TETAP KUAT MESKI DISAKITI

Selasa, 11 April 2017

TETAP KUAT MESKI DISAKITI


  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang sengaja menyinggung perasaan kamu karena suatu hal?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang tidak setia pada kamu?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang mengatakan kata- kata hinaan? ? (dengan ucapan yang menyakitkan)
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat diputusin cinta sama seseorang? (Patah hati)
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang sengaja melupakan kamu sebagai teman?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang yang kamu sukai berpindah hati ke orang lain?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat kamu tidak diperhatikan atau dicuekin di lingkungan di mana kamu berada?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat kamu tidak dihargai oleh orang lain atau pun di lingkungan di mana kamu berada?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang tidak menerima kamu untuk terlibat di suatu komunitas atau organisasi mana pun kamu berada?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat ada seseorang sengaja membicarakan diri kamu dari belakang atau bahkan secara diam- diam?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat mengingat kenangan yang pahit dan kurang menyenangkan yang seharusnya dilupakan?
  • Apakah kamu pernah merasa sakit hati saat …….. ?

    Masih banyak hal yang terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja yang dapat membuat kamu atau siapa saja seperti diri kita sebagai manusia bisa terluka atau sakit hati. Terutama bagi orang yang sudah lama atau baru mengenal kamu atau pun kita.

    Sakit hati adalah perpaduan antara perasaan benci atau dendam yang teramat dalam terhadap seseroang. Berbeda tipis dengan patah hati, walaupun (katanya) pada umumnya sama. Sakit Hati adalah penyakit dari manusia yang sudah ada sejak nenek moyang kita Adam dan Hawa. Namun terkadang sakit hati ini kalau kita pelihara di dalam hidup kita, tanpa kita sadari akan membawah kepada kesesakan dan kekalutan di dalam hidup kita sendiri. Jadi, kita harus menyadari bahwa segala sesuatu yang kita rasakan pahit dan getirnya di dalam hidup kita ini yang disebabkan oleh timbulnya sakit hati dari orang kepada kita, kita menyerahkan kepada Tuhan Yesus, karena dialah yang menciptakan dan memberikan kehidupan kita,

    Tentu saja setiap orang pernah mengalaminya. Baik dalam keluarga, pertemanan, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat sedih dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu hal yang wajar dalam hidup manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan. Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam. Dari masalah sepele hingga masalah besar, dapat menjadi pemicunya. Misalnya berawal dari perbedaan pendapat, salah ngomong, adanya konflik atau ketidakcocokan, dihina, dianggap remeh, tidak dijadikan teman dan sebagainya. Dan dari setiap sakit hati, rasa sakit dan ketidakadilan terdapat benih-benih sikap tidak mau mengampuni. Setiap kita pasti pernah mengalami luka dan luka itu juga menimbulkan bekas dalam tubuh kita secara fisik. Bekas luka yang kita miliki itu seringkali tidak bisa hilang dengan cepat walaupun bisa hilang namun tidak 100 % bersih begitu saja. Saat kita melihat bekas luka itu, kita pasti akan teringat bagaimana luka itu bisa ada dalam diri kita. Peristiwa apa dan di mana serta kapan pastinya kita selalu ingat.

    * * * * *

    Saya sebagai manusia pernah merasakannya, tetapi bukan cuma sekali saja melainkan pernah berkali- kali merasakannya di dalam hidupku. Bagaimanapun karena kekurangan atau pun kelemahan yang saya miliki, saya harus belajar menerima kenyataannya dan belajar dari rasa sakit atas semuanya terjadi di dalam kehidupanku.

    Sudah dua puluhan tahun lebih saya bertumbuh di dalam lingkungan di mana saya telah diajarkan dan dididik menjadi pribadi yang diharapkan adalah diterima di hadapan banyak orang, mulai dari keluarga, teman, hingga masyarakat sekitarnya. Namun, kenyataannya tidak mudah bagi saya. Hidup memang berat dan keras bagi saya. Sekali dalam bersosialisasi dengan orang- orang yang saya kenal mulai dari sekolah, kampus hingga gereja, kadang ada banyak orang sulit menerima kekurangan saya sampai  merasa tertolak untuk melakukan sesuatu. Saya tetap menerima semuanya dengan ikhlas dan mengucap syukur, walaupun awalnya berat untuk mendoakan orang- orang yang saya kenal telah menyakiti saya. Saya memilih melepaskan sebuah pengampunan bagi mereka yang melakukannya, daripada membalas dendam perilaku mereka yang menyakiti saya.

    Saya juga pernah mendapat curhat dan kesaksian dari beberapa teman yang menceritakan tentang peristiwa masa lalu yang menyakitkan, seperti cinta diputusin, cinta ditolak, mengalami status hubungan yang tidak jelas sampai merasa digombaliin cintanya, bahkan merasa tidak dipilih untuk naik jabatan, dicuekin dan sebagainya, yang membuatnya sakit hati. Sampai ada kebanyakan dari mereka patah hati, sakit hati, terluka, kecewa, sedih berlarut-larut, mengurung diri di kamar berhari-hari, sulit melupakan pacar karena sudah terlanjur sayang.  Ini membawa dampak yang sangat buruk:  tidak konsentrasi belajar, nilai-nilai di sekolah terjun bebas, kuliah berantakan dan aktivitas-aktivitas lain pun menjadi terganggu termasuk dalam hal pelayanan.  Rata-rata dari mereka berkata,  "Hidupku tidak ada artinya lagi.” Bahkan juga ada yang berkata, “Tuhan tidak sayang padaku."  Galau meliputi hati mereka!

    Begitu setelah mendengar curhatannya tentang peristiwa seperti apapun yang mereka alami, saya menjadi sedih bahkan kesal sendiri apalagi saat mengingat tentang peristiwa masa lalu yang sudah dilupakan. Saya menghibur mereka yang sakit hati itu dan mendoakannya agar Tuhan segera menyembuhkan luka batin yang dialami mereka. Bukan cuma itu saja yang saya doakan, saya juga mendoakan untuk salah satu teman yang penyandang disabilitas seperti saya yang lagi sakit hati karena merasa digombali cintanya oleh teman kerjanya sampai menumpahkan kekesalan hati melalui media sosial dengan kata- kata kasar dan kurang pantas. Saya pun merasakannya. Saya memilih melepaskan sebuah pengampunan kepada orang- orang yang telah menyakiti, daripada membalas dendam perilaku mereka.

    Saya sebagai manusia dan juga sebagai anak- anak Tuhan selalu bertanya-tanya kepada Tuhan, ‘Mengapa setiap manusia harus menyakiti pada orang yang tidak bersalah? Menyakiti orang dalam hal apapun seperti dilihat dari latar belakangnya, perilakunya, dan kekurangan apa pun yang dimiliki atau tentang sesuatu yang tidak disukai, bahkan karena perbedaan pendapat atau salah paham dan sebagainya?’ Meskipun saya tahu bahwa sakit hati bukan keadaan tetapi sebuah keputusan. Saya yakin setiap orang yang mengalami sakit hati akan segera disembuhkan dan dipulihkan oleh Tuhan melalui cara- cara yang positif yang dapat dilakukan.

     * * * * *

    Sakit hati oleh karena apapun Tuhan pasti menyembuhkan

    Tuhan tidak suka melihat setiap kita yang hidup dalam kepahitan atau merasa sakit hati, karena itulah, Tuhan tidak akan membiarkan setiap kita hidup dalam kepahitan karena sakit hati apalagi memelihara sakit hati, sebab orang yang dekat dengan Tuhan tidak akan mudah sakit hati, apalagi orang itu sudah tumbuh dewasa. Tuhan juga memperhatikan orang yang sakit hati atau luka batin seperti memperhatikan sakit fisik yaitu buta, tuli, bisu dan fisik lainnya yang dimiliki setiap orang.

    Bagi saya, jika sudah merasa sakit hati, saya memilih untuk tetap kuat selama Tuhan ada bersama dengan saya, melihat ke depan bukan ke belakang, dan tidak berkompromi dengan sakit hati dan terus melepaskan pengampunan bagi mereka yang telah menyakiti. Seperti Tuhan melepaskan sebuah pengampunan jika orang itu sudah menyadari bahwa dirinya telah menyakiti orang tidak bersalah dan meminta maafnya itu adalah cara terbaik..

    Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan hati terluka atau sakit, kecuali hanya Tuhan satu- satunya yang bisa menyembuhkannya. Kesembuhan itu hanyalah milik Tuhan. Jika hati kita terluka atau sakit hati, datanglah kepada Tuhan dengan berdoa dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

    [End of my Sharing]

    - Christy -

    0 comments :

    Posting Komentar