A Blessing After Following to God's Calling
Hello
blog readers..
I'm
back!!!
I
have the good idea, so I want to write a blog about "A BLESSING AFTER
FOLLOWING TO GOD'S CALLING".
Please
stay cool and read this blog :-)
Setelah
memasuki tahun 2014 dengan resolusi baru yang kita dapatkan di blog yang
sebelumnya. Kita hampir tidak pernah merasakan ada sesuatu yang berubah di
dalam kehidupan, jika dibanding dengan tahun sebelumnya kita sudah sering
melakukan hal- hal yang memiliki daya tarik bagi orang lain. Seperti apapun
yang kita kerjakan merupakan pengalaman yang tidak terlupakan selama kita masih
hidup, kalau sudah memasuki ke tahun baru seperti tahun ini bahkan tahun
berikutnya suasananya tidak akan seperti yang ada sebelumnya. Pasti akan sangat
berbeda dari apa yang telah kita lakukan. Pertanyaannya, apakah itu adalah
sebuah panggilan terbaik dari Tuhan untuk kalian? Apakah ada sebuah keajaiban
berkat yang kalian dapatkan setelah terpanggil untuk melayani? Iya, pastilah.
Semua orang ingin merasakan adanya keajaiban berkat saat dan setelah melakukan
panggilan untuk mengerjakan tugas. Contohnya yang pernah saya rasakan setelah
beberapa bulan di tahun ini memulai panggilan baru dalam melakukan suatu
pekerjaan dan pelayanan.
Let me tell you the story…
Sudah
kurang lebih 21 tahun, setelah awal masuknya saya ke Sekolah Minggu bersamaan
dengan Sekolah Pendidikan saya yang dimulai dari kelas TK sampai SMA bahkan
kuliah. Pernah saja pada usia segini, pada usia ke-berapa saya pernah dipanggil
untuk mengikuti pelayanan di gereja tetapi tidak sering, Cuma beberapa kali
saja. Hal itu terjadi sejak saya masih di Sekolah Minggu dan Remaja. Setelah
semua sudah berlalu, saya masih ingat apa yang telah saya lakukan selama ini
sudah sangat senang. Tidak Cuma pelayanan di gereja saja, saya juga pernah
melakukan pekerjaan di sekolah saya. Tapi sayangnya, saya sudah lupa bagian-
bagian cerita tentang pekerjaan apa yang pernah saya lakukan sejak dulu. Saya
benar- benar tidak pernah lupa akan kejadian tersebut…… Kembali lagi ke tahun
2014 dan sekarang saya sudah berusia 24 tahun 5 bulan, saya awalnya tidak tahu
apa yang telah terjadi padaku. Saya tidak merasakan ada perubahan yang
sangatlah SERIUS pada diri saya... Ceritanya, saya bertugas di pemuda jadi
Usher, kejadian itu pada minggu kedua di bulan Januari. Saya tidak merasakan
kalau saya dipanggil oleh Tuhan untuk suatu hal yang direncanakan, ”Apakah itu?” Hati saya penuh pertanyaan
saat lagi konsentrasi pada khotbahnya. Untung teman di sebelahku yang sama-
sama bertugas dengan saya tidak tahu. Saya dipanggil olehNya lewat bisikan di
telinga saya dan hati saya,”Suatu saat nanti kamu akan dipilih untuk melayani.” Begitu
Dia berbisik, saya hanya mendengar saja dan tapi masih bingung mau bilang apa.
Dia berbisik lagi, “Tunggu saja waktu yang akan diberikan untuk kamu. Jadi
bersabarlah pada waktunya.”
Panggilan- panggilan tersebut
berupa:
1.
Panitia
untuk Kegiatan Tengah Minggu, special Valentine: Sie Multimedia
Setelah 2 minggu berlalu, ada
seorang teman pemuda memanggil saya saat saya lagi baru berbicara dengannya.
Dia memberitahukan bahwa saya diminta jadi panitia suatu kegiatan bulan
Februari, yaitu untuk acara Valentine. Saya jadi terkejut dan tidak percaya
dengan apa yang diomongin olehnya. ‘Seriusan ini yang kamu bilang kak?’ dia masih
sibuk dengan surat yang hendak dibuka dan tidak mendengar pertanyaanku lalu
mendongak,’Iya,
nanti kamu tanya sama ketua Panitia Valentine tentang tugas yang mau dikerjakan
apa?’ Saya menggangguk apa yang dijelaskannya, ‘Oke kak, siap dilaksanakan. Buat tanggal
berapa kak?’ Dia menjawab,’Tanggal 15 Feb ti.. Tenang saja nanti kamu akan dapat
bagian tugas kok, mending tanya saja ya.’
Saya langsung mengiyakan. Seminggu kemudian, belum ada kabar dari dia
tentang tugas itu dan saya juga tidak tahu siapa ketuanya lalu saya bertanya
lagi ke dia. Tak lama kemudian dia bertanya lagi, ‘Sudah Tanya ke Kak Fajar apa belum?’
Saya langsung kaget saat membacanya, saya menjawabnya,’Belum. Kan saya tidak tahu siapa ketuanya.
Saya juga tidak ada kontaknya.’ Lalu dia membalas lagi, ‘ Ooo.. nanti
saja pas minggu kamu tanya ke dia ya.’ Saya membalasnya lagi, ‘Okay kak.
Terima kasih kak.’ Pas di pemuda, saya baru bias ketemu kak Fajar
setelah kebaktian saya akhirnya memberitahu tentang acara Valentine seperti
yang dijanjikan oleh teman pada sebelumnya. Dia memberitahu bahwa nanti ada
rapat untuk persiapan acara itu. Saya berpikir karena acaranya tinggal seminggu
lagi maka saya ikut rapat yang kebetulan ada teman namanya Ka Lisa Bari juga
panitia untuk itu jadi bisa bertanya- tanya. Setelah 1-2 jam menunggu hingga
rapat itu selesai karena membicarakan tentang inti acaranya, saya ternyata
dimintain untuk multimedianya dengan membuat slide show Presentasi tentang foto-
foto kegiatan pemuda oleh Kak Lisa yang baru habis berpikir panjang karena saya
belum mendapat bagian tugas dan saya juga bingung, ‘Tidak
salah kan saya dimintain jadi panitia ini?’ (Berpikir di dalam hati)
Sambil menghitung hari setelah rapat itu berlalu, saya tidak lupa untuk
mempersiapkannya dari awal dan juga bertanya kepada teman pemuda tentang foto-
fotonya. Pas di hari H, sudah fix untuk persiapan penayangan slide shownya
sekalian bantu di Multimedia dan pekerjaan lainnya. Rasanya senang juga kalau
saya benar- benar terlibat dalam pelayanan di pemuda pertama kali bersama
teman- teman pemuda. ‘What is the next? I promise I will do the best some
day.’
2. Melayani untuk Kebaktian Tengah
Minggu, special Jumat Agung: Backstage
untuk sie Drama
Semua berawal dari sejak
Remaja, saya sudah lama ingin bisa mengajukan diri di depan Jemaat dengan
berbagai cara. Drama inilah salah satunya yang mau saya lakukan. Pada awal itu,
saya sudah lama berpikir untuk bisa main dengan pemeran sebagai apa dan tidak
pernah lupa saya juga berdoa meminta jawaban dariNya jika Dia mengkehendaki
saya untuk bermain drama. Beberapa tahun kemudian, saya sering kelupaan akan
janji tersebut karena sibuk dengan sekolah sampai kuliah. Dan untungnya, pada
bulan Desember tahun tepatnya sebelum Natal kemarin saya juga kebetulan habis
berbicara dengan teman pemuda yang salah satunya seorang Koordinator Drama yang
memberi kertas berisi Komitmen yang mau diisi dengan tujuan adalah keinginan
untuk melayani di Umum. Kami bertanya-tanya lewat BBm dan WhatsApp. Setelah
itu, saya langsung ingat janjinya untuk mengisinya. Karena sibuk dengan mamaku
yang harus buru- buru pulang gereja. Saat itu, kami juga hampir saja tidak
kebagian tempat duduk yang super duper penuh di seisi gereja dan akhirnya bisa
duduk di samping gereja sampai selesai kebaktian Malam Natal. Namun sayangnya
saya tidak ingat tentang janji yang telah dibicarakan di BBm itu dan beberapa hari
kemudian hingga bulan Januari saya langsung ingat tentang hal itu dan sayangnya
kemarin belum minta sama dia. ‘Aduuh, gimana
nih kok sampai lupa terus?’
Ketika itu adalah akhir bulan
Februari, saya habis mendengar ada teman pemuda yang membicarakan soal drama
buat Jumat Agung namun saya tidak tahu siapa Koordinatornya maka saya
bertanya-tanya untuk kepastian bisa main drama. Tak lama kemudian ada yang
keluar dari GSG dan hendak ke Umum, kebetulan juga saya mau pulang sendiri
setelah habis ngobrol sama beberapa teman pemuda. Saya tidak bermaksud
mengikuti mereka yang mau ke umum, awalnya saya tidak tahu mereka mau ngapain.
Lalu pada sore harinya, karena bosen dan ingin ngobrol- ngobrol sama teman dan
akhirnya ngobrol dengan salah satu teman gereja. Nanyain dia lagi ngapain, dia
bilangnya lagi habis briefing tentang drama. Saya langsung ingat lagi akan
janjinya yang belum dilakukan sampai sekarang. ‘OH
YEAAAHHH!’ (menepuk dahi) Sudah lama, sudah habis berpikir karena
sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa akan sesuatu. Saya bertanya lagi, ‘Drama buat
apa?’ Dibalas oleh temannya, ‘Buat Jumat Agung.’ Tak lama kemudian saya
tidak membalas BBmnya karena lagi pikir- pikir untuk menyakinkan diri bisa main
atau tidak namun saya tidak tahu siapa Koordinatornya. Saya sengaja menulis
status singkat di BBm sampai ditanyain oleh teman gereja yang lainnya tentang
Drama itu,’Emang
ada Drama ya? Drama buat apa? Mau dong main drama.’ (saking BBm sampai nge-Ping terus padahal BBmnya
dalam keadaan Pending) Begitu membaca BBmnya, saya bingung mau membalas apa
karena saya masih tidak tahu. Tiba- tiba ada BBm dari teman pemuda yang lainnya
dan berkata, ‘Kalau
mau ikut main drama, coba Tanya saja ke koordinator drama.’ (dia
membalas sambil menyebut nama salah satu temannya yang jadi koordinatornya)
Lalu saya jadi antusias membalas BBmnya,’Oh gitu ya.
Oke deh, terima kasih.’ Dan saya berpindah contact BBm yang dicari
sesuai nama yang disebut siapa orangnya, saya mulai bertanya padanya. Setelah
habis bertanya dan dia memberitahu bahwa saya disuruh menunggu sampai ada
kebagian peran di skenario yang dibuat, dia akan memberi kabar. Membaca BBm
darinya, saya mengiyakan penjelasannya yang dimaksud.
Beberapa hari kemudian, dia
tidak memberi kabar sama sekali tentang itu. ‘Kok
sampai hari Kamis ini tidak ada kabar apa-apa? Atau apa saya belum dikasih
kesempatan untuk main drama?’ Saya langsung berpikir keras tanpa merasa
kecewa. ‘Ya sudahlah kalau memang begitu,
saya akan menunggu jika saya dikasih kesempatan untuk ikut main drama.’
Dan saya coba WhatsApp dengan salah seorang teman pemuda yang lain, ternyata
benar dia juga diajak oleh seorang Koordinator drama lainnya yang jadi pendeta,
Ko Yoseph Kurniawan. ‘Wah, kayaknya sudah tidak bisa Ti, ini sudah pertemuan
ke-3 latihannya. Sudah tinggal menunggu hari H bulan depan. Kalau mau ikut,
coba Tanya saja ke Ko Yoseph lewat WhatsApp.’ Saya Cuma ngeblank
bacanya, ‘Oke
kak. Terima kasih.’ Saya WhatsApp lagi dengan Ko Yoseph dengan nomer
hp yang sudah diberikan itu. Saya berdoa dan berharap masih ada bagian dari itu
untuk saya. Namun cukuplah kecewa bagi saya saat dia membalas WhatsApp saya,’Maaf Christy,
sudah tidak bisa lagi karena mereka sudah ada bagian main dramanya. Tetapi
masih ada bagian dari drama, Backstage Drama. Kayak menyiapkan kostum dan
property. Mau ikut apa ga, ti?’ Membaca balasan chat di WA darinya,
saya berpikir lagi karena belum pernah melakukannya dan tahun ini baru
melakukannya untuk pertama kalinya.
Beberapa minggu kemudian, ada
teman pemuda yang ikut main drama minta tolong sama aku untuk bantu- bantu
kostum sama Thirza lewat BBMnya saat saya habis bertanya keberadaanya di mana
sekarang. Saya langsung heran ketika dia tiba- tiba minta tolong sama saya
untuk ikut padahal saya dia merasa kasihan dan merasa bersalah karena saya
tidak mendapat bagian atau peran untuk main drama. Saya berpikir lagi, ‘Oke. I will do
for that. Thanks ya for the info. See you later.’ (Membalas BBm
teman tersebut) Saya langsung kaget bahwa Tuhan memberitahukan hal itu dan
mendorong saya untuk bisa ikut. Saya dipanggil lagi olehNya, rasanya
senaaaanggg… Tak lama kemudian, saya WA lagi dengan Ko Yoseph sebagai
persetujuan untuk jadi Backstage. Setelah diterima olehnya, sudah cukuplah dan
bersyukurlah atas Panggilan dariNya untuk melayani. Sudah mendapat bagian tugas
itu, saya berusaha untuk tidak berpikir kalau saya hanya mau bertemu dengan
seseorang. ‘Ngapain dah kalau hanya ketemu dia
satu- satunya sampai saya dikasih tugas gini? Semua karena panggilan dariNya
untuk mau melayani.’ (Berpikir di dalam hati karena kuatir jika ada
yang bertanya-tanya tentang tujuan saya)
Rasanya sudah senang kalau bisa
melaksanakan tugas persiapan untuk hari Jumat Agung bersama Thirza, Kak Debora
dan Kak Vicky. Tugas pelayanan di bidang itu untuk yang kedua adalah Anugerah
dari Tuhan.
3.
DIpanggil
untuk ikut pelayanan di umum: Tim
Multimedia
Mengikuti panggilan untuk
melayani adalah moment yang paling asyik di dalam hidup saya ini, saya tidak
pernah menyangka rasanya sangatlah senang mendapat panggilan seperti ini dan
kapan lagi saya bakal mendapat panggilan untuk bisa bekerja di suatu pekerjaan
yang cocok untuk saya, tetapi bukan di gereja saja, saya ingin mencoba di suatu
perusahaan apapun jika ada yang sesuai dengan kemampuan saya, semoga
kemungkinan 50%-50% yang didapatkan saya akan menerima untuk bekerja di bidang
mana yang saya sukai..
Pada suatu hari, di kampus di
mana saya belajar dan kuliah, lagi ada Kuliah Pengganti teori English II saya lagi tidak focus belajar
bahkan mendengar dosen ngomong dalam berbahasa Inggris, untung saja dia keluar
kelas. Saya bisa santai sedikit dengan hape-nya, tidak peduli apa yang
diajarkannya (Maaf jika saya tidak bermaksud begitu). Tiba- tiba ada angin
sepoi- sepoi serta sinar dating menerangi saya, saya kaget namun teman- teman
lainnya tidak merasakannya karena sibuk dengan obrolan teman lainnya. Jantung saya
berdegup kencang, ‘Apa itu? Engkau memanggilku lagi?’ pikir saya saat
merasakan angin yang datang itu berasal dari dinginnya AC. Bisikan dariNya
muncul lagi di hati saya terus menjalar ke otak, Dia berkata,’Anakku ya, Anakku..
Sebentar lagi kamu akan mendapat panggilan untuk melayani di suatu tempat. Maukah
kamu mencobanya?’ Saya semakin tidak mengerti apa artinya itu,
untung dosennya masih belum kembali. Saya meneruskan bisikan dariNya, seakan-
akan dipanggil terus untuk melanjutkan pelayanan selagi saya masih muda. Begitulah
apa kataNya karena usiaku sudah 24 tahun. Saya berpikir panjang dan baru
mengerti maksudnya apa. ‘Okay. I will try my best for the future. Tidak akan
menyesal-lah jika saya sudah terpanggil untuk melakukan hal itu.’ Muncullah suatu keinginan untuk melayani di umum
adalah Pelayanan di bidang Multimedia setelah saya dipilih untuk ambil bagian
dalam Backstage sebuah drama dan saya juga berpikir pengen bisa nyanyi atau
bermain music namun sayangnya semuanya itu harus dilakukan dari sejak Kecil
apalagi saya sendiri ada kekurangan pendengaran maka saya belum bisa melakukan
hal itu sebagai pelayanan. ‘Benarkah itu? Seperti ada yang menjanjikannya padaku
untuk melayani?’ saya bertanya pada hatiku. Ketika dosennya kembali,
saya berpura- pura tidak tahu apa yang sedang saya lakukan, dia hanya duduk dan
sibuk di depan PC-nya. ‘Well……..’ Saya
memulai sms ke Kak Sugih Hanafi dengan
no HP yang saya dapatkan dari Maarten
Corputty, Teman pemuda saya. Menunggu balasan sms darinya, saya kembali fokus
Inggris sambil baca- baca buku saja. ‘Mudah- mudahan dia bisa menerima saya untuk mencoba.’
Beberapa menit kemudian, kami mengobrol di sms tentang kalau mau bergabung di
Multimedia. Akhirnya dia membalas dengan perasaan syukur,’Syukurlah. Terima kasih Tuhan telah
menyediakan seseorang untuk mau bergabung di Multimedia. Nanti kamu akan
mengisi formulir angket yang saya kirim. Bentar ya saya akan forward ya.’
Membaca sms balasan darinya, saya Cuma tersenyum geli dan ikut senang juga. Tak
lama kemudian, ada email masuk darinya yang berisi angket Multimedia yang
berupa tugas- tugas pilihan dan lainnya. Saya tidak bisa mengisi saat masih di
kelas, ‘Oke,
nanti saja saya ngisinya kalau sudah di rumah.’ (Kembali percaya
diri) Beberap hari kemudian, saya diminta untuk datang PokJa Multimedia pada hari
sabtu jam 9 setelah selesai mengisi angket dan mengirim kembali ke Kak Sugih. Sudah
di gereja, saya naik ke balkon dan saya langsung terkejut melihat keadaannya
tidak ada siapa- siapa. Saya kembali bingung, ‘Tidak salah kan saya dating sepagi ini?’
pikir saya dan BBm dengan Kak Sugih, menanyakan tentang keadaannya. Dibalas olehnya,
ternyata dia lagi rapat kerja dan saya disuruh tunggu di gereja. Tak lama
kemudian, ada bapak dari TU muncul di depan saya dan bertanya kepada saya
karena saya lagi mencari teman- teman yang ada di Balkon. Dia menjawab bahwa
mereka ada di dalamnya. (sambil menunjukkan mereka lewat layar kamera CCTV). Saya
langsung ke balkon tanpa harus menunggu Kak Sugih yang belum datang- datang dari
5 menit sebelumnya. Setelah bertemu dengan mereka yang ada di dalamnya, mereka
seakan- akan tidak mengenal siapa saya dan untungnya Kak Sugih muncul kembali
lewat lari kecilnya. Dia memperkenalkan saya ke teman- teman senior Multimedia
ini, lalu mengajak saya untuk melihat- lihat peralatan Multimedia yang dimulai
dari PC, mixer sampai kamera hingga peralatan dan perkabelan lainnya. Meskipun saya
belum mengerti karena saya bukan ahli mesin. Terus saya kembali ke tempat
latihan yang tadi, diajarkan cara mempraktekkannya bagaimana sesuai dengan
susunan kebaktian yang diminta. 2 jam berada di tempat MM bersama Kak Sugih,
Pak Jemmi, Pak Dede dan Pak Yulius terasa sangat lama dan akhirnya pulang
walaupun masih belum selesai karena ada yang sibuk mempersiapkan bahan- bahan
buat hari minggu besok…
Sudah berminggu- minggu saya datang,
sekalian training Multimedia juga meskipun saya ada kesibukan dengan kuliahnya
yang kebetulan kadang- kadang pada hari sabtu ada KP jadi tidak bisa datang
latihan dulu sampai Ujian. Setelah ujian selesai, saya bisa bebas datang di
hari Sabtu untuk training sama persiapan. Apalagi sebelumnya itu, saya sudah datang
training Multimedia dan tiba- tiba saya diminta uji coba untuk pelayanan di kebaktian
Umum. Rasanya gugup sekali saya ketika dimintain oleh Kak Sugih, meskipun sudah
latihan beberapa kali. Senang rasanya sudah mendapat bagian tugas pelayanan untuk
kebaktian umum sebagai pertama kalinya. Di hari Minggu pada bulan Mei setelah sekian
lama Jumat Agung bulan April saya juga kebagian tugas buat bantu penampilan Drama,
saya tugas pelayanan di kebaktian kedua. ‘Bagus sekali rasanya yang saya dapatkan. Adalah sebuah
berkat yang saya peroleh lewat latihan dan komitmen.’ Satu setengah jam saya bertugas pelayanan di umum
bersama 2 orang petugas MM berakhir sudah, saya berterima kasih atas usaha yang
saya lakukan walaupun masih ada kesalahan kecil namun tidak masalah juga bagi
saya karena pada sebelumnya hari Minggu saya juga sengaja datang untuk melihat
cara kerja para petugas MM. Tugas pelayanan MM di kebaktian kedua selesai,
bulan depan berikutnya (bulan Juni) ada email masuk dari PMM GKI Kayu Putih
yang memberitakan kabar baik adalah saya diterima untuk bertugas di MM. Kaget
bukan main saat melihat nama saya tertera di kebaktian kedua pada minggu keempat,
hanya sekali yang saya dapatkan. Senang sudah mendengar kabar baik tentang itu
hingga bulan ini juga. Saya menetapkan panggilan saya untuk melakukan pelayanan
di bidang itu sampai kapanpun seperti orang- orang harapkan. Dan sudah ada
beberapa teman- teman baru yang ingin bergabung di Multimedia seperti saya
meskipun kebanyakan cowok dan sedikit ceweknya, tapi tidak akan menjadi masalah
bagi saya. Senang rasanya bisa mengenal mereka satu-persatu walaupun belum
semuanya. Pelayanan di Multimedia adalah Anugerah terbaik dari Tuhan, merupakan
berkat dari sebuah panggilan dariNya untuk saya dan mereka.
4. Jadi
panitia lagi untuk acara Kegiatan Tengah Minggu di Pemuda, SKY PARTY: Sie Konsumsi
Meneruskan panggilan dariNya
tidaklah sia- sia bagi saya sampai kapanpun saya tetap mengikutiNya sesuai
panggilan. Saya senang kalau mendapat panggilan untuk mengikuti pekerjaan dan
pelayanan di manapun saya berada meskipun saya ada kekurangan pendengaran dan
penglihatan saya tidak bagus namun saya masih bisa bersyukur karena mereka mau
menerima saya untuk melakukan bagian dari pelayanan itu. Salah satunya yang
saya dapatkan adalah menjadi sie Konsumsi di sebuah acara Kegiatan Tengah
Minggu di pemuda ketika mendengar kabar dari beberapa teman pemuda walaupun
tidak ada yang meminta saya untuk melayani, saya berusaha untuk tidak berkecil
hati dan selalu berdoa kepadaNya, menunggu sampai ada yang menempatkan saya di
bagian mana untuk acara itu walaupun hamper saja saya tidak kebagian tugas oleh
Ketua Panitia acara SKY PARTY, Ka Nancy
Silalahi. Untung saya sengaja meng-WhatsApp dia setelah diberitahu oleh
teman pemuda lainnya. Berbeda dari acara bulan Februari yang biasanya seru
acaranya dan yang saat itu Cuma ajakan untuk ikut di dalam sebuah Komunitas
yang disebut Kelompok Kecil (LIFE GROUP).
Dan akhirnya saya dapat bagian tugas kepanitiaan di sie Konsumsi sama Kak Vina dan Kak Abi sebelum hari H. Pada pertengahan hari sebelum hari H,
dikabarkan bahwa ada anggota dari Sie Konsumsi tidak bisa ikut membantu karena
harus ke luar kota, jadi harus berduaan dengan PK sie konsumsi dalam menyiapkan
makanan dan minuman meskipun kadang- kadang saya tidak diberitahu disuruh
ngapain lewat WhatsApp karena dia sengaja mendapat bagian yang dipersiapkan
terlalu banyak dibanding saya maka saya berpikir, ‘Waahh..it’s really unfair for her. But it’s
okay if she did it. Harus mengambil resiko besar untuk acara nanti.’ Dan acara itu dilaksanakan di luar gedung,
tepatnya di rooftop karena terlalu gelap dan tidak kelihatan keberadaan kita, dia
sengaja tidak meminta saya membantu membagikan konsumsi di setiap kelompoknya
kebetulan saya melihatnya sibuk membagi-bagikan konsumsinya lalu beberapa menit
lagi dia pulang karena suatu alasan dan saya mencarinya hanya untuk memberikan
bon pembayaran lalu saya membantu mengembalikan piring- piring kotor serta
peralatan makanan dan minuman lainnya bersama teman panitia lainnya sebelum situasinya
mulai gelap karena lampu- lampu minta dimatikan.
5. Dipanggil
untuk bergabung dalam anggota Redaksi
SEMUT
Sebelum mendapat panggilan
untuk melayani di kepanitiaan dan Multimedia, saya sengaja mendapat berita di
redaksi SEMUT yang kebetulan ada tulisan tentang ajakan untuk bergabung di
redaksi Semut. Ceritanya, saya sudah lama berjanji mau bergabung di bidang itu
belum kesampaian sampai tahun ini karena sebelumnya saya memang sibuk dan tidak
ada waktu untuk itu. Dan akhirnya sudah ada pemberitahuan tentang ajakan untuk
bergabung, maka saya sengaja ikut bergabung di redaksi SEMUT. ‘Yeaay, akhirnya
doa saya terkabul. Benar- benar tidak menyangka saya telah mendapat bagian
tugas pelayanan itu. Terima kasih Tuhan telah menempatkan saya untuk bergabung
di bidang itu sekali lagi.’ Kata- kata yang dilontarkan oleh saya
dari hati setelah selesai berbicara dengan wakil ketua Komisi Pemuda, Kak Dyah, bahkan juga lewat BBm untuk bertanya-tanya
agar lebih jelas informasinya. Sambil menunggu jawaban darinya serta
memberitahu tentang apa saja yang harus saya siapkan untuk SEMUT akhir pekan. Lama
sekali rasanya saya menunggu karena saya sudah dapat bagian tugasnya untuk Minggu
ke-5 dan saya juga dimintain olehnya untuk mencari beberapa artikel sesuai tema
bulan Kebaktian Pemuda. Ceritanya, semua itu hanya memakan waktu yang amat
panjang dan lama untuk mencari artikel satu demi satu lalu membaca isinya
hingga menyesuaikan dengan temanya atau tidak. Setelah mengumpulkan beberapa
artikelnya, saya mengirimkannya ke email Kak Dyah dan Kak Abi untuk diperiksa
sebelum hendak dimasukkan ke SEMUT. Lega rasanya, capek juga tapinya jika mencari
artikel untuk itu apalagi saya masih punya waktu senggang jadi bisa santai
untuk mencarinya lewat google. Lalu setelah salah satu artikel yang saya cari
akhirnya diterima olehnya, dia mengirim kembali file berisi contoh SEMUT minggu
kemarin milik teman pemuda yang salah satu anggota redaksi SEMUT lama bersamaan
dengan artikel yang diminta. Sesuai instruksi yang diberikan olehnya di dalam
emailnya, saya mencoba mem-plotkan isi artikelnya ke dalam Semut. Awalnya susah
karena masih belum mengerti, untung saya tidak memakai Microsoft Publisher
bahkan belum terbiasa juga. Sudah beberapa kali dimasukkan, tidak muat sampai
kedua halamannya karena isinya banyaaakk dan sudah satu jam lebih saya
mengerjakannya di depan laptop yang akhirnya bisa diplotin. Sambil menunggu
kiriman email lagi tentang Semut yang sudah fix diterima bersamaan dengan file
untuk acara lain, yang ulang tahun dan jadwal petugas pelayanan langsung
dikerjakan sampai selesai sebelum hari H tepatnya hari Sabtu sudah harus dicetak
pagi- pagi. Saya berpikir mau dikirim atau tidak karena saya tidak tahu email
gereja apa, jadi lupa untuk bertanya ke yang memberi informasi tentang redaksi
Semut maka saya mencoba meng-print hasil pembuatan saya dan hasil printannya
lumayan oke. Saya mengecek lagi hasilnya dan ada yang kurang sedikit di bagian
artikelnya saya bertanya lagi ke dia via BBm untuk minta dimasukkan yang belum
sebelum saya hendak ke gereja besok pagi. Tapi sayangnya BBm dari saya belum
dibalas olehnya dan saya tidak habis pikir untuk langsung diprint saja di
gereja sambil bertanya kepada yang ada di TU. Meskipun karena sudah tahu bahwa
saya masih ada latihan MM jadi bisa datang ke sana untuk minta dicetak ulang
dan diperbanyak. ‘Lega akhirnyaa…….’ (berjalan ke lift dan menuju ke lantai 3)
Semut untuk minggu ke-5 bulan
Maret selesai dan harus menunggu sampai bulan Juni yang minggu ke-5 juga, saya
bisa santai meskipun masih sibuk dengan pekerjaan lainnya. Bersyukur rasanya setelah mendapat panggilan
dan merupakan berkat terbaik untuk mengikuti dan bergabung di dalam pelayanan.
Inilah cerita saya tentang
Berkat Setelah Mengikuti Panggilan Tuhan. Saat mendengar dan menghayati
panggilan yang diberikan olehNya rasanya sudah sangat senang dan bersyukur
selalu. Saya lebih baik tetap mengikuti panggilanNya kapanpun, di manapun dan
untuk siapapun yang mau saya lakukan. Dan saya juga menunggu kesempatan
terakhir yang ingin saya lakukan setelah mendapat panggilan dariNya adalah apa
yang ingin saya lakukan untuk ke depannya. Ceritanya, saya sempat berpikir
kapan saya bisa mendapat panggilan untuk bekerja di dalam Tuhan seperti menjadi
Pemimpin atau Pengurus atau pekerjaan yang lainnya. Meskipun hati dan Iman saya
masih belum baik dan belum pas karena disabilitasku, bahkan kuatir kalau pekerjaan itu- itu tidak cocok untuk saya. Maka saya berdoa terus
dan menunggu jawaban dari Tuhan agar saya bisa diterima untuk mau melayani dan
bekerja di tempat orang walaupun ada orang- orang yang hatinya tidak baik,
pemikirannya jahat yang tidak ingin saya untuk bergabung di dalamnya seperti
seakan- akan menguasai posisi yang diberikan apalagi saya bukan siapa- siapa
mereka, saya sudah senang dan bersyukur jika saya mendapat bagian dari tugas
yang diberikan atau tidaknya saya akan menerima dengan senang hati.
So, that’s my story about what
I had told to you all before. Thanks God for the time You have given to me. Have
a blessed day ya guys for some days. :)
0 comments :
Posting Komentar