Oktober 01, 2017
Evant Christina
Hai Readers,
This is my second renungan for Warta Jemaat GKI Kayu Putih which it was posted for 2 weeks ago (17 - 09 - 2017) after the first renungan. I saved it as my own memories and also for readers who feel missed my story.
Hope you enjoy my story here. Thank you.. :)
“Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
(Matius 5: 44)
Kasus kekerasan bukanlah hal baru di dunia
ini. Kasus kekerasan itu ada bermacam- macam bentuknya, misalnya pelecehan
seksual, pemukulan, pembunuhan, penganiayaan, diskriminasi hingga perundungan (bullying). Kasus kekerasan telah terjadi pada seluruh golongan usia, dari
anak-anak hingga lansia; bahkan terjadi pada orang tanpa disabilitas maupun
orang dengan disabilitas. Seperti yang kita saksikan beberapa waktu lalu, yang
menyiarkan tentang kasus perundungan terhadap anak berkebutuhan khusus yang
ramai tersebar melalui media sosial. Kejadian itu terjadi pada seorang
mahasiswa berkebutuhan khusus dengan spektrum autis (autism). Dia mengalami bullying secara fisik.
Kejadian ini mengingatkan saya akan peristiwa
perundungan yang beberapa kali menimpah saya pada waktu saya bersekolah di
sekolah umum. Berbeda dengan kasus bullying di atas, saya mengalami bullying
verbal, berupa cemoohan dan diskriminasi sosial. Sebagai manusia, kadang saya
merasa marah, sebel dan benci dengan mereka yang melakukannya. Tetapi saya
belajar melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan, mendoakan mereka yang melukai
hati saya. Saya mencoba berpikir positif dengan mengatakan mungkin mereka tidak
tahu bagaimana rasanya menjadi penyandang disabilitas. Mungkin mereka sendiri
pernah mengalami bullying dari orang lain yang membuat mereka melakukan hal
yang sama kepada orang lain. Mungkin mereka merasa malu berteman dengan orang
dengan disabilitas. Ada banyak lagi yang dapat saya pikiran secara positif
daripada memikirkan betapa terlukanya saya dengan perlakukan mereka.
Melalui renungan ini, dengan berbagai kasus
diskriminasi terhadap orang dengan disabilitas, saya ingin mengajak kita semua
untuk mengingat Tuhan sudah menciptakan kita sebagai makhluk yang mulia dan
berharga di mata-Nya. Kita pun diciptakan untuk saling mengasihi dan menghargai.
Tuhan tidak menginginkan ada permusuhan, perundungan (bullying), kebencian, kekerasan dan diskriminasi antar manusia baik
orang-orang tanpa disabilitas maupun orang-orang dengan disabilitas. Peristiwa-peristiwa
diskriminasi atau bullying terhadap semua orang biarlah menjadi pembelajaran
kepada kita untuk menunjukkan kepedulian dan koreksi terhadap diri sendiri. Kita
perlu berjuang untuk menjadi pribadi anti-kekerasan. Selain itu, dalam rangka
memberi dukungan kepada mereka yang disabilitas, salah satu langkah positif
yang bisa kita lakukan adalah belajar mengenali apa, siapa dan bagaimana
disabilitas. Dengan mengenalinya, kita bisa lebih menghargai bahkan mendampingi
mereka yang disabilitas beserta keluarganya. Let’s do
the best for the disability people that you loved!
(Evant Christina)
Thank you for reading..
Wait for next story from me ya.
God Bless you..