Kalbispheration Days, WE ARE HERE.. Bag. II ♥ (4 September 2012)

Senin, 10 Desember 2012

Kalbispheration Days, WE ARE HERE.. Bag. II ♥ (4 September 2012)


Hello Blog Readers...


"Continue the story (2)"

Have you read my story on the blog about kalbispheration days on the first day? Good or bad?
So, let's read my blog about kalbispheration days continued on the Second day where I had a pretty interesting story of unforgettable moments with Seniors.

----The Second Day of Kalbispheration Day----

Hari pertama berakhir dan tinggal 2 hari lagi masa ospeknya, saya seharusnya awalnya males malah jadi semakin semangat, padahal saya masih belum pernah kepikiran untuk bisa mengenal semua kakak seniornya selain ci Vrisca dan kak Bismo. Pagi- pagi sekali seperti biasanya pada hari pertama, saya bangun dan bersiap- siap dimulai dengan pakaian, sepatu pita hijau serta aksesorisnya kecuali rambutnya tidak diikat sesuai bulan lahirnya, jadi diikat satu dan dibando hijau. Lalu saya pun berangkat dengan membawa barang untuk hari kedua ini seperti snack yang sudah tahu jawaban bahasa latinnya, bekal 4 sehat 5 sempurna dan berangkaatttt ke kampus.... Sesampai saya di kampus, saya ditemani lagi oleh kakak senior yang lainnya (agak lupa siapa dia) sampai di
lobby besar dan duduk di barisan panjang. Begitu saya sudah masuk ke dalamnya, saya kira kalau saya telat datang sebelum jam 7 teng, maka saya langsung duduk di lantai tanpa bertanya padahal acaranya belum mulai. Sudah ujung- ujung 5 menit menunggu dan duduk di lantai tiba- tiba bunyi tanda mulainya acara Kalbispheration day ke-2, dengan spontan kita dihitung untuk dibuat kelompoknya. Ketika saya semulanya tidak tahu kalau tiba- tiba dihitung 1 2 3 4 ...... 20 saya dikasih tau oleh kakak seniornya, Ka Izzatul Ilah bahwa saya disebut- sebut nomor 4, angkanya yang ditunjukkan olehnya, saya langsung mengiyakan walau ga dengar Pak Arie memberi hitungan dengan cara cepat. Setelah perhitungan untuk kelompok selesai, kita langsung berpencar dan mencari kakak senior yang membawa papan nama kelompoknya, lagi – lagi saya masih kebingungan ketika sudah berdiri dan mengelilingi kerumunan mereka yang baru berpencar mencari ke mana arahnya. Lalu tiba- tiba ada seorang kakak senior muslim muncul di depan saya sambil membawa papan nama bertuliskan “Pangeran Antasari” menggandeng tangan saya, saya kaget ketika digandeng olehnya.
  •  Ka Ilah : ‘Ikuti saya saja, kamu kelompok sama saya ya, vant. Kenalin saya Ilah.’ (ngomong dengan nada pelan langsung dianggukin mengerti)
  • Aku : ‘Oooh, oke deh. Salam kenal ya ka. ‘ (tersenyum dengan nada bingung)
Saat pembagian kelompoknya hampir selesai, bersama ka Ilah kebingungan mencari barisan kelompoknya karena rame di setiap barisan kelompoknya dan akhirnya menemukan teman- teman yang sama- sama di kelompok 4 dibimbing oleh ka Ilah dan menempatkan saya di depan barisan. Menunggu dan menunggu sampai pembagian kelompok beres di setiap barisan, kakak senior mulai berteriak menyebut nomor di masing- masing kelompok sambil mengangkat papan nama kelompok tinggi- tinggi karena ada yang ketinggalan kelompok bahkan ada yang ga kebagian kelompoknya. ‘Kecewa, jika saya tidak mendapat kelompok sama dengan ci Vrisca. Kalau sama dia, bisa ngobrol banyak bahkan nanya” .’ (sambil melirik ke arah yang paling kanan ci Vrisca jadi pemimpin kelompok 10) Tanpa sepengetahuan oleh kakak senior, saya sengaja memperhatikan kakak senior cowok cakep yang berdiri sambil memegang papan nama dan berteriak “delapan....delapan....” yang cukup terdengar di seisi kita. Dengan nada kaget ketika melihat sosok dia yang mirip dengan teman gereja yang di pemuda, padahal belum mengenal dia lebih dahulu. Hehehe :) Lalu Pak Arie mengumumkan tentang games kelompok buat hari kedua ini, sekaligus memerintahkan kakak senior untuk memeriksa kesehatan setiap calon MaBa dan menyuruh calon MaBa cowok untuk memegang papan nama kelompoknya di depan. Sebelumnya, saya sengaja diperhatikan terus oleh kakak senior yang berdiri di depan saya, sampai terheran- heran tentang penampilan saya dan saya jadi bingung apa yang diperhatikan mereka. Alhasilnya, saya juga celingak- celinguk ke kanan kiri sampai ke belakang upaya melihat sikon ketika melihat ada yang berbisik ke kakak senior yang lainnya. Jangan sampai nama saya yang dibicarain di dalam bisikan itu.’ (hampir ketakutan dan bingung) Tiba- tiba ci Vrisca mendatangi saya kemudian menarik saya setelah menyuruh saya untuk menyimpan hp nya di dalam tas, membawakan saya ke kantor administrasi. Saya jadi semakin bingung apa yang sedang dilakukan olehnya. Saya mengira telah melakukan kesalahan, eh ternyata saya disuruh istirahat di situ karena dia mengkhawatirkan saya akan kesehatannya padahal diriku tidak apa-apa.
  • Aku: ‘Ci, kenapa saya dibawa ke sini? Ada masalah apa?’ (saat sampai di kantornya dan melihat ada beberapa calon MaBa yang lagi beristirahat di situ juga)
  • Ci Vrisca Fau: ‘Iya, vant. Sebenarnya saya agak kuatir kalau sampai kamu sakit selama acara games ini, maka saya ingin kamu istirahat di sini saja ya..’ (berbicara sambil menggunakan bahasa tubuh dengan pelan)
  •  Aku: ‘Ooh, tapi saya tidak apa- apa kok, ci. Kecuali kalau saya sakit parah dengan kondisi begini, mending saya istirahat di sini saja.’ (dengan nada memohon tapi tidak disegani karena dia takut kalau terjadi sesuatu dengan saya maka dia tidak mau bertanggung jawab)
Setelah mengantar saya di kantornya sekaligus mengambil tas saya, saya pun duduk di sofa hitam dan sebelahnya satu- satunya calon MaBa jurusan Manajemen, dialah Cindy asal sekolahnya SMAK 5 Penabur, juga tidak ikut main games bersama calon MaBa yang lainnya karena sakit. Ketika saya berkenalan dengannya, saya baru sadar ada beberapa anak yang sekolah asal dari Penabur yang masuk Kalbis juga, hehehe.. :) Lalu di depan kita, seorang perempuan calon MaBa yang lagi tiduran karena sakitnya yang cukup parah dan beristirahat dalam keadaan sesak napas gitu. Dia dibantu terus oleh kakak seniornya, dimulai dari diobati, dikasih minum teh panas serta dikasih oksigen tabung. ‘Tak kiranya, dia kelihatannya punya penyakit dalam kayak ada masalah di paru- parunya. Semoga saja tidak terjadi apa- apa dengan dia. ’ (berpikir secara biologis) ‘Sedih, kalau saya tidak bisa ikut main games padahal saya ingin sekali bisa ber-have fun bersama mereka sebagai kenangan yang tidak terlupakan selama Kalbispheration days. (sambil memperhatikan para calon MaBa yang sudah dibagi kelompoknya mulai berpencar ke segala tempat untuk diskusi persiapan games dan video) Hanya diriku yang bisa memperhatikan mereka yang lagi asyik berkenalan, ngobrol sampai diskusi dan karena sakit, maka saya bersama teman yang tidak ikut main jadi disuruh pindah ke ruang poliklinik untuk beristirahat, bersamaan juga dengan teman yang terbaring sakit di tempat tidur yang ditenteng oleh kakak senior, kak Gusti Made ditemani oleh kak Sisca yang satu- satunya anggota Brimaga. Setelah sampai di poliklinik tempatnya di ruang AR310, duduk di kursi yang di dekat pintu masuk poliklinik bersama Cindy. Di poliklinik yang cukup dingin AC-nya membuat saya semakin mengantuk saat bermain HP, kemudian menelungkupkan diri ke meja dan Cindy juga melakukan hal yang sama, tapi karena posisinya tidak enak jadi pindah ke kursi panjang bertingkat 2 dan langsung tidur. Tak lama kemudian, tanpa disadari sudah ada beberapa calon MaBa yang berdatangan ke poliklinik karena capek atau sakit diikuti oleh kakak seniornya yang menjaga mereka. Ada yang tidur di atas tikar, bengong di depan jendela, makan roti bahkan minum teh hangat. Tidur yang cukup lama dan nyenyak sekali, tibalah waktu makan siang, saya bersama calon MaBa yang di poliklinik makan siang tanpa melakukan hal yang sama kayak kemarin. Hehehe :) 20 menit kemudian makan siangnya selesai, saya ke toilet ditemani oleh kak Shelly. Dari toilet, saya tanpa sengaja melihat ke lantai 1 terlihat anak- anak calon MaBa yang lagi asik makan dengan suap- menyuap secara berhadapan dengan teman. ‘Hihihi lucunya mereka yang lagi makan, untungnya saya tidak ikut makan kayak ini. (kaget kemudian tertawa terkekeh- kekeh ketika ngobrol kecil dengan kak Sisca) Hehehe iyaaa...’ dibalas oleh kak Sisca dengan anggukan cepat. Hanya bisa melihat mereka di bawah dalam 15 menit terus kembali ke poliklinik lagi untuk mengambil buku sama bolpen buat tandatangan yang belum selesai, kebetulan juga masih ada kakak Senior yang masih di poliklinik, lagi ngobrol- ngobrol gitu dan beberapa teman calon MaBa yang sudah kelar makan boro- boro minta tandatangan ke mereka. Saya langsung nimbrung minta tandatangan masing- masing kakak seniornya, terutama ke kak Agung Mulyadi, kak Zabadi, kak Emeth dan ka Sisca, kemudian ketemu lagi dengan sang fotografer, kak Edward Guustaaf, langsung minta tandatangan dari dia sebelum hendak keluar dari poliklinik. Bersama beberapa teman calon MaBa ditemani oleh ka Sisca keluar dari poliklinik, begitu sudah turun ke lantai 1 sudah terlihat banyak calon MaBa yang sibuk mnita tandatangannya ke kakak seniornya, sedangkan saya masih mencari ka Ilah beserta anggota kelompoknya entah ke mana. Setelah menemukannya dan kelompoknya, saya menaruh tas dan mempersiapkan buku tulis serta bolpen. Dengan semangat yang menyala- nyala pada diriku untuk mulai mencari kakak senior demi tandatangan. Saat berada di keramaian yang ada di lantai 1 yang cukup membuat saya pusing untuk mendapati kakak senior yang dapat menandatanganinya, saya tanpa sengaja bertemu sosok kakak senior cakep lagi yang pernah saya lihat sejak tadi pagi, namun saya masih tidak tahu namanya siapa dan sengaja bertanya ke teman calon MaBa cowok gemuk tentang nama kakak senior. ‘Hey, teman. Dia namanya siapa?’ (sambil mencari nama”nya yang ada di bukunya) Lalu dia menunjukkan namanya di daftar nama Kakak Senior yang ada di bukunya, ’Andri Zefanya namanya.’ Ketika melihat namanya, langsung jadi tahu dan maju ke kakak senior yang lagi kebingungan ketika dimintai tanda tangan oleh teman- teman calon MaBa. Tanpa sengaja, saya mulai meminta dia untuk tanda tangan namun saya tidak tahu dia ngomong apa karena keributan mereka yang sembari memaksa untuk bisa dapat tandatangannya padahal mereka tidak tahu siapa namanya. Kak Andri Zefanya bertanya di depan kita, ‘Kalian maunya apa? Kalian tahu siapakah saya?’ Saya mulai melirik- lirik penampilan dia yang cukup cakep di depan mataku. *jadiMalu* Lalu saya langsung menunjukkan namanya dan organisasinya yang di bukunya yang sudah saya dapat sebelumnya, tertulis: “Andri Zefanya, Ketua UKM Rohkris”. ‘Benar ga kak?’ (sambil menunggu jawaban serta dapat tanda tangan dari dia) ‘Iya...’ begitu jawaban kak Andri setelah melihat tulisan saya di bukunya, namun masih belum bisa menanda tangani saya. ‘Yaa, kak. Ayao donk tanda tangannya, kan saya tahu siapa kamu.’ Karena keramaian di mata teman- teman calon MaBa cewek, dia langsung jalan ke tempat untuk duduk. Ketika dia pindah tempat, mereka yang belum mendapati dia namany siapa dan sengaja bertanya padaku tentang namanya, saya ga sengaja ngasih tau jawabannya. Setelah ngasih tau jawabannya, saya langsung lari ke kak Andri yang lagi duduk dan sudah diikuti oleh banyak calon MaBa yang teriak- teriak untuk minta tandangan dan saya sendiri yang terganggu akan keramaiannya. Menunggu dan menunggu sampai dia bisa menandatangani, saya ga ngerti apa yang dingomongin kak Andri dan dia sengaja melihat saya ada di depannya. Karena terlalu lama menunggu, saya terpaksa pindah ke kakak Senior yang lainnya bersama beberapa temannya, eh menemukan kakak senior perempuan, ka Aldira, yang lagi mengambil buku- buku yang dimintain untuk tandatangan dari teman- teman calon MaBa, saya tanpa sengaja langsung menyerahkannya malah disuruh nyanyi lagu bersama- sama. Saya sendiri masih bingung apa yang dilakukannya dan terpaksa mengikuti apa yang mereka nyanyikan. Setelah satu kali gagal karena suara teman- teman perempuan ga terdengar dan harus mengulang menyanyi lagi sampai dapat tanda tangannya. Dari ka Aldira berpindah lagi tandatangan dari ka Nadia Iswari, ka Bunga Santika namun saya waktu istirahatnya abis dan kembali ke kelompoknya masing- masing. Ketika saya yang cukup lelah dan hendak duduk di lingkaran yang ada teman- teman yang ga saya kenal, tiba- tiba ditegur oleh ci Vrisca Fau tentang kelompoknya.
  • Ci Vrisca Fau: ‘Kamu ikut kelompok sama saya ya, kelompok 10.’ (sambil menunjukkan angka sepuluh)
  • Aku: ‘Loh, kenapa tiba- tiba saya disuruh pindah? Dan ga di kelompok ini?’ (bertanya balik lagi sebelum dikasih tau masalahnya)
  •  Ci Vrisca Fau: ‘Iya sebenarnya di kelompok 4 kebanyakan cowok nih, ntar jadi heboh loh. Jadi ikut aja sama saya. Oke?
Setelah disetujui oleh saya, saya mengambil tas dan mengikuti Ci Vrisca Fau ke barisan kelompok 10 ’Pangeran Diponegoro’. Saat masa istirahat selesai dan sudah berada di barisan masing- masing kelompoknya, mulai mengadakan tes urine di lantai 2, bersama kelompok 10 maju dan naik tangga panjang ditemani oleh ci Vrisca. Saat berada di lantai 2, secara bergiliran ke toilet sambil membawa tabung plastik kecil yang sudah ditulis NIM-nya. Sambil menunggu sampai pengambilan urinenya selesai, kembali ke barisan yang tadi di lantai 1 lagi. Karena merasa bosan menunggu sampai semua kelompoknya beres, saya mulai ngobrol dengan teman calon MaBa yang sejurusan dengan saya, Isna Oktaviani yang sudah saya kenal sejak makan siang kemarin. Ngobrol dan ngobrol sampai saking bertanya- tanya tentang pribadi kami. Ketika lagi ngobrol, saya tidak tahu kalau sudah membuka buku tulis yang ada NIM yang harus diinget- inget, saya langsung ngeblank setelah melihat angka ‘0’ –nya ada 2 padahal sebelumnya angka yang saya tulis di tabung kaca kecil ada tiga. ‘Yaa,, saya salah tulis angkanya, harusnya angkanya ada 2. (sambil menepuk jidat dan membuat Isna bingung melihat saya)Gimana nih, saya harus bilang dulu ke ci Vrisca Fau. Ke mana ya dia?’ (sambil mencari arahan ci Vrisca Fau yang menghilang di hadapan kita dengan nada cemas) Isna mulai membela dan ngasih tau, Sabar ya, bentar lagi dia kembali kok, vant.’ Dan saya pun membalasnya, Iya.. ‘ Ketika saya masih ngobrol dengannya dan tidak melihat kalau kak Andri berdiri di hadapan saya sambil memegang gulungan kertas formulir pendaftaran UKM. Saya kaget saat melihatnya dan dia langsung duduk bersila di depan saya. Saya mulai menyapanya.
  • Aku: ‘Hey kaak, bisa ga tanda tangannya untuk saya?’ (sambil membuka buku dan menunjukkannya padanya)
  • Kak Andri: ‘Gaa, ah... Ga boleh.’ (menolak secara halus dan tersenyum)
  • Aku: ‘Yaa, kenapaa? Emang salahnya apa kalau tidak boleh tandatangan?’ (dengan perasaan kecewa)
Kak Andri mulai tertawa geli di depan saya, saya hanya mengelus dada karena kecewa.
  • Aku: ‘Jiaah, malah aku diketawain. ’ (tiba- tiba muncul sesuatu yang ada di benak saya karena melihat wajahnya)  ‘Eh, kamu tau kan, kamu tuh mirip dengan teman gereja saya yang pemuda. ’ (sambil membuka pembicaraan tapi dia ga ngerti saya ngomong apa, saya terpaksa menulisnya di balik bukunya)
  • Kak Andri: ‘Oh, haha... Gerejamu di mana?’ (membalas menulisnya di balik bukunya)
  • Aku: ‘GKI Kayu Putih.’ (membalas menulisnya)
Ngobrol dengan Kak Andri sampai bercanda”an, untungnya ga ada kakak senior yang tahu padahal ada Isna Oktaviani di samping saya jadi lumayan bisa ngobrol lama sebelum seminar hari kedua tentang UKM dimulai. Hehehe :)
Setelah ngobrolnya selesai tentang pengenalan pribadi kami dan UKM yang ditunjukkan kak Andri, saya jadi terkesan dan senang karena bisa mengenal dia untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian seminar tentang UKM dimulai yang memakan waktu yang lumayan lama, saya jadi cermat mendengar apa yang dibahas kakak senior tentang kegiatan mahasiswa, terutama pada Computer Club, Basket, Tarian tradisional, Futsal, UKM brimaga, UKM Rohkris, dsb, yang ada di LCD proyektor hingga ke stand- stand UKMnya. Seminar UKM oleh kakak senior beserta mengisi formulir pendaftaran UKM yang mau diikuti selesai, bersama ci Vrisca, saya dengan teman sekelompoknya naik ke lantai 4 untuk melihat- lihat sekaligus daftar UKM setelah dikasih tau oleh ci Vrisca. Ketika berada di lantai 4 yang semula sepi, sudah ada kakak senior angkatan atas bersama kakak pembina dari kampus lain yang menjaga standnya, lalu saya mencari- cari standnya RohKris saat ditemani oleh ci Vrisca, ketemu standnya saya langsung bertanya pada kakaknya dan daftar diri saya sebagai pendaftar pertama dan sudah diikuti oleh teman- teman calon MaBa yang hendak mendaftarnya. Setelah mendaftarnya, saya keluar dari standnya dan melanjutkan melihat- lihat lagi dan.....lagi- lagi ketemu Kak Andri yang kebetulan berjalan ke arah depan saya, menyapa dan menanyakan saya tentang UKM-nya.
  • Kak Andri: ‘Ikut kan UKM RohKris? Udah daftar kan?’
  • Aku: ‘Iya kak, saya ikut donk... Udah daftar kok dari tadi, barusan daftar nih kak. Hehe, thanks yaa kak. “ (membalas dengan perasaan riang tanpa malu- malu)
  • Kak Andri: ‘Oooh, oke- oke deh. Mau ikut UKM apa lagi kamu? Udah lihat- lihat stand yang lainnya?’
  • Aku: ‘Belum nih, baru UKM RohKris nih kak.’
  • Kak Andri: ‘Oh, yauda. Silakan lanjut melihat- lihat saja sana.
Setelah ngobrol sebentar dengan Kak Andri, saya melanjutkan melihat- lihat dan ketemu ci Vrisca Fau dan ngobrol sekaligus bertanya- tanya tentang jadwal kuliah dan UKMnya. Saking ngobrol dengannya, ada beberapa teman calon MaBa mendatangi ci Vrisca untuk minta tambahan UKM-nya. Tetapi tidak hanya itu, sambil menunggu acara standnya selesai, saya bersama teman- teman calon MaBa melanjutkan mencari kakak senior untuk tanda tangannya. Saya ikut melanjutkan mencari kakak senior untuk tanda tangannya, terutama pada ka Tri Indah yang lagi ngisengin para calon untuk nari di depannya, kak Gusti Arya, kak Bismo yang lagi ngobrol dengan Pak Arie, lalu lagi- lagi saya liat kak Andri masih berada di kerumunan teman- teman calon MaBa yang belum dapat tanda tangan darinya, saya mencoba untuk ikut. Alhasilnya, susah untuk mendapat tandatangan dari dia seperri yang pernah dikasih tau oleh kakak senior yang lainnya. ‘Oh ternyata, kalau uda nyanyi baru dapat tanda tangan darinya.’ (ketika mendengar teman calon MaBa jurusan lainnya memberitahuku dan ngangguk ngerti) Karena gagal mendapat tanda tangan darinya, saya pun berpindah ke ka Grace yang lagi berdiri sendirian, saya mulai bertanya- tanya dengan penuh antusias sebelum sukses mendapat tandatangannya.
  • Aku : ‘Halo kakak.... Boleh saya minta tandatangan dari kakak?” (dengan penuh harap)
  • Ka Grace : ‘Wahh,, ga bisaa....’ (menolak secara halus)
  • Aku : ‘Yaaa,, ayoo kak...“ (dengan nada memelas)
  • Ka Grace : ‘Hmm... Bisa nyanyi gaa? Lagu ‘Kusembah dan kupuji padaMu..’ “ (sambil menulis liriknya di balik bukunya)
Ketika dia menulis lirik lagunya beberapa kalinya, saya tetap saja ga tahu bukan karena tidak ngerti cumaan ga apal liriknya apalagi ga bisa nyanyi juga.
  • Aku: ‘Engg kak, saya sebenarnya tahu sih. Tapi ga inget lirik- liriknya, kak. ‘ (dari menjawab masalah itu hingga mulai keceplosan ngomong tentang gereja)
  • Ka Grace: ‘Oooo, gerejamu di mana?’
  • Aku: ‘GKI Kayu Putih. ‘ (Menjawab sambil menulis di balik bukunya juga)
  • Ka Grace: ‘Ada temen yang juga anak GKI.’ (sambil mencari – cari teman seniornya yang lagi jaga di stand lalu menariknya ke depan saya) ‘Ini Chrismi Laufra, dia juga anak GKI sama kayak kamu.’
  • Aku: ‘Oh dia, sini kenalan dulu kak, saya Evant.’ (sambil berjabat tangan)
Setelah kenalan dengannya selesai, saya langsung dapat tanda tangan dari ka Grace dan mengucapkan terima kasih.
  • Aku: ‘Terima kasih yaa kak, buat tandatangannya. Saya akan usahain untuk aktif di kegiatan RohKris yaa dan sampai ketemuu nanti. “ (salaman dengannya terus beranjak pergi melanjutkan mencari)
  •  Ka Grace: ‘Okee, iya sama- sama.. Jangan lupa berdoa ya nona.’ (ngomong sambil menggunakan bahasa tubuh)
Ketika sukses mendapat tandatangan darinya, waktu melihat- lihat nya abis, kita kembali pada barisannya, saat itu juga saya berpapasan dengan Maria Tysna dan Juwita Oktaviani yang sibuk menanyakan saya tentang tandatangannya sudah dapat berapa banyak. Karena kesibukan mereka demi mendapat tandatangannya, ada yang belum dapat semuanya, ada yang dapat lebih dari 20, ada yang kurang dari 20. Hasilnya, saya sudah dapat 20 orang, sisa 9 orang lagi yang belum saya dapatkan sampai ditanyakan oleh ci Vrisca mengenai itu.
  • Ci Vrisca Fau: ‘Uda dapat berapa kamu tandatangannya? Uda semuanya atau sebagian saja?’ (sambil mengatur barisan di tengah- tengah keramaian)
  • Aku: ‘Cuma 20 orang ci, sisanya 9 orang lagi yang beluman..’ (sambil menghitung jumlah tanda tangan yang saya dapat di bukunya dan menunjukkan nama kakak Senior yang belum saya kenal) ‘Ci, kakak Senior namanya Iin Desmita yang mana sih ya?’ (sambil menunjukkan namanya dan mencari dengan kebingungan)
  • Ci Vrisca Fau: ‘Ooh, bentar- bentar yaa.. Seharusnya ada, kenapa ga kamu minta saja?’ (bertanya balik kemudian mencarinya di antara barisannya di mana dia berdiri kemudian berbisik ke telinga ka Iin)
Ka Iin menghampiri ke arah saya dan menyapa sebentar tanpa berkata- kata, saya tanpa salting, langsung menyerahkan buku tulis yang ada tandatangannya serta bolpennya untuk ditandatanganinya.
  •   Ci Vrisca Fau: ‘Ini dia, teman padus saya dulu. Kalau dia ga mau tandatangan, getok saja ya.’ (ngomong sambil berbahasa tubuh di hadapan saya dan ka Iin, hanya dia diam kebingungan karena lagi serius menandatanganinya)
  • Aku: ‘Hehehe.. :)’ (setelah mendapat hasil tandatangannya dan menerima kembali buku yang sudah ditandatanganinya) ‘Terima kasih yaa kak.’
Setelah mendapat tandatangan dari ka Iin, kembali ke barisan kemudian turun lagi ke lantai 1 untuk briefing buat persiapan hari terakhir Kalbispheration days. Ketika berada di lantai 1 bersama kelompok 10 ini, duduk lagi istirahat sejena sebelum briefing, saya semula masih bingung dengan formulir pendaftaran UKM yang belum diisi setengah pun, setelah mengisi UKM RohKris. Lalu saya bertanya kepada ci Vrisca Fau tentang UKM setelah ngobrol- ngobrol di lantai 4, dan ditanya- tanyain juga oleh Isna, temanku yang duduk di belakang saya dan saya memutuskan.......mengisi RohKris sebagai UKR Wajib dan ga mengisi yang ada di non-UKR satupun karena masih bingung sekaligus takut bentrok dengan jadwal kuliahnya. Bertanya dan bertanya, masih belum memutuskan bisa ikut UKM yang lainnya karena belum ada kesempatan dan saya pun menyerahkan formulirnya. Saking menyerahkan formulir pendaftarannya, tiba- tiba kak Bismo datang menghampiri saya dan bertanya tentang tanda tangannya sudah berapa orang, lalu saya menjawab sisa 9 orang yang belum kak. Kak Bismo bertanya dengan upaya membantu saya, ‘Akan saya bantu kamu dek, siapa saja yang belum bertandatangan?’ saya menjawab sambil menunjukkan namanya, ‘Andri Zefanya kak. Satu- satunya yang paling susah untuk didapati. ’ Kak Bismo tanpa kebingungan langsung berteriak memanggil dengan nama Andri yang lagi duduk di barisan kelompok 8 dan berpaling ke sumber suaranya dan disuruhnya untuk tandatangan. Akhirnya kak Andri tanda tangan juga untuk saya. HihihiSetelah sukses untuk tanda tangan dari dia, saya juga malah minta tolong pada kak Bismo untuk kakak Senior, Ajeng Hardianti, untuk tanda tangannya karena saya tidak tahu dia yang mana, jasi dia memanggil dengan berteriak keras ke arah kak Ajeng yang berada di kejauhan juga lagi duduk di depan panggung bersama kakak seniornya, berpaling menyapa ke saya kemudian menanda tangani bukunya, disusul juga oleh Kak Edo Widiyanto dan kak Gusti Made secara bergantian menandatanganinya. Sehabisnya itu, dilanjutkan briefing terakhir oleh Pak Arie tentang persiapan ospek terakhir sebelum pulang,saya kadang serius kadang tidak karena masih ga ngerti apa yang dibicarakan Pak Arie maka saya bertanya pada ci Vrisca Fau dan Isna. Setelah briefing selesai, ditutup dengan doa penutup bersama. Dan pulaaaanggggg.......... Ketika mau beranjak dari aula, kulihat ada beberapa calon MaBa yang sibuk ngobrol satu sama lain, yang membuat saya bingung dan bertanya pada ci Vrisca Fau. Ternyata apa yang dikatakan ci Vrisca Fau mengenai apa yang mereka lakukan adalah sedang mendiskusikan tentang talkshow buat hari terakhir Kalbispheration days. Karena masih bingung apa yang sedang saya lakukan, padahal hari itu sudah agak gelap. Setelah setengah melihat dan ngobrol bentar dengan Isna terus beranjak pergi dari lobby dan pulaaanggg.... Lagi- lagi hal itu dilakukan seperti pada hari pertama ospek pas pulang ketemu kak Bismo dan sekarang ketemu dia lagi dan ditanyain olehnya ‘Sudah dijemput apa belum, vant?’ (bertanya tanpa memanggil ci Vrisca karena dia sudah kemari duluan bersama ka Iin dan ka Ilah) ‘Belum, ini lagi nunggu dijemput kok kak. :)' (menjawab kemudian menoleh ke arah kemarinya mereka) Dan akhirnya mereka menungguku sampai dijemput sebelum hari itu mulai gelap padahal jamnya sudah menunjukkan pukul setengah 6. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, langsung dijempuuutttt.... This is the end of second day Kalbispheration days.

0 comments :

Posting Komentar