Renungan Harian kita :) :)
Manusia Seutuhnya
“Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat
HATI.”
–
1 Sam.16:7 –
M
|
embangun
dan mendidik manusia seutuhnya bisa dijadikan sebagai konsep dasar dalam
pembangunan bangsa tidak terkecuali juga dalam penyelengaraan pendidikan,
diarahkan agar berhasil mengantarkan anak didik menjadi manusia yang utuh.
Kalian tahu apa yang dimaksud dengan Manusia Utuh?
Manusia Utuh berarti sosok manusia yang tidak parsial, fragmental apalagi
biasa dikatakan sebagai split personality. Utuh artinya adalah lengkap,
meliputi semua hal yang ada pada diri manusia. Manusia menuntut terpenuhinya
kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan psikisnya.
Lihat kisahnya....
“Seorang Wanita Di Mata Seorang Pria”
Saat masih remaja, ada seorang wanita misalkan si A mulai
jatuh cinta pada seorang pria misalkan si B, tetapi si A merasa agak khawatir
pada dirinya: ’Apakah seorang pria mau menerima orang cacat sepertiku?’ Maka si A terus berdoa dan berharap untuk seorang yang akan
mencintai si A apa adanya, bahkan saat si A melewati usia 30 dan 40 tanpa
pernah ada tanda- tanda seorang akan menerima diriku. Keinginannya untuk
menemukan seorang pangeran baik hati yang memesona hanyalah MIMPI.
Si A TAKUT hidup sendirian seumur hidupnya, tidak ada yang dapat
mendampinginya untuk bisa hidup bersama- sama. Si A mulai bertanya- tanya dalam
hatinya: ‘Apakah Allah tidak ingin aku menikah sedangkan keinginan dalam
diriku masih membara?’ Si A sudah mencoba untuk
bersosialisasi dan menjadi PERCAYA DIRI, berpikir bahwa si A
sama seperti orang lain. Akhirnya, si A memahami dan menerima bahwa manusia melihat
dan menilai orang dari penampilan dan sering tidak melihat orang SEUTUHnya.
Di mata manusia seperti
saya mungkin tidak berarti, namun Allah telah menciptakan saya berharga dan
UNIK. Saya berharga di mata Allah (Baca Yes.43:4).
Dengan menyadari hal itu, saya melakukan kegiatan harian saya dengan SUKACITA dan memiliki IMAN terhadap janji Allah
bahwa segala sesuatu indah pada waktunya (Baca Pkh 3:11). Kini saya yakin bahwa walaupun nantinya saya akan menikah atau tidak, saya akan
selalu melayani dan memuliakan Allah dalam segala hal yang saya lakukan.
“Apapun kondisi kita, Allah tetap MENGASIHI kita.”
Diambil dari sumber: ST (Rabu 9 Mei 2012)
0 comments :
Posting Komentar