Mungkin kalian
ada yang sudah pernah mendengar atau menonton film War Room. Film ini sudah
lama ditayangkan pada tahun 2015, yang merupakan film garapan Kendrick
Brothers’ setelah film ‘The Facing Giant’.
’Fireproof’ dan ‘Courageous’. Film ini menceritakan tentang nuansa Religi
Kristiani. Tetapi, film ini tidak hanya layak ditonton oleh orang Kristen saja,
melainkan semua orang yang punya nilai – nilai kemanusiaan (humanisme)
juga wajib menontonnya. Mengapa? Karena di balik film tersebut ada beberapa
pelajaran dan pesan yang bisa kamu dapatkan lho.
|
Film War Room yang menggugah cerita tentang Kuasa Doa |
Buat kamu yang
belum nonton ini, ayo kudu nonton! Film ini menggugah tentang kesadaran orang –
orang bahwa kuasa doa bisa mengubah hidup seseorang, seperti karakter, sikap
dan perilaku. Tahukah kamu, doa adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan
manusia. Melalui doa, kita bisa mengubah dunia kita menjadi lebih baik, cara
pandang terhadap seseorang berubah, menghadapi masalah pun jadi lebih sabar,
tidak mudah tersulut emosi. Bahkan dengan kekuatan sebuah doa membuat sesuatu
yang mustahil menjadi MUNGKIN. Itulah doa. Doa merupakan komunikasi penting
manusia dengan Tuhan. Bagaimana jika tidak disertai dengan doa? Bakal merasa
hampa tanpa Tuhan, bukan?
Setiap orang
diberi tugas untuk berdoa atau menaikkan doa dengan tujuan adalah berperang
melawan musuh agar memperoleh kemenangan. Strategi doa yang kita lakukan bukan
untuk melawan “darah” atau “daging” melainkan “penghulu – penghulu di udara”
dan berbagai persoalan atau pergumulan yang dihadapi. Seperti masalah keuangan,
keluarga yang memiliki perbedaan prinsip atau tujuan hidup, rumah tangga, masa
depan, sakit – penyakit atau pasangan hidup. Meskipun setiap orang memiliki
kasus yang berbeda tidak seperti pada film War Room yang telah kita tonton.
Film War Room
bercerita tentang kehidupan keluarga Tony dan Liz sebagai suami istri dan
beranak satu perempuan, Danielle. Mereka awalnya sukses dalam berkarier. Namun,
bukan cuma pekerjaan yang mapan, apalagi memiliki rumah yang bagus saja.
Sesungguhnya, kehidupan mereka berada di ambang kehancuran dalam hal pernikahan
dan perjuangan dalam melewati setiap kesulitan.
Hal tersebut
terjadi disebabkan oleh ketidakpercayaan telah mempengaruhi mereka berdua
hingga menimbulkan ketidaksetiaan meracuni hati Tony dalam kegelapan. Sementara
itu, perasaan marah, kepahitan, dan kebencian telah merasuki hati dan pikiran
Liz.
Keputusasaan
yang dialami Liz akibat masalah tersebut, namun dirinya tidak berpangku tangan
saja. Dia memutuskan berjumpa dengan seorang Janda tua, Oma Clara, yang
memiliki pikiran yang aneh. Pertemuan mereka berdua yang tidak disangka
akhirnya berhasil mengantarkan iman yang menakjubkan dan membuahkan kesuksesan
dalam kehidupan keluarga Tony dan Liz. Melalui cara yang aneh dilakukan oleh
Oma Clara, yang dia sebut adalah “Strategi Doa Melawan Iblis”.
“Musuhmu
adalah bukan suamimu, tetapi iblis. Serahkan saja semuanya kepada Tuhan.”
–
Oma Clara –
Pada akhirnya
Liz memutuskan strategi baru sesuai surveinya di rumah Oma Clara yang memiliki
ruang pertempuran (War Room) dengan mengosongkan lemari pakaian dan mengubahnya
menjadi ruang doa, tempat berkomunikasi dengan Tuhan, tempat untuk berperang
melawan iblis, dan satu hal yang tidak pernah dilupakan adalah mencatat setiap
pokok doanya.
|
Membuat Sebuah Pokok Doa |
Meskipun cara
yang diajarkan oleh Oma Clara tidak mudah bagi Liz, namun dia tidak menyerah pada
strateginya. Meskipun juga imannya kadang naik kadang turun, dia tetap berusaha
pada strateginya yaitu berdoa, bertempur melawan iblis demi pernikahan dan
kehidupan keluarga serta karier bersama
"Tetapi, jika engkau berdoa, masuklah ke dalam
kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu" – Matius 6:6.
Percayalah
bahwa cara seperti ini mungkin bisa dianggap benar. Kamu bisa mencobanya di
rumah dengan mencari ruang kosong sebagai ruang doa. Namun, poin terpenting
adalah tetap mempercayai bahwa Tuhan itu ada untuk kita. Dia tidak akan
meninggalkan kita sendiri, saat kita sedang dalam masalah entah pergumulan
hidup yang dihadapi dan harus diperjuangkan. Maka, dengan bersama Tuhan kita
akan memperoleh kemenangan setelah berjuang melawan iblis. Seperti di dalam kisah
film War Room, Liz akhirnya menyadari bahwa Dia itu ada bagi kita, Dia membela
Oma Clara bersukaria di balik kesusahannya karena Tuhan kembali memberi
kemenangan bagi setiap orang yang mencari wajahNya.
“Jika kau
menginginkan kemenangan, kau harus menyerah lebih dulu. Ketika kita menyerah,
Tuhan adalah pembela yang baik. Ia akan membela anak-anakNya yang berjalan
sesuai dengan firmanNya. Jangan menjadikan suami kita sebagai musuh karena
musuh yang sesungguhnya adalah iblis. Iblis ingin menghancurkan pernikahan kita
dan iblis senang jika suami istri bertengkar. Maka, berperanglah melawan iblis
dalam doa demi keselamatan pernikahanmu. Jangan biarkan iblis mencuri
kebahagiaan kita.” – Oma Clara –
Nah, di balik
film War Room ada beberapa pesan yang dapat kita petik. Terutama kamu dapat
belajar tentang: Bagaimana sih cara agar sabar dalam menghadapi persoalan, tetap
berbuat baik sama orang lain walau orang itu sudah jahat sama kita? Bagaimana
mengasihi pasangan dan mau memaafkan dengan tulus terhadap pasangan yang sudah
menyakiti hati kita? Bagaimana pula agar hubungan pernikahan tetap harmonis
hingga akhir hayatnya? Bagaimana agar bisa sukses dalam berkarier dan
berbisnis? Dan banyak lagi yang dapat kita lakukan dengan berdoa dan
berserah kepada Tuhan.
Thank God for Your chance to me for a few days ago.
Here is my story.
Pada beberapa
hari yang lalu saya berkesempatan menonton film War Room. Saya tidak pernah lupa
akan jalan cerita dari film itu yang sudah pernah ditonton sejak dari kapan.
Sekarang sudah kedua kalinya bagiku. Film ini benar – benar bagus, sangat
menghibur dan menginspirasi hati kamu, terutama teman – teman yang punya
pergumulan hidup dan mencari cara untuk bertempur melawan iblis. Setelah
menonton film tersebut dalam waktu 2 jam, ternyata film ini mengingatkan saya
akan banyak hal, termasuk tentang seseorang dan masa lalu. Tetapi bukan cuma
satu orang saja, melainkan ada banyak orang yang ingin kudoakan.
Sejak sebelum
menonton film tersebut untuk kedua kalinya, beberapa waktu lalu saya pernah
sekali menulis secarik kertas tentang pokok doa yang ingin kudoakan terus
menempelkannya di sebuah papan pokok doa bahkan juga pernah memasukkannya ke
kotak pokok doa di gereja (di Remaja dan di Pemuda dulu). Di rumah juga biasanya pernah kulakukan, seperti biasa menulis secarik kertas pokok doa lalu menempelkannya
di mana saya sudah lupa. Bahkan juga menyimpannya di balik buku catatan hingga
hilang. Namun, saya tidak pernah lupa tentang pokok doa yang telah kutulis
hingga sekarang. Ada banyak pokok doa yang telah saya tulis hingga tidak sempat
saya tulis (malah pernah menulis status berupa doa di media sosial walaupun jarang), mulai dari tentang keluarga, pekerjaan yang belum didapati, masa
depanku, pasangan hidup hingga keuangan. Saya tidak ingin berharap pokok doaku
akan dibaca sama teman gereja atau majelis jemaat gerejaku. Meskipun mereka
tahu saya sedang dalam pergumulan hidup hingga pernah didatangi oleh mereka ke
rumahku untuk melawat dan mendoakan.
Setelah
menonton film tersebut, saya pun teringat kembali tentang masalah yang tidak
bisa saya lupakan setelah pokok doa tersebut beberapa waktu lalu. Saat menonton
filmnya saya berusaha memendam perasaanku yang kecewa tentang seseorang teman,
yang tidak bisa saya sebut namanya yang sengaja menyakitiku karena suatu hal.
Saya tahu ini semua karena salah saya. Saya berdoa dan memilih melepaskan
pengampunanku kepada Tuhan dan juga kepada temanku. Saya pasti sedih dan takut
jika something will happen to him padahal dia hanyalah temanku
dan belum apa – apa juga. Saya tetap berdoa setelah kejadian tersebut hingga
sekarang. Walaupun masih belum membuahkan hasil juga termasuk hubungan saya dan
dia masih belum baikan. Sejak itu, sama seperti pada film War Room yang saya
tonton, saya memutuskan mencari teman curhat dan timbullah yang ada di pikiranku
adalah teman gerejaku yang orangnya baik dan paham tentang masalahku dengan
teman selain tentang pekerjaan dan lainnya. Pertemuan saya dengan dia mulai
dari chat WA, Video Call hingga bertemu secara langsung di rumahnya benar -
benar merupakan momen yang tidak terlupakan bagiku. Dia selalu hadir menghibur
dan mendoakan saat aku sedang sedih dan kecewa.
Tetiba di balik
bisikan doaku dari Tuhan : “Sabarlah, Nak. Semua bukan salahmu. Sebetulnya
bukan salahmu ataupun dia. Tetapi, iblislah yang melakukannya hingga
mempengaruhi pikiran dan menyebabkan masalah. Itulah yang terjadi padamu.
Serahkan saja kepada-Ku. Tuhan sudah melepaskan pengampunan untuk kamu. Tunggu
waktunya ya, Nak.” Saya masih bisa menjawab bisikanNya, “Tuhan, saya
serahkan semuanya kepadaMu. Semoga kiranya Engkau bisa mengampuniku dan dia,
melembutkan hatinya dan bisa berbaikan denganku sebagai teman seperti teman –
teman lainnya. Dengan tidak menyakitiku dan teman – teman lainnya karena
keterbatasan fisik sepertiku. Saya tidak akan membiarkan dia terkungkung dengan
cara seperti ini merugikan orang lain karena aku. Amin.” Setiap hari
saya berdoa, tidak pernah berhenti menyebut nama orang – orang yang tidak bisa
saya lupakan, termasuk keluargaku juga. Sejak setelah itu,
saya berusaha untuk menenangkan hati dan pikiran seolah semua akan baik - baik
saja. Tetap berpikir positif sih sudah seharusnya, meskipun dia masih berubah
sikapnya terhadapku dari biasanya. Padahal masih sempat berpapasan dengannya.
Dan pada akhirnya saya memilih diam hingga waktunya bagi dia untuk berbaikan
kembali denganku.
Berdoa setiap
hari, berjam – jam saya biasa lakukan di rumah, bahkan di kantor pun saya bermeditasi
dan berdoa sebelum mulai bekerja. Saya memohon kehadiran Tuhan di dalam doaku dan
juga untuk pergumulan hidupku agar imanku tetap kuat dalam bertempur melawan
iblis. Teringat akan film tersebut, saya kembali memulai mencoba menulis
secarik kertas tentang permohonan doa dan menempelkan di dinding walaupun saya
tidak punya ruang kosong.
Mungkin orang –
orang kadang tidak percaya akan kuasa doa yang disampaikan Tuhan melalui orang
yang berdoa. Jangan ragu untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan. Seperti
ayat Matius 6 : 6 merupakan pesan penting untuk kita semua yang mau
berdoa. Carilah tempat yang sepi, seperti di kamar sendiri lalu tutup pintunya
dan mulai berdoa.
So, this is the
end of my story. Semoga kamu mungkin teman Dengar atau teman Tuli
siapapun yang sedang berada di ambang kehancuran, kepahitan, keputusasaan
hingga mulai bergumul kepada Tuhan. Kamu dapat memulai waktumu dengan berdoa
dan berkomunikasi dengan Tuhan. Atau dapat memulai waktu untuk mencari ruang
kosong sebagai tempat pertempuran doa.
“Prayer is what opens up the floodgates for God to come down and He
involved in our everyday cicrcumstances.”
(Doa adalah yang membuka pintu air bagi Allah untuk turun dan Dia
terlibat dalam situasi sehari-hari kita.)