God Promises...God WILL MAKE Something Beautiful For me and my Future

Jumat, 12 September 2014

God Promises...God WILL MAKE Something Beautiful For me and my Future



Hello blog Reader..
Have a nice day….
I have a long time after I get forced by someone for finishing what should I finish it at the right now. I also think about how I can finish it until the end of this story.
So, I have a little time to write a story before I will continue my life and back to the real activity soon.
Just wait and look at what I write to after I have a long time prayed for the Power of God’s Grace then about the Power of God’s Healing and the other Promises that God made to me and my future. I hope I can make it.

Selama hidup ini, hampir banyak orang pada umumnya selalu dengan penuh sabar dan setia dalam menunggu janji Tuhan hingga ada waktuNya yang telah disiapkanNya, walaupun mereka kadang menginginkan ada sesuatu yang akan terjadi dan datang tepat pada waktuNya tanpa harus menunggu sampai Tuhan memberi apa yang kita janjikan.
Menurut faktanya, kadang ada orang buru- buru mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun tidak melalui Tuhan dan ternyata hasilnya yang diperoleh tidak bisa maksimal (tidak sesuai apa yang mereka harapkan). Kita juga pernah mengalami hal yang sama di dalam fakta tersebut. Selalu ada cara agar kita membuat Tuhan berjanji untuk memberi sesuatu yang telah lama kita harapkan dan inginkan, salah satunya adalah BERDOA, merupakan satu hal yang harus kita lakukan. Ada pepatah yang harus diingat,’Bersabarlah dalam penantian, berdoalah dan memohon sampai ada pada waktuNya yang akan diberikanNya untuk kita. Suatu saat kita akan bahagia setelah mendapatkan apa yang telah dijanjikanNya.’
Kita tidak pernah lupa apa yang sering dilakukan setiap hari, pada saat waktu kosong kita selalu membaca Alkitab, berdoa, sharing dengan Tuhan hingga ada penantian yang dijanjikan oleh Tuhan untuk kita akan datang pada waktuNya yaitu tepat saat di mana kita sudah lama menunggu. Termasuk adalah KESEMPATAN kita.
Contohnya saya sendiri pernah merasakan ada Kasih Karunia melalui doa serta menunggu Perjanjian Tuhan dan Kesempatan untuk saya dan masa depan. Sejujurnya, saya ingin menceritakan apa yang telah saya alami dari sejak lahir hingga dewasa ini. Saya pada awalnya lahir dalam keadaan cacat yaitu kehilangan suatu pendengaran dan penglihatan menjadi tidak sempurna. Salah satu penyebabnya adalah semua karena Virus Rubella atau Campak Jerman yang terjadi sejak mama saya dalam 2 bulan mengandung. Rasanya sedih bukan main saat mendengar mama saya bercerita tentang saya yang dilahirkan hingga dibesarkan dalam keadaan tidak sempurna.
Mama saya bercerita bahwa saya setelah lahir dalam keadaan cacat, dia tidak ingin melihat kondisi saya dan menangis. Apalagi pernah menangis di rumah sakit di mana ketika saya sudah 2 minggu lahir mulai demam tinggi biasa, sampai keluarga saya termasuk papaku dan kedua kakakku didatangi oleh seorang pendeta dari GKI Kayu Putih, Pdt.Em.Johannes Loing beserta beberapa penatua itu, berusaha menghibur kesedihan mamaku setelah mendengar cerita tentang kelahiran saya yang tidak sempurna kondisinya. Mereka yang datang, memberi penghiburan lalu mendoakan kesehatan saya agar keluarga saya merasa terhibur akan kedatangan mereka. Tak lama kemudian mama saya berpuasa selama beberapa bulan, setiap hari berdoa demi penyembuhan saya untuk penglihatan karena saya diketahui bahwa mata saya yang di sebelah kiri seperti mata kucing, warnanya putih di bagian korneanya. Mama saya jadi takut untuk melihat mata saya yang sudah buta hanya tinggal di mata kanan saja tinggal berapa persen belum jelas. Maka dia berdoa terus sampai berpuasa, makan dan minum hanya sekali saja. Melewati 3-4 bulan, mama saya berdoa dan berpuasa hingga badannya kurus karena kurang makan, ‘Semua demi kesembuhan kamu untuk penglihatan dan pendengaran kamu.’ Begitu mamaku bercerita, saya mendengarnya dengan sangat serius meskipun sudah larut dalam kesedihan tentang keadaan saya.
Ceritanya, saya sejak masih kecil dan pada usia yang keberapa, saat itu saya tidak bisa melakukan apa- apa, hanya bisa diam dan bengong saja. Memang saya awalnya tidak bisa bicara karena tidak bisa mendengar seperti anak- anak normal lainnya kecuali hanya bisa bermain- main dengan mainan seperti boneka atau mainan lainnya. Bahkan juga saat diajak main sama mamaku dan papaku serta kedua kakakku yang telah memberi perhatian serta mendukung saya agar tetap tumbuh dengan baik meskipun saya ada kekurangan pendengaran dan penglihatan. Dimulai dari sekolah kelas Kecil hingga saat ini, saya tetap dibesarkan oleh kedua orang tua saya. Saya awalnya tidak mengalami perubahan selama saya bersekolah, selama bergaul atau berteman atau ngobrol dengan teman- teman biasa saja penglihatannya karena tidak ada pengaruhnya bagi saya kecuali pendengaran. Ketika memasuki kelas 1 SD saya tidak menyadari ada perubahan aneh di penglihatan saya. Tidak seperti biasanya saat mengikuti KBM di kelas, membaca tulisan di papan tulis tiba- tiba menjadi kurang jelas dan saya berpikir apakah saya harus memakai kacamata atau tidak. Dan saat itu, saya sengaja bertanya ke mamaku untuk segera memakai kacamata karena penglihatan saya lagi bermasalah dengan tulisan yang ada di papan tulis. Namun apa pun yang dijelaskan oleh mamaku bahwa saya tidak boleh memakai kacamata untuk penglihatan karena kedua mata saya bukan minus atau plus nya, melainkan saya ternyata ada masalah dengan bagian kornea mata saya yang di kiri – kanan. Maka saya bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh mamaku, saya sedih kalau tidak diizinkan untuk memakai kacamata berlensa. Saya berdoa terus dan memohon pertolongan Tuhan. Saat itu saya masih berusia yang keberapa, saya juga memaksakan diri saya untuk bisa memakai kacamata berlensa namun tetap saja tidak diizinkan juga. Apapun usaha yang telah saya lakukan sejak itu tidak sia- sia, apalagi karena saya masih belum mengerti tentang kondisi saya.
Ketika itu, saya takut kalau terjadi sesuatu apa- apa yang menimpa hidup saya karena masalah penglihatan saya itu. Ceritanya, selama di kelas Kegiatan Belajar dan Mengajar, di mana ada beberapa catatan yang diberikan dan ditulis oleh guru di papan tulis saya biasanya sengaja melihat punya teman sebelah saya bahkan juga meminjam catatannya setelah mereka menyelesaikan catatannya. Kejadian itu terjadi sejak saya masih kelas 5 SD hingga ke sekolah umum. Sampai saat itu, saya sering ditanyain oleh beberapa teman yang dimulai dari teman Tunarungu hingga teman normal tentang masalah penglihatan saya, mereka menyuruh saya untuk memakai kacamata berlensa dan apalagi juga dengan guru pengajar. Saya mulai stress mendengar pertanyaan yang sama tentang masalah penglihatan saya. Saya terus- menerus berdoa meskipun mamaku sudah tidak meminta saya untuk memakai kacamata berlensa jika bukan karena penglihatan yang minus atau plusnya. Dan juga ada teman yang sempet takut untuk berteman dengan saya karena penglihatan saya dan katanya mata kiri saya itu ada yang putih di bagian korneanya seperti mata binatang seperti apalah yang mereka lihat. Ada juga meminta saya untuk Operasi mata buat benerin mata saya, seperti yang pernah dikasih tahu oleh mamaku saat saya memasuki kelas SMP hingga SMA. Mamaku sempat berkata bahwa dia akan mencangkokkan matanya dan akan diberikan ke saya untuk mengganti mata kiri yang sudah rusak dan mengganggu penglihatan saya. Saya awalnya berpikir ‘Iya’, namun saya tiba- tiba teringat oleh apa yang saya rasakan jika mamaku sudah tidak memiliki penglihatan lagi setelah kedua matanya hilang dan diberikan ke saya. Saya langsung tersentak kaget dan berkata, ‘Jangan ma, saya tidak ingin mamaku tidak ada di dunia ini. Saya ingin mamaku tetap hidup dulu..’ (dengan perasaan cemas ketika menyadari sesuatu apa yang akan terjadi di kemudian hari) Saya langsung menolak permintaan mamaku untuk harus cangkok mata dari mamaku dengan suatu alasan pasti yang menimpa kesehatan mata saya. Lalu saya berpikir dan berusaha mencari jalan keluar agar bisa sembuh untuk penglihatan saya, apalagi juga memikirkan tentang operasi mata yang paling bagus di mana namun saya tahu biaya operasinya mahal, tidak cukup uang yang harus dikeluarkan untuk membiayai pengobatan mata saya. Sampai sekarang di blog yang saya tuliskan dengan tujuan adalah saya ingin jika ada yang mau menolong saya bukan karena kekurangan saya, melainkan saya butuh pertolongan untuk kesembuhan saya.
Seperti yang dialami di sekolah SMA, awalnya saya takut kalau saya tidak disegani oleh teman- teman baru karena saya tunarungu dan penglihatan saya. Saya sudah berusaha secara jujur agar mereka mengerti tentang kekurangan saya. Saat berada di kelas dari pagi sampai sore, saya sengaja melihat catatan punya teman karena kalau di papan tulis tidak kelihatan padahal sudah duduk di depan beberapa hari sampai ke depan namun sedikitpun tidak menolong bagi penglihatan saya. Pernah sekali salah menulis sampai ketinggalan catatan karena penglihatan saya. Awallnya guru- guru kelas tidak tahu tentang masalah saya akhirnya tahu dan mengerti bahwa penglihatan saya bermasalah itu tetapi mereka tidak menganjurkan saya untuk memakai kacamata berlensa, demikian juga dengan beberapa teman di kelas saya. Ada yang tidak mau menolong saya bahkan meminjamkan catatannya ke saya, sengaja dibiarkan seorang diri. Untungnya guru pengajar berusaha keras dan membantu saya agar saya menyelesaikan sekolahnya dengan baik hingga lulus daripada memikirkan masalah penglihatan saya itu.
Kembali lagi ke dunia perkuliahan untuk 4 tahun kemudian, apapun yang saya rasakan di hati saya ketika memikirkan penglihatan saya. Setelah mengetahui perjuangan yang tidak ada habisnya dan sedikit menyesal karena salah masuk jurusan. Saya teringat lagi kalau harus berhadapan dengan media elektronik, PC atau Laptop, saya jadi takut penglihatan saya akan bermasalah lagi. Selama di kelas maupun di praktikum, saya sudah duduk di depan namun agak percuma bagi saya karena tidak ada yang mau menolong saya untuk catatan atau sesuatu yang mau dikerjakan. Namun mereka tidak menanyakan tentang masalah penglihatan saya kecuali tahu bahwa saya tunarungu. Sejak itu, saya hamper menangis dan tidak bisa mencatat apa- apa kecuali hanya bisa meminta copy materi perkuliahan, apalagi juga meminjam catatan teman untuk fotokopi. ‘Tidak masalah jika uang saya habis, yang penting masih bisa belajar dari catatan itu.’ Stress yang telah saya hadapi selama saya kuliah dari awal semester 1 hingga sekarang masih belum reda juga…
GOD PROMISES FOR MAKING SOMETHING BEAUTIFUL
Mengingat masalah pendengaran dan penglihatan saya yang sedang dihadapi, tetapi saya sangat bersyukur setelah dilahirkan tidak sempurna, saya masih bisa berbicara dengan baik walau tidak bisa mendengar percakapan orang- orang seperti teman- teman saya di mana saya berada. Apapun yang terjadi ketika saya diancam oleh siapapun, saya serahkan hidup saya kepada Tuhan. Lewat doa dan menunggu perjanjian Tuhan yang sudah lama saya tunggu dari awal sampai sekarang, salah satunya adalah untuk penyembuhan saya dan kesuksesan saya ke depannya nanti. Saya juga menunggu sampai ada kesempatan baru yang Tuhan persiapkan untuk saya lewat doa, membaca Alkitab serta sharing dengan Tuhan setiap hari, setiap malam. Apalagi dengan keluarga saya, ketika ada masalah dengan teman- teman yang kelakuan yang tidak benar yang membuat saya tersinggung, saya langsung menceritakannya ke mereka. Masalah mau sembuh atau tidak untuk pendengaran atau penglihatan saya jika Tuhan masih belum menjanjikan kesembuhan saya, saya akan menunggu sampai ada waktuNya. Saya YAKIN bahwa Tuhan berjanji, Dia akan memberi kesempatan baru untuk saya suatu saat nanti.
Video "Tuhan Punya Cara - Angel"

So, what do you think about it?
Any questions?

0 comments :

Posting Komentar