November 28, 2017
Evant Christina
Holla
Readers,
I hope you are
very fine.
This is my third
renungan for Warta Jemaat GKI Kayu Putih which it was published on November 19th 2017
(2 weeks ago) and I save and post it on my personal blog as my own memories and
also for readers who feel missed my story (renunganku).
Please read my
third renungan here. Thank you. J
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit
ada waktunya.”
(Pengkhotbah 3 : 1)
“People come and people go, just like the wind blows” (orang datang dan
orang pergi, sama seperti angin bertiup). Kata-kata seperti ini mengingatkan
saya akan banyak hal beberapa tahun terakhir ini. Di hidup kita ini banyak
kejadian datang dan pergi dengan beberapa alasan yang mungkin di antaranya adalah
menjalani hari-hari bersama pasangan hidup, pindah kerja ke luar kota atau ke
luar negeri, pindah komunitas baru, keinginan untuk menimba ilmu baru (studi
lanjut), dan lain-lain.
Dalam
hidup ini, saya pun mengalami perubahan-perubahan. Beberapa tahun yang lalu,
saya adalah personalia Komisi Pemuda GKI Kayu Putih. Kemudian saya mengakhiri
pelayanan saya di sana. Perubahan juga terjadi di Komisi Pemuda. Ada banyak
anggota yang baru, sementara beberapa teman lama pun mulai pindah ke luar kota
karena pindah pekerjaan, sekolah atau menikah. Saya ingin sekali mengulang
masa-masa indah bersama mereka, tetapi saya sadar bahwa hal itu tidak mungkin
terjadi lagi. Perubahan juga terjadi untuk peristiwa-peristiwa yang
menyedihkan. Misalnya saja, saya kehilangan dua orang tercinta. Pertama, adik
dari mama saya yang meninggal pada tahun lalu; kedua, omaku dari papa saya baru
saja meninggal sebulan yang lalu.
Istilah people come and people go, just like
the wind blows digambarkan oleh Pengkhotbah di pasal 3. Dia
mengingatkan bahwa segala sesuatu ada masanya. Perubahan, menurut Pengkhotbah,
adalah proses hidup yang natural. Di dalam perubahan, dia menyatakan bahwa
Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Perpisahan dengan kawan
karib, dan perjumpaan dengan kawan baru menjadi proses keindahan hidup yang
Tuhan anugerahkan. Di dalam perubahan itu, Pengkhotbah percaya ada kehadiran
Tuhan yang menciptakan waktu dan peristiwa.
Saya belajar dari perubahan.
Di dunia ini tidak ada yang tetap, hanya perubahanlah yang tetap terjadi dari
masa ke masa. Kita tidak bisa menolak dan menghindar dari perubahan, namun kita
diajak untuk menerima dan merespons perubahan dengan positif. Tidak selalu
perubahan itu menghasilkan hal yang baik dan menyenangkan; bahkan kadang
perubahan membuat kita terkejut dan takut. Namun, saat saya sadar perubahan itu
tetap adanya, maka saya pun percaya bahwa Tuhan ada di dalam setiap perubahan
hidup ini. Marilah kita terus belajar dari perubahan dan memaknai setiap
kejadian dengan cara yang positif.
(Evant
Christina)
Sebelum saya menulis renungan dengan topik itu untuk dimuat di Warta Jemaat, saya suka kepikiran tidak mau menulis tentang ini karena saya takut jadi bahan omongan dari orang- orang. Padahal saya hanya ingin menjadi berkat bagi banyak orang lewat tulisan dan juga saya rindu untuk mengajak orang- orang yang sudah lama tidak kelihatan untuk berkumpul dan melayani bareng...
Dan so, saya tetap mendoakan yang terbaik untuk mereka satu- persatu kusebutkan yang sudah jarang main di gereja tempat saya bertumbuh dan juga orang- orang yang mengenalku maupun tidak....
Thank you for
reading and wait for my next story ya.
God Bless you!
0 comments :
Posting Komentar