani, saya berusaha untuk tidak berkecil hati dan selalu berdoa kepadaNya, menunggu sampai ada yang menempatkan saya di bagian mana untuk acara itu walaupun hamper saja saya tidak kebagian tugas oleh Ketua Panitia acara SKY PARTY, Ka Nancy Silalahi. Untung saya sengaja meng-WhatsApp dia setelah diberitahu oleh teman pemuda lainnya. Berbeda dari acara bulan Februari yang biasanya seru acaranya dan yang saat itu Cuma ajakan untuk ikut di dalam sebuah Komunitas yang disebut Kelompok Kecil (LIFE GROUP). Dan akhirnya saya dapat bagian tugas kepanitiaan di sie Konsumsi sama Kak Vina dan Kak Abi sebelum hari H. Pada pertengahan hari sebelum hari H, dikabarkan bahwa ada anggota dari Sie Konsumsi tidak bisa ikut membantu karena harus ke luar kota, jadi harus berduaan dengan PK sie konsumsi dalam menyiapkan makanan dan minuman meskipun kadang- kadang saya tidak diberitahu disuruh ngapain lewat WhatsApp karena dia sengaja mendapat bagian yang dipersiapkan terlalu banyak dibanding saya maka saya berpikir, ‘Waahh..it’s really unfair for her. But it’s okay if she did it. Harus mengambil resiko besar untuk acara nanti.’ Dan acara itu dilaksanakan di luar gedung, tepatnya di rooftop karena terlalu gelap dan tidak kelihatan keberadaan kita, dia sengaja tidak meminta saya membantu membagikan konsumsi di setiap kelompoknya kebetulan saya melihatnya sibuk membagi-bagikan konsumsinya lalu beberapa menit lagi dia pulang karena suatu alasan dan saya mencarinya hanya untuk memberikan bon pembayaran lalu saya membantu mengembalikan piring- piring kotor serta peralatan makanan dan minuman lainnya bersama teman panitia lainnya sebelum situasinya mulai gelap karena lampu- lampu minta dimatikan.
5.   Dipanggil untuk bergabung dalam anggota Redaksi SEMUT
Sebelum mendapat panggilan untuk melayani di kepanitiaan dan Multimedia, saya sengaja mendapat berita di redaksi SEMUT yang kebetulan ada tulisan tentang ajakan untuk bergabung di redaksi Semut. Ceritanya, saya sudah lama berjanji mau bergabung di bidang itu belum kesampaian sampai tahun ini karena sebelumnya saya memang sibuk dan tidak ada waktu untuk itu. Dan akhirnya sudah ada pemberitahuan tentang ajakan untuk bergabung, maka saya sengaja ikut bergabung di redaksi SEMUT. ‘Yeaay, akhirnya doa saya terkabul. Benar- benar tidak menyangka saya telah mendapat bagian tugas pelayanan itu. Terima kasih Tuhan telah menempatkan saya untuk bergabung di bidang itu sekali lagi.’ Kata- kata yang dilontarkan oleh saya dari hati setelah selesai berbicara dengan wakil ketua Komisi Pemuda, Kak Dyah, bahkan juga lewat BBm untuk bertanya-tanya agar lebih jelas informasinya. Sambil menunggu jawaban darinya serta memberitahu tentang apa saja yang harus saya siapkan untuk SEMUT akhir pekan. Lama sekali rasanya saya menunggu karena saya sudah dapat bagian tugasnya untuk Minggu ke-5 dan saya juga dimintain olehnya untuk mencari beberapa artikel sesuai tema bulan Kebaktian Pemuda. Ceritanya, semua itu hanya memakan waktu yang amat panjang dan lama untuk mencari artikel satu demi satu lalu membaca isinya hingga menyesuaikan dengan temanya atau tidak. Setelah mengumpulkan beberapa artikelnya, saya mengirimkannya ke email Kak Dyah dan Kak Abi untuk diperiksa sebelum hendak dimasukkan ke SEMUT. Lega rasanya, capek juga tapinya jika mencari artikel untuk itu apalagi saya masih punya waktu senggang jadi bisa santai untuk mencarinya lewat google. Lalu setelah salah satu artikel yang saya cari akhirnya diterima olehnya, dia mengirim kembali file berisi contoh SEMUT minggu kemarin milik teman pemuda yang salah satu anggota redaksi SEMUT lama bersamaan dengan artikel yang diminta. Sesuai instruksi yang diberikan olehnya di dalam emailnya, saya mencoba mem-plotkan isi artikelnya ke dalam Semut. Awalnya susah karena masih belum mengerti, untung saya tidak memakai Microsoft Publisher bahkan belum terbiasa juga. Sudah beberapa kali dimasukkan, tidak muat sampai kedua halamannya karena isinya banyaaakk dan sudah satu jam lebih saya mengerjakannya di depan laptop yang akhirnya bisa diplotin. Sambil menunggu kiriman email lagi tentang Semut yang sudah fix diterima bersamaan dengan file untuk acara lain, yang ulang tahun dan jadwal petugas pelayanan langsung dikerjakan sampai selesai sebelum hari H tepatnya hari Sabtu sudah harus dicetak pagi- pagi. Saya berpikir mau dikirim atau tidak karena saya tidak tahu email gereja apa, jadi lupa untuk bertanya ke yang memberi informasi tentang redaksi Semut maka saya mencoba meng-print hasil pembuatan saya dan hasil printannya lumayan oke. Saya mengecek lagi hasilnya dan ada yang kurang sedikit di bagian artikelnya saya bertanya lagi ke dia via BBm untuk minta dimasukkan yang belum sebelum saya hendak ke gereja besok pagi. Tapi sayangnya BBm dari saya belum dibalas olehnya dan saya tidak habis pikir untuk langsung diprint saja di gereja sambil bertanya kepada yang ada di TU. Meskipun karena sudah tahu bahwa saya masih ada latihan MM jadi bisa datang ke sana untuk minta dicetak ulang dan diperbanyak. ‘Lega akhirnyaa…….’ (berjalan ke lift dan menuju ke lantai 3)
Semut untuk minggu ke-5 bulan Maret selesai dan harus menunggu sampai bulan Juni yang minggu ke-5 juga, saya bisa santai meskipun masih sibuk dengan pekerjaan lainnya.  Bersyukur rasanya setelah mendapat panggilan dan merupakan berkat terbaik untuk mengikuti dan bergabung di dalam pelayanan.

Inilah cerita saya tentang Berkat Setelah Mengikuti Panggilan Tuhan. Saat mendengar dan menghayati panggilan yang diberikan olehNya rasanya sudah sangat senang dan bersyukur selalu. Saya lebih baik tetap mengikuti panggilanNya kapanpun, di manapun dan untuk siapapun yang mau saya lakukan. Dan saya juga menunggu kesempatan terakhir yang ingin saya lakukan setelah mendapat panggilan dariNya adalah apa yang ingin saya lakukan untuk ke depannya. Ceritanya, saya sempat berpikir kapan saya bisa mendapat panggilan untuk bekerja di dalam Tuhan seperti menjadi Pemimpin atau Pengurus atau pekerjaan yang lainnya. Meskipun hati dan Iman saya masih belum baik dan belum pas karena disabilitasku, bahkan kuatir kalau pekerjaan itu- itu tidak cocok untuk saya. Maka saya berdoa terus dan menunggu jawaban dari Tuhan agar saya bisa diterima untuk mau melayani dan bekerja di tempat orang walaupun ada orang- orang yang hatinya tidak baik, pemikirannya jahat yang tidak ingin saya untuk bergabung di dalamnya seperti seakan- akan menguasai posisi yang diberikan apalagi saya bukan siapa- siapa mereka, saya sudah senang dan bersyukur jika saya mendapat bagian dari tugas yang diberikan atau tidaknya saya akan menerima dengan senang hati.

So, that’s my story about what I had told to you all before. Thanks God for the time You have given to me. Have a blessed day ya guys for some days. :)

0 comments :

Posting Komentar