Be Careful to.......

Senin, 11 Agustus 2014

Be Careful to.......



Hello blog reader...
I have something that want to share in my blog.
Every human life is long over and already many years, they live not only to eat, drink, nor stay at home, even in hotel or an apartment, dressed or borrowed clothes belongs to someone else. They can only live comfortably, free from any interference, free from obstacles or difficulties
 Although they sometimes don't understand that their life is God's creation.  
Let's read the verse of Genesis on your Bible
Why is called Genesis?  
In Genesis reminds us of something that never happened during our lives, can occur repeatedly and nothing is missing in our life.
We are in this life will certainly not forever good either. We sometimes have a problem, have something unfortunate and unpleasant but there is something we have learned during this life.
So, I want to tell you as I expect in this blog that I write.
A topic is about "Be Careful to......"

Dari dulu sampai sekarang dan selamanya kita diajarkan untuk selalu berhati- hati. Mengapa harus selalu berhati- hati? Karena di balik hidup ini, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi, yang sekarang, yang akan datang bahkan saat yang akan datang. Pernahkah kalian membaca berita tentang kejadian yang tidak terduga yang menimpa nyawa hidup para korban? Bacaan seperti berita, di Televisi, bahkan di Sosial Media yang memberitakan kejadian seperti itu rasanya sudah sangat Takut atau tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata. Benar- benar mengerikan sekali setelah membacanya sampai kebawa mimpi buruk. Meskipun tidak semua orang mau percaya pada berita atau tidak, yang penting tetap PERCAYA-lah pada Tuhan atas rencana yang sudah diaturNya. Kita tidak tahu kalau Tuhan sudah merencanakan yang terbaik untuk kita, apalagi untuk masa depan kita bukan masa lalu. Masa lalu kita tetap dikenang bukan dilupakan.
Lewat Perkataan dan Doa yang sering kita katakan setiap hari dan Dia yang mencatat apa yang kita bicarakan. Dia memang TIDAK PERNAH tidur, Dia sibuk memperhatikan kita dari atasNya, lewat cara bicara kita dalam komunikasi (SMS, Chatting Online, BBm, WhatsApp dan SocMedia lainnya), sikap dan perilaku kita. Kita tidak bisa melihat satu sama lainnya, kita masih bisa merasakan apa yang orang lain rasakan dan apalagi Tuhan juga bisa melihat kita. Dia melihat kita bukan dari mataNya sendiri tapi Dia melihat hati kita. Walaupun ada orang di antara kita tidak pernah belajar untuk berhati- hati atau sengaja melakukan hal- hal yang tidak benar kepada orang lain sampai membuatnya terjatuh.
Sama seperti yang pernah saya alami selama hidupnya ketika mengalami pergumulan dengan teman- teman dekat saya. Hidup berhati- hati memang sangat susah bagi saya saat berkumpul dengan orang banyak yang dimulai dari rumah, sekolah/ kampus, gereja maupun di lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kecelakaan.
Jadi, saya ingin menulis beberapa hal yang membuat saya harus berhati- hati adalah sebagai berikutnya yang saya share ini. Bukan Cuma karena barang berharga yang membuat saya harus berhati- hati melainkan hanya yang ada di dalam hidup saya dan orang lain.

Berhati- hati untuk……
1.   Dalam Pertemanan
Berteman dengan siapa saja itu adanya enak dan menyenangkan karena bisa diajak ngobrol, bercanda sampai menggalau bersama. Apalagi jika tidak ada teman sama sekali, apa yang akan terjadi di dalam hidup kalian? Terasa sepi bukan? Membangun persahabatan / pertemanan tidaklah mudah, semua membutuhkan proses panjang. Mulai dari awal perkenalan, komunikasi internal (face to face secara perorangan, berdua dengan teman, per kelompok) hingga komunikasi eksternal (mencakup banyak orang yang ada di sekitarnya) kemudian membangun dan membentuk sebuah komunitas baru untuk pertemanan yang disebut Geng atau Grup.
Apalagi saya sendiri pada saat ini tidak sama dengan yang dulu, sebelum pindah ke sekolah normal saya memiliki teman namun tidak banyak karena jumlah anak di kelasnya sedikit jadi bisa ngobrol dengan mudah apalagi dengan teman di kelas sebelah dan lainnya yang saya kenal. Dan setelah memasuki ke sekolah baru, sekolah normal sampai kuliah ini suasananya sudah berbeda apalagi di gereja juga. Saya sudah lama diingatkan oleh Tuhan untuk berhati- hati dalam memilih teman atau berteman dengan mereka agar tidak jadi masalah bagi saya dan ke depannya. Pernah saja saya mempunyai masalah saat masih di kelas SMP dan SMA. Salah satu kejadian  yang tidak terlupakan adalah saya pernah mengalami pembullyingan oleh beberapa teman sekelas. Mau menjelaskan alasan yang sebenarnya jadi bingung karena saya tidak punya pilihan atau ide untuk menceritakan penyebabnya. Kejadiannya itu sudah lama sekali dari tahun berapa. Kalau sejak SMP itu biasa saya hanya dibullying sama salah satu cowok (saya tidak bisa menyebut siapa orangnya, saya yakin dia akan tahu ceritanya) dan di kelas SMA saya dibullying hampir semua teman kelas karena saya membela salah satu teman dekat saya. Begitu saya ingat, ini yang pernah diceritain oleh Guru BK (Bimbingan Konseling) lewat rekamannya yang diberikan ke Ortu saya dulu. Betapa sedihnya ketika saya merasakan kejadian seperti itu dan memikirkan bagaimana di masa kuliah nanti kalau begini atau apa saya tidak usah kuliah agar saya tidak akan pernah dibullying lagi sama teman- teman kampus karena kekurangan saya atau tidak mau menerima saya sebagai temannya.
Memiliki cerita dengan kisah yang menyedihkan memang sulit digambarkan karena moment itu sudah lama sekali. Masih bisa dibayangkan bagaimana hal itu terjadi, seperti yang saya alami selama berteman dengan teman- teman tersebut. Kadang mereka juga masih bisa bersikap egois atau terlalu keras agar saya tidak mengikutinya, dibiarkan sendirian. Maka hal tersebut membuat saya jadi menyendiri selamanya. Apalagi di kuliah juga sama. 
Jadi, bagi saya...mau tidak mau, saya tetep sedih dan berusaha menahan emosi. Masih ada satu hal yang bisa saya lakukan adalah lewat DOA, saya tidak pernah meninggalkan Tuhan selama saya berdoa dan Dia masih bisa menemani serta mau mendengar saya. Biarkan Doa yang saya lakukan pasti akan mengubah segalanya, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.
2.   Sikap dan Perbuatan yang dilakukan antara saya dan orang lain
Walaupun sikap yang didasarkan oleh sifat dan karakter yang berbeda di setiap orang dan perbuatannya juga, semuanya yang ada tetap hati- hati karena tidak ada orang yang tahu sisi negatif yang dimiliki orang tersebut. Melihat orang pada saat kita ke depannya terlihat baik- baik dan di belakangnya kita tidak tahu ada kekurangan dan kelebihannya apa. Kadang- kadang mereka bisa dilihat lewat ceritanya berarti sudah ketahuan bahwa mereka sikapnya seperti itu, pernah dibilang keras kepala, sombong, bijaksana dan lainnya menurut sifat positif dan negatifnya. Kalau bagi saya dilihat dari sikap dan perbuatannya, saya memang pendiam dan sabar. Di luar sikap dan perbuatannya saat saya berhadapan dengan mereka saya tidak tahu mereka berkomentar atau berpendapat apa, saya yakin Tuhan bisa melihat hati mereka yang memberi komentar seperti apa tentang saya dan kekurangan saya walau kita tidak bertemu secara langsung.
Saya pernah berpikir kalau selama ini kenapa mereka kok tahu dan bisa ngomong seperti ada buruknya atau sisi negatif tentang saya, maka saya tidak suka kalau dikatakan dengan kata- kata kotor atau kata- kata yang membuat saya tersinggung. Apa yang telah mereka pikirkan dari dulu sampai sekarang saat bertemu dengan saya. Meskipun dulu saya pernah bersikap ada yang tidak benar di hadapan mereka, saya bahkan tidak mengerti harus berbuat apa dan maka saya berdoa kepada Tuhan agar tidak akan pernah terjadi sampai saat ini walaupun saya sudah berubah sikapnya, tidak seperti dulu yang membuat mereka tidak suka karena saya ada kekurangan pendengaran. Saya juga apalagi karena mereka kadang ada egois untuk berbicara dan bersikap bahkan kurang rasa menghargai saya sebagai teman, namun saya sudah berusaha untuk tidak berpikir buruk karena itu kecuali masih berharap agar semuanya baik- baik saja
3.   Menulis Status di Sosial Media
Belajar menulis dengan kata- kata yang bagus dan sesuai dengan bahasanya untuk membuat lebih mudah dimengerti oleh orang lain ternyata tidak mudah, apalagi bagi yang membaca. Sudah lama diajarkan dari sejak sekolah TK sampai kuliah, bahasanya kadang baik dan ada artinya sehingga banyak yang ngelike status bahkan memberi komentar, walaupun ada juga tidak meng-like karena sudah tahu maksudnya apa jadi tidak perlu like atau comment. Dan sebaliknya ada yang menulis status dengan bahasanya berantakan dan tidak sesuai dengan tenses atau lainnya, sampai ada yang memberi komentar negatif yang membuat orang yang menulis menjadi tersinggung atau tidak memberi komentar sama sekali kecuali jika ada yang menyarankan atau menegur daripada memaki di setiap Sosial Media.
 Mendengar saran atau nasihat yang diberikan tentang Media Sosial memang harus dituruti terutama para remaja, pemuda, orang dewasa sampai orang tua. Tuhan menciptakan sepasang tangan untuk kita semua, kita seharusnya menggunakannya dengan sebaik mungkin terutama pada saat menulis atau mengetik tulisan. Bukan hanya menulis di kertas atau di buku, kalau menulis di tempat biasa juga bakal dibaca sama orang lain atau di sekitarnya. Berbeda dengan chatting di aplikasi dalam suatu handphone seperti BBM, WhatsApp, Line atau aplikasi chatting lainnya yang bersifat tertutup, tidak akan bisa dibaca oleh orang lain. Lebih berbeda apalagi di Sosial Media seperti Facebook, Twitter, Path dan lainnya seiring dengan berkembangnya teknologi yang sudah berkembang dan makin bervariasi menurut generasinya, yang membuat orang- orang tertarik untuk menggunakan aplikasi ini itu tanpa menyadari ada kekurangan dari itu karena Sosial Media itu bersifat terbuka sehingga mudah dibaca oleh banyak orang.
Meskipun menulis itu ada manfaatnya bagi yang membaca, pastikan seperti apakah orang yang suka menulis dengan kata- kata indah dan enak dibaca atau dipandang orang lain, yang pasti yang membaca merasa sangat senang daripada menulis dengan bahasa yang salah dan komentar yang salah akan membuat orang lain bisa marah atau cepat tersinggung.
Saya awalnya sudah memiliki sosial media yang bernama Friendster, pertama kali pernah dibuatkan oleh kakakku karena pengen tahu. Sejak itu saya tidak tahu ada manfaatnya atau tidak karena saya masih kelas SMP. Beberapa tahun kemudian mengikuti berkembangnya teknologi baru dan aplikasi baru diganti lagi dengan Facebook kemudian Twitter. Tidak hanya saya saja, teman- teman lain juga memiliki aplikasi yang sama sampai pernah iseng menulis status sampai menggalau di Timeline pada suatu sosial media hingga sampai kapan tanpa menyadari bahwa menulis status di suatu sosial media sama dengan membuang waktu untuk hal- hal yang harus dikerjakan. Memang sudah lama sekali dan yang tidak terlupakan bagi saya, pernah sekali menulis status serta komentar dengan bahasa yang salah pemenggalan kata sampai ditegur di Friendster maupun Facebook, Twitter juga apalagi pas itu saya masih kelas SMP atau SMA. Lama kelamaan dan sampai sekarang saya berubah niat untuk tidak akan pernah mengikuti apa yang orang lain lakukan, meskipun selera tiap orang masing- masing berbeda dalam menulis status. Saya belajar untuk berhati- hati dalam menulis apapun di status suatu sosial media agar tidak menjadi batu sandungan. Saya hanya membiarkan apa yang saya tuliskan di statusnya agar tetap menjadi berkat bagi yang membaca. Apalagi juga saat menulis di aplikasi blogger, wordpress dan memposting foto atau video agar tidak mengandung SARA.
Demikian juga dengan teman- teman yang menulis di sosial media tidak sesering saya, kadang ada waktu untuk menulis kadang tidak ada waktu untuk menulis tetapi ada waktu untuk bekerja atau melakukan pekerjaan lain tetapi masih bisa chatting di BBm, WA atau Line walaupun jarang terlihat di setiap keadaan.
4.   Perkataan serta Doa
Mau mengatakan sesuatu seperti berbicara, ngobrol atau bercerita atau curhat, berpidato atau menyanyi tidak selalu terlihat mudah jika tidak pintar menggunakan bahasa yang baik seperti orang- orang yang lulusan di Jurnalistik sampai jadi pembawa acara atau reporter di Televisi atau Iklan. Menjadi apa yang diinginkan harus memiliki wawasan bahasa yang baik termasuk menulis dan membaca agar tidak akan menjadi salah dalam ngomong. Tuhan menciptakan sebuah mulut kepada kita yang berguna untuk berbicara. Masa digunakan untuk tidak berbicara sama sekali? Tidak kan, diam saja boleh kecuali hanya mau mendengarkan.
Berhati- hatilah dalam berbicara, gunakan mulut yang baik bukan untuk hal yang jahat. Begitulah di bacaan Alkitab dan renungan harian yang mengatakan tentang mulut dan berbicara. Terkadang orang seperti pada kalangan orang- orang muda yang pendidikannya kurang baik dan terlantar bisa saja sampai terjadi tawuran dan melakukan demonstrasi dengan kata- kata kotor di depan orang yang ada seperti Presiden atau Wakil Presiden atau siapapun orangnya, mereka hanya tidak mengerti maksud dari apa yang telah dibicarakannya, masih bisa mencela, menghina, mengolok- olok dan memaki hingga diketahui oleh banyak orang sampai di sosial media maupun di internet, televisi. Memalukan bukan?
Tuhan sudah berjanji untuk kita yang menjadi ciptaan Tuhan, kita seharusnya mengerti menggunakan mulut itu harus hati- hati karena ada bahaya yang datang dari mana akan mencelakai hidup bagi yang salah dalam berbicara. ‘Kita Tahu Tuhan menempatkan MULUT di depan kita agar kita tidak membicarakan orang lain di belakang.’ Maksud dari pepatah yang diberikan itu adalah kita sudah diberikan yang baik melalui mulut agar bisa memberkati orang lain tanpa harus menyakiti atau memfitnah atau menyinggung perasaan.
Seperti dalam cerita tentang saya sendiri pernah merasakan hal yang sama sejak saya masuk ke sekolah normal hingga kuliah dan di gereja, teman- teman saya hampir semua masih belum mengerti tentang kekurangan saya. Pernah sekali saya dikatakan ‘TULI’, ‘BODOH’, ‘TOLOL’ atau apalah yang sering dikatakan dari mulut ke mulut tanpa sepengetahuan saya secara diam- diam, bisa juga lewat sosial media atau chatting tertutup seperti BBm, WA atau Line. Dan ada juga kadang dengan sepengetahuan saya, kadang saya masih bisa melihat apa yang mereka ngomongkan dari belakang tetapi saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan kecuali saya masih bisa merasakan kata- kata yang sedikit celaan. Saya mencoba untuk menahan emosi, berusaha untuk tidak marah dan pernah hampir menangis ketika saya merasa seakan- akan dibullying oleh beberapa teman lewat perkataan jahat padahal ada yang tahu bahwa saya itu satu- satunya SPESIAL di antara mereka tetapi saya tidak tahu apanya spesial, ada di mana letaknya spesial itu yang ada pada diri saya karena saya orangnya biasa- biasa bukan artis yang ada di film- film. Seperti yang pernah dibilang beberapa teman atau siapa bahwa saya itu orangnya mudah tersinggung sampai sakit hati kalau mereka sengaja melakukan hal yang ada di belakangnya tanpa sepengetahuan saya, bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Saya sudah banyak berdoa agar saya tidak ikut- ikutan apa yang sedang mereka lakukan, tindakannya tidak baik dan tidak patut dicontoh. Meskipun saya tahu selera yang dimiliki saya dan mereka berbeda, ngobrol juga bisa sampai mana dan beralih topik malah berubah topik lain yang membuat saya dan lainnya bingung. Selain tidak cocok lagi dalam berteman, pembicaraan juga bisa tidak cocok dan tidak sesuai apa yang dibicarakan bisa- bisa merasa tersingkirkan dari pertemanan. Saya sendiri jarang sekali bahkan pernah tidak pernah ikut ngobrol di hadapan mereka selama pergaulan, suasananya tidak sama dengan teman- teman saya dulu sejak saya masih di SLB. Sedikit teman yang saya punya, kalau sudah ngobrol di mereka suara saya jadi seperti binatang karena nadanya terlalu tinggi dan kadang sengau tetapi suara saya memang beda. Sudah lama pernah diajarkan oleh guru wicara sebelum saya pindah ke sekolah normal, saya sengaja diajarkan mamaku untuk mengubah fonem berbicara agar jelas terdengar teman- teman normal. Susah juga sampai saat ini, saya masih normal- normal saja dalam berbicara atau bertanya, tidak semua teman mengerti apa yang saya ngomongkan sampai harus menulis di kertas atau mengetik di handphone. Sebaliknya, mereka juga begitu saya sendiri tidak mengerti mereka kadang kurang sabar untuk mau menulis kadang malas berbicara dengan saya.
Mendengar semua hal itu dan mengalaminya rasanya sedih sekali dan mau pecah yang saya pikirkan. Saya berusaha untuk tidak berpikir negatif tentang perkataan, saya hanya yakin Tuhan pasti akan melihat siapapun di antara mereka yang suka membicarakan tentang saya sampai membisikkan dari mulut ke mulut dari belakang saya ternyata akan bisa kena malapetaka atau kena karma di hari yang akan datang. Begitulah ceritanya yang pernah terjadi pada saya lewat alam mimpi beberapa minggu lalu. Saya bermimpi bahwa saya sengaja diperingatkan oleh Tuhan untuk berhati- hati saat berhadapan dengan teman- teman baik orang baru ataupun lama, saudara, sahabat, teman maupun pasangan hidup, lalu mimpi lagi saya diberitahu olehNya di mataNya sendiri bahwa ada yang suka membicarakan tentang saya. Saya terbangun dari mimpi dan menyadari apa maksudnya dari mimpi itu ternyata benar karena sebelumnya saya tidak merasakan ada yang sengaja membicarakan saya. ‘Oh gitu ya, kok kenapa saya tidak merasakannya dari awalnya?’ Saya tidak mengingat siapa yang ngomongin saya kecuali Tuhan yang tahu orangnya. Tidak hanya perkataan saja harus berhati- hati, Doa juga harus berhati- hati. Jika sudah berdoa semua harus dilewati dengan perkataan yang baik, bersifat menghormati kemuliaan Tuhan bukan melawan kehendakNya atau menentangNya, tidak muluk- muluk dalam berdoa namun disertai dengan kesungguhan sampai Tuhan mau mendengar kita. Itulah tujuan dari topik berhati- hati dalam berkata dan berdoa.
5.   Mengikuti Pelayanan di suatu tempat
Seperti yang pernah saya ceritakan di blog sebelumnya tentang berkat dari hasil pelayanan, yang digunakan untuk memuliakan namaNya dan menyenangkan hati Tuhan bukan untuk kita. Mengikuti pelayanan juga harus hati- hati karena pada awalnya gampang lalu saat mengerjakan tugas itu tidak selalu gampang, banyak proses atau tantangan yang harus dilewati satu- persatu hingga selesai. Jika melakukan kesalahan sekali saja memang wajar saja, lain kali jangan sampai terjadi lagi. Seperti halnya dalam melayani lewat Pelayan Rohani di gereja seperti usher, liturgis, pemusik atau multimedia harus ada latihan atau training supaya pas hari H pastilah sudah siap sekali untuk melayani. Apalagi di dalam pekerjaan perkantoran, sekolah, kuliah maupun di rumah juga harus berhati- hati agar tidak menimbulkan konflik atau pertengkaran.
Dalam ringkasan singkat di atas itu, saya pernah merasakan apa yang sudah lama melakukan pekerjaan dan pelayanan kadang melakukan kesalahan besar atau kecil karena kurang berhati- hatinya. Mereka juga tidak tahu saya ada kekurangan pendengaran sampai merasa disalahin terus- menerus. Wajar saja sudah disalahin namun mereka tidak mengerjakan apa- apa sebelum hari H. Mau merasa kesal atau tidak ya saya tidak mau memikirkannya karena sudah belajar banyak ternyata hasil yang dilakukan tidak selalu maksimal dari apa yang didapatkan sebelumnya. Cukup bersyukur saja atas apa yang telah diperoleh dan terimalah keburukan yang terjadi atas pekerjaan atau pelayanan tersebut. Biarkanlah pelayanan atau pekerjaan yang dilakukan memberkati banyak orang daripada menjadi batu sandungan bagi kita.

‘Inilah cerita saya berdasarkan topik yang saya berikan sebelumnya. Saya rasa bagi yang membaca mungkin merasakan hal yang sama dengan saya, walaupun kalian normal dan saya ada kekurangan pendengaran. Bagaimanapun dan selama hidup yang penuh perjuangan, penuh berhati- hati dan penuh waspada memang tidak mudah. Hanya Tuhan yang tahu rencana kita ke depannya nanti, tidak ada yang kebetulan.’

Just BELIEVE and PRAY HARD!!!

0 comments :

Posting Komentar