God Promises...God WILL MAKE Something Beautiful For me and my Future
Hello blog Reader..
Have a nice day….
I have a long time after I get
forced by someone for finishing what should I finish it at the right now. I
also think about how I can finish it until the end of this story.
So, I have a little time to write
a story before I will continue my life and back to the real activity soon.
Just wait and look at what I
write to after I have a long time prayed for the Power of God’s Grace then about
the Power of God’s Healing and the other Promises that God made to me and my
future. I hope I can make it.
Selama hidup ini,
hampir banyak orang pada umumnya selalu dengan penuh sabar dan setia dalam
menunggu janji Tuhan hingga ada waktuNya yang telah disiapkanNya, walaupun
mereka kadang menginginkan ada sesuatu yang akan terjadi dan datang tepat pada
waktuNya tanpa harus menunggu sampai Tuhan memberi apa yang kita janjikan.
Menurut faktanya, kadang ada orang buru- buru mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun tidak melalui Tuhan dan ternyata hasilnya yang diperoleh tidak bisa maksimal (tidak sesuai apa yang mereka harapkan). Kita juga pernah mengalami hal yang sama di dalam fakta tersebut. Selalu ada cara agar kita membuat Tuhan berjanji untuk memberi sesuatu yang telah lama kita harapkan dan inginkan, salah satunya adalah BERDOA, merupakan satu hal yang harus kita lakukan. Ada pepatah yang harus diingat,’Bersabarlah dalam penantian, berdoalah dan memohon sampai ada pada waktuNya yang akan diberikanNya untuk kita. Suatu saat kita akan bahagia setelah mendapatkan apa yang telah dijanjikanNya.’
Menurut faktanya, kadang ada orang buru- buru mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun tidak melalui Tuhan dan ternyata hasilnya yang diperoleh tidak bisa maksimal (tidak sesuai apa yang mereka harapkan). Kita juga pernah mengalami hal yang sama di dalam fakta tersebut. Selalu ada cara agar kita membuat Tuhan berjanji untuk memberi sesuatu yang telah lama kita harapkan dan inginkan, salah satunya adalah BERDOA, merupakan satu hal yang harus kita lakukan. Ada pepatah yang harus diingat,’Bersabarlah dalam penantian, berdoalah dan memohon sampai ada pada waktuNya yang akan diberikanNya untuk kita. Suatu saat kita akan bahagia setelah mendapatkan apa yang telah dijanjikanNya.’
Kita tidak pernah
lupa apa yang sering dilakukan setiap hari, pada saat waktu kosong kita selalu
membaca Alkitab, berdoa, sharing dengan Tuhan hingga ada penantian yang
dijanjikan oleh Tuhan untuk kita akan datang pada waktuNya yaitu tepat saat di
mana kita sudah lama menunggu. Termasuk adalah KESEMPATAN kita.
Contohnya saya
sendiri pernah merasakan ada Kasih Karunia melalui doa serta menunggu
Perjanjian Tuhan dan Kesempatan untuk saya dan masa depan. Sejujurnya, saya
ingin menceritakan apa yang telah saya alami dari sejak lahir hingga dewasa
ini. Saya pada awalnya lahir dalam keadaan cacat yaitu kehilangan suatu
pendengaran dan penglihatan menjadi tidak sempurna. Salah satu penyebabnya
adalah semua karena Virus Rubella
atau Campak Jerman yang terjadi
sejak mama saya dalam 2 bulan mengandung. Rasanya sedih bukan main saat mendengar mama saya bercerita tentang saya yang dilahirkan hingga dibesarkan
dalam keadaan tidak sempurna.
Mama saya bercerita
bahwa saya setelah lahir dalam keadaan cacat, dia tidak ingin melihat kondisi
saya dan menangis. Apalagi pernah menangis di rumah sakit di mana ketika saya
sudah 2 minggu lahir mulai demam tinggi biasa, sampai keluarga saya termasuk
papaku dan kedua kakakku didatangi oleh seorang pendeta dari GKI Kayu Putih, Pdt.Em.Johannes Loing beserta beberapa
penatua itu, berusaha menghibur kesedihan mamaku setelah mendengar cerita tentang kelahiran saya yang tidak sempurna kondisinya. Mereka yang datang, memberi
penghiburan lalu mendoakan kesehatan saya agar keluarga saya merasa terhibur
akan kedatangan mereka. Tak lama kemudian mama saya berpuasa selama beberapa
bulan, setiap hari berdoa demi penyembuhan saya untuk penglihatan karena saya
diketahui bahwa mata saya yang di sebelah kiri seperti mata kucing, warnanya
putih di bagian korneanya. Mama saya jadi takut untuk melihat mata saya yang
sudah buta hanya tinggal di mata kanan saja tinggal berapa persen belum jelas.
Maka dia berdoa terus sampai berpuasa, makan dan minum hanya sekali saja.
Melewati 3-4 bulan, mama saya berdoa dan berpuasa hingga badannya kurus karena
kurang makan, ‘Semua demi kesembuhan kamu untuk
penglihatan dan pendengaran kamu.’ Begitu mamaku bercerita, saya
mendengarnya dengan sangat serius meskipun sudah larut dalam kesedihan tentang keadaan saya.
Ceritanya, saya sejak
masih kecil dan pada usia yang keberapa, saat itu saya tidak bisa melakukan apa-
apa, hanya bisa diam dan bengong saja. Memang saya awalnya tidak bisa bicara
karena tidak bisa mendengar seperti anak- anak normal lainnya kecuali hanya bisa
bermain- main dengan mainan seperti boneka atau mainan lainnya. Bahkan juga
saat diajak main sama mamaku dan papaku serta kedua kakakku yang telah memberi
perhatian serta mendukung saya agar tetap tumbuh dengan baik meskipun saya ada
kekurangan pendengaran dan penglihatan. Dimulai dari sekolah kelas Kecil hingga
saat ini, saya tetap dibesarkan oleh kedua orang tua saya. Saya awalnya tidak
mengalami perubahan selama saya bersekolah, selama bergaul atau berteman atau
ngobrol dengan teman- teman biasa saja penglihatannya karena tidak ada pengaruhnya
bagi saya kecuali pendengaran. Ketika memasuki kelas 1 SD saya tidak menyadari
ada perubahan aneh di penglihatan saya. Tidak seperti biasanya saat mengikuti
KBM di kelas, membaca tulisan di papan tulis tiba- tiba menjadi kurang jelas
dan saya berpikir apakah saya harus memakai kacamata atau tidak. Dan saat itu,
saya sengaja bertanya ke mamaku untuk segera memakai kacamata karena
penglihatan saya lagi bermasalah dengan tulisan yang ada di papan tulis. Namun
apa pun yang dijelaskan oleh mamaku bahwa saya tidak boleh memakai kacamata
untuk penglihatan karena kedua mata saya bukan minus atau plus nya, melainkan
saya ternyata ada masalah dengan bagian kornea mata saya yang di kiri – kanan.
Maka saya bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh mamaku, saya sedih
kalau tidak diizinkan untuk memakai kacamata berlensa. Saya berdoa terus dan
memohon pertolongan Tuhan. Saat itu saya masih berusia yang keberapa, saya juga
memaksakan diri saya untuk bisa memakai kacamata berlensa namun tetap saja
tidak diizinkan juga. Apapun usaha yang telah saya lakukan sejak itu tidak sia-
sia, apalagi karena saya masih belum mengerti tentang kondisi saya.
Ketika itu, saya
takut kalau terjadi sesuatu apa- apa yang menimpa hidup saya karena masalah
penglihatan saya itu. Ceritanya, selama di kelas Kegiatan Belajar dan Mengajar, di mana ada beberapa catatan yang diberikan dan ditulis
oleh guru di papan tulis saya biasanya sengaja melihat punya teman sebelah saya bahkan
juga meminjam catatannya setelah mereka menyelesaikan catatannya. Kejadian itu
terjadi sejak saya masih kelas 5 SD hingga ke sekolah umum. Sampai saat itu,
saya sering ditanyain oleh beberapa teman yang dimulai dari teman Tunarungu hingga
teman normal tentang masalah penglihatan saya, mereka menyuruh saya untuk
memakai kacamata berlensa dan apalagi juga dengan guru pengajar. Saya mulai
stress mendengar pertanyaan yang sama tentang masalah penglihatan saya. Saya
terus- menerus berdoa meskipun mamaku sudah tidak meminta saya untuk memakai
kacamata berlensa jika bukan karena penglihatan yang minus atau plusnya. Dan
juga ada teman yang sempet takut untuk berteman dengan saya karena penglihatan
saya dan katanya mata kiri saya itu ada yang putih di bagian korneanya seperti
mata binatang seperti apalah yang mereka lihat. Ada juga meminta saya untuk
Operasi mata buat benerin mata saya, seperti yang pernah dikasih tahu oleh
mamaku saat saya memasuki kelas SMP hingga SMA. Mamaku sempat berkata bahwa dia
akan mencangkokkan matanya dan akan diberikan ke saya untuk mengganti mata kiri
yang sudah rusak dan mengganggu penglihatan saya. Saya awalnya berpikir ‘Iya’,
namun saya tiba- tiba teringat oleh apa yang saya rasakan jika mamaku sudah
tidak memiliki penglihatan lagi setelah kedua matanya hilang dan diberikan ke
saya. Saya langsung tersentak kaget dan berkata, ‘Jangan
ma, saya tidak ingin mamaku tidak ada di dunia ini. Saya ingin mamaku tetap
hidup dulu..’ (dengan perasaan cemas ketika menyadari sesuatu apa
yang akan terjadi di kemudian hari) Saya langsung menolak permintaan mamaku
untuk harus cangkok mata dari mamaku dengan suatu alasan pasti yang menimpa
kesehatan mata saya. Lalu saya berpikir dan berusaha mencari jalan keluar agar bisa
sembuh untuk penglihatan saya, apalagi juga memikirkan tentang operasi mata
yang paling bagus di mana namun saya tahu biaya operasinya mahal, tidak cukup
uang yang harus dikeluarkan untuk membiayai pengobatan mata saya. Sampai
sekarang di blog yang saya tuliskan dengan tujuan adalah saya ingin jika ada
yang mau menolong saya bukan karena kekurangan saya, melainkan saya butuh pertolongan untuk kesembuhan saya.
Seperti yang dialami
di sekolah SMA, awalnya saya takut kalau saya tidak disegani oleh teman- teman
baru karena saya tunarungu dan penglihatan saya. Saya sudah berusaha secara
jujur agar mereka mengerti tentang kekurangan saya. Saat berada di kelas dari pagi
sampai sore, saya sengaja melihat catatan punya teman karena kalau di papan
tulis tidak kelihatan padahal sudah duduk di depan beberapa hari sampai ke depan namun sedikitpun tidak
menolong bagi penglihatan saya. Pernah sekali salah menulis sampai ketinggalan
catatan karena penglihatan saya. Awallnya guru- guru kelas tidak tahu tentang
masalah saya akhirnya tahu dan mengerti bahwa penglihatan saya bermasalah itu
tetapi mereka tidak menganjurkan saya untuk memakai kacamata berlensa, demikian
juga dengan beberapa teman di kelas saya. Ada yang tidak mau menolong saya
bahkan meminjamkan catatannya ke saya, sengaja dibiarkan seorang diri.
Untungnya guru pengajar berusaha keras dan membantu saya agar saya menyelesaikan
sekolahnya dengan baik hingga lulus daripada memikirkan masalah penglihatan
saya itu.
Kembali lagi ke dunia
perkuliahan untuk 4 tahun kemudian, apapun yang saya rasakan di hati saya
ketika memikirkan penglihatan saya. Setelah mengetahui perjuangan yang tidak ada habisnya dan sedikit menyesal karena salah masuk
jurusan. Saya teringat lagi kalau harus berhadapan dengan media elektronik, PC
atau Laptop, saya jadi takut penglihatan saya akan bermasalah lagi. Selama di
kelas maupun di praktikum, saya sudah duduk di depan namun agak percuma bagi
saya karena tidak ada yang mau menolong saya untuk catatan atau sesuatu yang
mau dikerjakan. Namun mereka tidak menanyakan tentang masalah penglihatan saya
kecuali tahu bahwa saya tunarungu. Sejak itu, saya hamper menangis dan tidak
bisa mencatat apa- apa kecuali hanya bisa meminta copy materi perkuliahan,
apalagi juga meminjam catatan teman untuk fotokopi. ‘Tidak
masalah jika uang saya habis, yang penting masih bisa belajar dari catatan
itu.’ Stress yang telah saya hadapi selama saya kuliah dari awal
semester 1 hingga sekarang masih belum reda juga…
Mengingat masalah pendengaran
dan penglihatan saya yang sedang dihadapi, tetapi saya sangat bersyukur setelah
dilahirkan tidak sempurna, saya masih bisa berbicara dengan baik walau tidak
bisa mendengar percakapan orang- orang seperti teman- teman saya di mana saya
berada. Apapun yang terjadi ketika saya diancam oleh siapapun, saya serahkan
hidup saya kepada Tuhan. Lewat doa dan menunggu perjanjian Tuhan yang sudah
lama saya tunggu dari awal sampai sekarang, salah satunya adalah untuk penyembuhan
saya dan kesuksesan saya ke depannya nanti. Saya juga menunggu sampai ada kesempatan
baru yang Tuhan persiapkan untuk saya lewat doa, membaca Alkitab serta sharing
dengan Tuhan setiap hari, setiap malam. Apalagi dengan keluarga saya, ketika
ada masalah dengan teman- teman yang kelakuan yang tidak benar yang membuat
saya tersinggung, saya langsung menceritakannya ke mereka. Masalah mau sembuh
atau tidak untuk pendengaran atau penglihatan saya jika Tuhan masih belum
menjanjikan kesembuhan saya, saya akan menunggu sampai ada waktuNya. Saya YAKIN
bahwa Tuhan berjanji, Dia akan memberi kesempatan baru untuk saya suatu saat
nanti.
So, what do
you think about it?
Any questions?
0 comments :
Posting Komentar